Bola.com, Jakarta - Turnamen pramusim Piala Presiden 2017 akan mulai berlangsung pada 4 Februari - 12 Maret. Persaingan sengit antartim akan mewarnai perburuan gelar turnamen yang menahbiskan Persib Bandung sebagai juara edisi perdana.
Selain menawarkan persaingan sengit, Piala Presiden 2017 yang akan berlangsung di Malang, Pamekasan, Gianyar, Sleman, dan Bandung, bakal diwarnai kehadiran para muka baru di setiap tim. Mereka bakal tersebar dalam daftar pemain 20 tim kontestan.
Advertisement
Baca Juga
Menariknya, beberapa pemain yang berganti kostum sebelumnya merupakan pemain yang terbilang setia di klub lama. Mereka memilih menanggalkan loyalitas untuk berkompetisi bersama klub baru.
Para pemain tersebut memilih pergi dari klub lama alasan dengan alasan berbeda-beda. Mulai dari ingin mendapatkan menit bermain yang lebih banyak bersama klub baru hingga alasan keluarga.
Lantas, siapa saja pemain loyal yang akhirnya memilih pindah klub di Piala Presiden 2017? Berikut para pemain tersebut dirangkum Bola.com:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bio Paulin
Pemain berusia 32 tahun memutuskan berganti kostum dari Persipura Jayapura ke Sriwijaya menyambut Piala Presiden 2017 dan Liga 1. Keputusan Bio Paulin menerima tawaran tim Laskar Wong Kito mengakhiri pengabdiannya selama 10 musim di tim asal Papua tersebut.
Bio Paulin meraih banyak gelar selama bermain di Persipura. Ia sukses memberikan tiga gelar Indonesia Super League musim 2008-2009, 2010-2011, dan 2013. Selain itu, ia juga membawa Tim Mutiara Hitam menjadi juara Community Shield 2009 dan Inter Island Cup 2011.
Pemain yang mengoleksi satu caps bersama Timnas Indonesia itu bermain dalam 180 pertandingan dan berhasil mencetak 17 gol di Persipura. Penampilan konsistennya bersama Persipura turut menempatkan Bio Paulin sebagai salah satu bek papan atas di Tanah Air.
Sebelum meneken prakontrak dengan Sriwijaya FC, nama Bio Paulin sempat dikait-kaitkan dengan beberapa klub besar lainnya seperti PSM Makasar dan Arema FC. PSM batal merekrut pemain yang dikabarkan nilai kontraknya mencapai Rp 1,5 miliar setahun ini. Sedangkan Arema kalah cepat dalam perburuan Bio Paulin dengan Sriwijaya FC.
Bio Paulin kemungkinan akan berduet dengan pemain muda asal Papua, Rudolof Yanto Basna di jantung pertahanan Sriwijaya FC. Keduanya didatangkan manajemen Sriwijaya FC seiring kepergian Fachrudin Aryanto, Achmad Jufriyanto, dan juga I Ngurah Wahyu Trisnajaya.
Advertisement
Ferdiansyah
Karier kiper berusia 33 tahun ini juga terbilang awet bersama Persipura Jayapura. Pemain asal Malang, Jawa Timur itu sudah memperkuat Persipura Jayapura sejak 2007.
Hanya saja, karier Ferdiansyah di Persipura lebih banyak dihabiskan sebagai kiper pelapis. Ia harus rela menjadi ban serep saat gawang Persipura masih dikawal Jendri Pitoy maupun kini bersama penjaga gawang asal Korea Selatan, Yoo Jae-hoon.
Sama seperti Bio Paulin, mantan kiper Persiter Ternate dan Persma Manado itu juga berada dalam skuat Persipura saat meraih gelar Indonesia Super League 2008-2009, 2010-11, 2013, juara Community Shield 2009, dan Inter Island Cup pada 2011.
Di Persela, Ferdiansyah akan menggantikan peran kiper pelapis, Dwi Kuswanto yang memilih bergabung dengan Arema FC. Ia akan bersaing dengan Andi Setiawan dan pemain paling loyal di Persela, Choirul Huda.
Ferdiansyah memilih bergabung dengan Persela karena alasan keluarga. Setelah bermain selama 10 musim di Papua, ia ingin kini ingin lebih dekat dengan keluarga tercinta dan tanah kelahirannya.
I Made Wardana
Kiper dengan nama lengkap I Made Kadek Wardana itu mengakhiri pengabdiannya selama lima tahun (2012-2017) di Arema FC pada akhir musim lalu. Pemain kelahiran Ubud, Bali itu memutuskan pergi dari Arema untuk kembali memperkuat klub kampung halamannya, Bali United FC.
Keputusan menerima tawaran bergabung dengan Bali United juga mengakhiri petualangan kiper berusia 35 tahun ini di luar Bali. Karier Kadek Wardana memang lebih banyak dihabiskan di Pulau Jawa setelah memutuskan hengkang dari Persegi Gianyar.
Ia memperkuat Persikab Kabupaten Bandung (2006-2007), Pelita Jaya Karawang (2007-2012), dan terakhir bersama Arema. Kadek Wardana pun sudah lebih dari 10 tahun berkarier di luar Bali.
Selama membela Arema, Kadek Wardana lebih banyak menghabiskan kariernya sebagai kiper nomor dua. Meski begitu, namanya tetap harum di mata pendukung fanatik Arema, Aremania.
Bahkan, saat masa vakum kompetisi akibat sanksi FIFA, Kadek Wardana mampu tampil apik dan menggusur Kurnia Meiga ke bangku cadangan. Namun, posisi Kadek Wardana sebagai kiper inti Tim Singo Edan tak berlangsung lama dan kembali ditempati Kurnia Meiga setelah kembali ke performa terbaiknya di TSC 2016.
Advertisement
Rudiyana
Striker berusia 24 tahun ini merupakan pemain yang dibesarkan oleh Persib Bandung. Ia membela Persib U-21 tahun 2013 hingga akhirnya naik pangkat ke tim senior Persib setahun berselang.
Rudiyana mendapatkan promosi ke tim senior setelah memperlihatkan penampilan yang cukup baik selama masa magang di Tim Maung Bandung. Pelatih Persib saat itu, Djadjang Nurdjaman pun terkesan dan memutuskan untuk membawanya bergabung dengan Atep dan kawan-kawan.
Sayangnya, Rudiyana tidak mampu bersaing dengan pemain-pemain top di lini depan Persib macam Djibril Coulibaly hingga Sergio van Dijk. Rudiyana pun harus rela hanya menjadi ban serep di Indonesia Super League 2014 maupun Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo.
Sepanjang musim lalu, Rudiyana hanya satu kali tampil di laga resmi bersama Persib. Kesempatan bermain yang ia dapatkan sama dengan striker muda Persib lainnya, Yandi Sofyan Munawar.
Minimnya kesempatan bermain membuat Rudiyana memutuskan hengkang untuk mencari peruntungan di klub lain. Ia pun sempat mengikuti seleksi di PSS Sleman yang berujung dengan kontrak selama satu musim untuk tampil di Piala Presiden 2017 dan Liga 2.
Nur Iskandar
Pemain berdarah Tulehu, Maluku itu mengakhiri petualangannya di Semen Padang yang sudah berlangsung selama lima tahun. Pemain bernama lengkap Muhammad Nur Iskandar ini merupakan pemain penting Tim Kabau Sirah sejak bergabung dari Persibo Bojonegoro musim 2011-2012.
Nur Iskandar selalu menjadi pemain pilihan utama saat Semen Padang dilatih Jafri Sastra, Suhatman Imam hingga kembali dipegang mantan pelatih Timnas Indonesia, Nilmaizar. Bahkan, musim lalu ia merupakan pemain dengan assist terbanyak di Semen Padang dengan mengoleksi 10 assist.
Begitu TSC 2016 berakhir, Nur Iskandar memutuskan untuk tidak melanjutkan kiprahnya bersama tim yang bermarkas di Stadion Haji Agus Salim tersebut. Pemain yang sempat memperkuat Persija Jakarta di Piala Presiden 2015 itu mengaku ingin lebih dekat dengan keluarganya.
Sebelum direkrut Sriwijaya FC, Nur Iskandar sempat masuk daftar incaran klub asal Kalimantan Timur, Mitra Kutai Kartanegara. Namun, ia memutuskan menerima tawaran Sriwijaya FC karena alasan rute penerbangan yang lebih mudah dari Palembang ke tempat tinggal istrinya, Yogyakarta.
Keputusan Nur Iskandar menerima tawaran Sriwijaya FC belakangan menimbulkan polemik karena Semen Padang merasa sang pemain masih terikat kontrak hingga 14 Februari. Klaim dari Semen Padang ini membuat Nur Iskandar diragukan bisa bermain bersama Sriwijaya FC di Piala Presiden 2017.
Advertisement