Bola.com, Jakarta - Persiram Raja Ampat tidak mau cerita musim lalu kembali terulang di pentas QNB League 2015. Di ISL 2014, Persiram memang harus menerima kenyataan pahit berkutat di papan bawah wilayah Timur.
Bahkan, Persiram hampir saja terdegradasi ke Divisi Utama musim lalu. Namun, berkat keunggulan head to head atas Persepam Madura United, tim asal Papua ini tidak sampai turun kasta. Persiram finis di peringkat kesembilan atau satu setrip di atas zona degradasi yang memaksa Persepam dan Persiba Bantul terdegradasi.
Berkaca dari pengalaman buruk itu, manajer tim berjuluk Dewa Laut, Henry Wairara melakukan perombakan yang lumayan signifikan menatap musim keempat Persiram di ISL. Pelatih asal Brasil Gomes de Oliviera yang dicap gagal tidak diperpanjang kontraknya.
Sebagai gantinya, Henry mendatangkan pelatih yang sukses membawa Persela Lamongan melaju hingga babak delapan besar ISL 2014, Eduard Tjong. Tangan dingin Edu-sapaan akrab Eduard-diharapkan bisa mengerek prestasi Imanuel Padwa dan kawan-kawan musim ini.
Perombakan juga terjadi di sektor pemain asing. Manajemen Persiram hanya mempertahankan seorang Mbida Messi. Sesuai rekomendasi Edu, Persiram mendatangkan striker James Koko Lomell dan bek serbabisa Thierry Gathuessi untuk melengkapi kuota tiga pemain asing.
Trio pemain asing ini akan bekerjasama dengan para pemain lokal sarat pengalaman. Mulai dari Deny Marcel yang berada di bawah mistar, gelandang Imanuel Padwa hingga striker yang sempat mengikuti seleksi timnas Steven Imbiri.
Dengan skuat yang ada, Edu optimistis bisa menoreh prestasi musim ini. “Target dari manajemen masuk 10 besar. Tapi saya pribadi ingin Persiram masuk enam besar, setidaknya di putaran pertama,” ucap pelatih muda berusia 43 tahun ini. “Mudah-mudahan Persiram bisa menyodok ke papan atas.”
BIODATA KLUB
Nama Lengkap: Persatuan Sepak Bola Indonesia Raja Ampat
Julukan: Laskar Bahari, Dewa Laut
Didirikan: 11 April 2004
Stadion: Maguwoharjo, Sleman
Kapasitas: 30,000
Pelatih: Eduard Tjong
Kompetis: ISL
Peringkat 2014: 9 wilayah Timur (ISL 2014)
Profil Pelatih
Eduard Tjong
Eduard Tjong bikin pencinta sepak bola nasional tercengang musim lalu. Anak dari mantan kiper timnas Harry Tjong ini berhasil membawa Persela Lamongan menembus babak delapan besar Indonesia Super League (ISL ) 2014 lalu.
Padahal, di awal musim sama sekali tidak ada yang menjagokan tim berjuluk Laskar Joko Tingkir bisa melangkah sedemikian jauh. Maklum, materi pemain Persela masih kalah mentereng jika dibandingkan dengan Putra Samarinda (sekarang Bali United Pusam) ataupun Persepam Madura United, tim yang justru terdegradasi ke Divisi Utama.
Nyatanya, Edu--sapaan akrab Eduard--mampu memutarbalikan semua prediksi itu. Dengan tangan dinginnya, mantan pelatih Persis Solo itu mengantarkan Persela finis di peringkat empat wilayah Timur.
Di klasemen akhir babak reguler, tim yang sulit dikalahkan saat bermain di Surajaya ini berada di bawah Persebaya Surabaya, Persipura Jayapura, dan Mitra Kutai Kartanegara.
Meski akhirnya langkah Persela terhenti di babak delapan besar, nama Edu tetap harum karena mampu membawa Persela yang dibekali materi pemain pas-pasan melangkah jauh di ISL 2014.
Edu sendiri mengawali karier kepelatihannya saat menjadi asisten pelatih Persikabo Kabupaten Bogor yang kala itu ditukangi Sutan Harharah. Mantan pemain timnas ini kemudian mengarsiteki beberapa klub berbeda. Sebut saja Persis Solo, Persiba Bantul, maupun Persija IPL.
Profil Pemain Bintang
Thierry Gathuessi
Bersama Arema Cronus musim lalu Thierry Gathuessi tampil dalam 26 pertandingan dan mencatat menit main selama 2,309 menit. Bek asal Kamerun ini mencetak lima gol musim lalu sekaligus menempatkannya sebagai bek terproduktif kedua.
Ia hanya kalah dari bek impor Persib Bandung Vladimir Vujovic yang mengemas 6 gol. Selain produktif, Gathuessi juga termasuk sosok yang tangguh. Hal itu dibuktikan dengan rata-rata memenangi duel udara dengan pemain lawan. Ia tercatat 4.36 kali menang duel udara per pertandingan dengan persentase sekitar 83% dari seluruh duel udara yang ia lakukan.
Namun, angka rata-rata jumlah tekel sukses yang dicatat Gathuessi sepanjang 2014 tidak terlalu mengesankan yakni hanya 0.6 tekel sukses per pertandingan. Artinya, hanya 1 tekel sukses yang dilakukan Gathuessi dalam 2 pertandingan.
Kendati demikian, kontribusi tersebut cukup untuk menjadikan Arema sebagai tim dengan rekor kebobolan terkecil di ISL 2014. Hanya ada 20 gol yang bersarang ke gawang Arema dari 27 pertandingan musim lalu.
Kehadiran Gathuessi di lini belakang tentunya menjadi kekuatan tambahan bagi sektor pertahanan Persiram yang kinerjanya lumayan bagus musim lalu. Maka itu, patut ditunggu pembuktian kualitas dari pemain kelahiran Bafoussam, 32 tahun silam bersama tim berjuluk “Dewa Laut”.
BIODATA PEMAIN
Nama Lengkap: Thierry Gathuessi
Asal: Kamerun
Tempat Tanggal Lahir: Bafoussam, Kamerun, 17 April 1982 (umur 32 tahun)
Tinggi: 185 cm
Posisi: Bek
Karier
Tahun Tim Penampilan Gol
2001–2005 Montpellier 83 (12)
2005–2006 AS Cannes 27 (3)
2006–2007 Sete 30 (4)
2007–2009 Hibernian 38 (3)
2009 Inverness CT (1) 0
2009-2010 Raith Rovers 13 (0)
2010-2012 Sriwijaya 52 (7)
2013-2014 Arema 55 (6)
2015-Persiram
Tim Nasional
Tahun Tim Tampil Gol
2004-Kamerun 1 (0)
(Juprianto Alexander/ Pramuaji)
Statistik Klub
Persiram mengakhiri ISL 2014 wilayah Timur dengan koleksi 23 poin. Jumlah poin itu sama dengan yang diraih Persepam Madura United. Namun, keunggulan dalam head to head dengan Persepam membuat Mbida Messi dan kawan-kawan bertahan di ISL. Sedangkan Persepam harus rela terdegradasi ke Divisi Utama.
Sepanjang musim lalu, hanya 17 gol yang berhasil dicetak pemain Persiram. Jumlah gol ini menjadi yang terburuk kedua setelah Persijap Jepara (11 gol). Minimnya produktivitas gol ini kontras dengan apiknya performa lini belakang.
Kinerja pertahanan Persiram musim lalu memang pantas diacungi jempol. Tercatat, gawang Persiram yang dikawal Deny Marcell hanya 21 gol dan mencatat 8 kali clean sheet. Catatan kebobolan Persiram hanya kalah dari Persebaya Surabaya, Persipura Jayapura, dan Mitra Kutai Kartanegara di wilayah Timur.
Musim lalu, catatan disiplin Persiram terbilang buruk. Tim asal Papua menerima 52 kartu kuning, dua kali kartu kuning kedua, dan dua kartu merah. Gelandang bertahan Elvis Herawan jadi pemain dengan catatan disiplin terburuk. Ia mengoleksi tujuh kartu kuning dan satu kartu kuning kedua.
Bicara pencetak gol, hampir setengah dari total gol Persiram di ISL 2014 dicetak oleh Mbida Messi. Mantan pemain Persib Bandung mencetak delapan gol, tiga diantaranya berasal dari penalti. Sedangkan gelar pemain yang paling sering tampil disandang Imanuel Padwa. Ia bermain di seluruh pertandingan Persiram (20 pertandingan) dengan mencatat menit bermain selama 1.744 menit.
Musim lalu, kemenangan terbesar Persiram diraih saat membekuk Persiba Bantul dengan skor 3-0 pada 21 Agustus 2014. Sedangkan rekor kekalahan terburuk Persiram yakni saat takluk 0-3 dari dua tim asal Kalimantan Timur Putra Samarinda dan Persiba Balikpapan.
(Juprianto Alexander/ Pramuaji)
SKUAT 2015
Kiper
Deny Marcel
Wempy Obure
Geri Mandagi
Bek
Sa Anun Al Qadry
Arifin Ginuni
Thierry Gathuessi
Marco Kabiay
David Uron
Errol Simunapendi
Supriyadi
Tengah
Mbida Messi
Imanuel Padwa
Elvis Herawan
Jimmy Suparno
Moses Banggo
Engelbert Sani
Elthon Maran
Isak Konon
Ronal Setmop
Edison Ames
Depan
James Koko Lomell
Steven Imbiri
Mario Aibekop
Frans Sauyai