Bola.com, Sidoarjo - Seperti prediksi semula, pertandingan persahabatan melawan Kamerun, Rabu petang (25/3/2015) dipastikan bakal membuat Indonesia berjibaku. Bermain sebagai tuan rumah di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Indonesia dipaksa takluk 0-1 oleh Kamerun.
Sejatinya, Indonesia bisa menelan kekalahan besar melihat Kamerun "banjir" peluang. Menghadapi salah satu tim terbaik di benua Afrika, Indonesia dalam tekanan. Kamerun sendiri memang menurunkan tiga pemain di Eropa di antaranya, FC Porto, Vincent Aboubakar, kiper reserve Barcelona, Fabrice Ondoa dan Enyong Enoh yang bermain untuk klub Standard Liege.
Asisten pelatih Timnas Indonesia, Widodo Cahyono Putro pun tidak menyangkal, bila di atas kertas, Kamerun lebih unggul dari Indonesia. "Ini sebenarnya mission impossible," kata mantan pelatih Persegres Gresik United itu.
Tapi satu yang menjadi perhatian, Skuat Merah Putih mampu menahan gempuran para pemain Kamerun. Bermodal kedisplinan tinggi menjaga area pertahanan, Indonesia tidak memberikan Kamerun mengembangkan permainan. Penampilan gemilang kiper I Made Wirawan menjadi tembok kokoh bagi Kamerun untuk menciptakan gol tambahan.
Menarik mengulas pertandingan tersebut dari segi statistik yang dilansir oleh LabBola yang kembali dirangkum oleh Liputan6.com
Berikut ulasannya>>
1
Segitiga Made-Victor-Yohanis tampil solid menjaga pertahanan di awal laga
Sejak wasit meniup peluit kickoff, Kamerun langsung mengambil alih dominasi permainan. Anak asuh Volker Finke itu menunjukkan, memang berada di level lebih tinggi dibanding Boaz Solossa dan kawan-kawan. Kelas Kamerun dan Indonesia berbeda.
Bermain sabar menjadi kunci pemain Indonesia mampu membuat barisan belakang Kamerun dilanda frustrasi di 30 menit awal pertandingan. Yohanis Tjoe berhasil membayar kepercayaan pelatih Benny Dollo dengan bermain taktis mengawal jantung pertahanan Indonesia. Sepanjang babak pertama, Tjoe tercatat melakukan 4 tekel sukses, 2 kali memotong bola, 3 kali menyapu bola, serta juga memenangi 2 duel udara.
Sementara itu, skema penyerangan yang coba diterapkan oleh Indonesia belum berjalan dengan baik. Boaz Solossa dan kawan-kawan kerap kehilangan bola begitu memasuki sepertiga wilayah pertahanan Kamerun. Tidak ada satu pun tembakan yang dilakukan pemain Indonesia sampai turun minum.
2
Kamerun tetap Agresif di babak kedua
Pada babak kedua, Kamerun masih tetap mendominasi penguasaan bola. Meskipun demikian, Indonesia sesekali mampu merepotkan barisan pertahanan kamerun, terutama melalui Bayu Gatra yang menggantikan Tantan pada pertengahan babak kedua. Bermain 23 menit, Bayu berhasil melakukan dribel sukses sebanyak dua kali, terbanyak di antara pemain Indonesia yang lain.
Meskipun gagal menambah pundi-pundi golnya, Kamerun masih tetap mendominasi jalannya pertandingan babak kedua. Peserta Piala Dunia 2014 silam ini berhasil melepaskan 7 tembakan dengan 3 mengarah ke gawang Made, sedangkan 4 sisanya tidak tepat sasaran. Kiper Persib tersebut menyempurnakan penampilan gemilang dengan menambah 3 penyelamatan sepanjang babak kedua.
Selain Made, Victor Igbonefo pun bermain baik di babak kedua. Berduet dengan Fachrudin yang masuk menggantikan Tjoe, pemain naturalisasi tersebut mencatatkan 5 intercept, 4 sapuan, dan memenangi 3 duel udara sepanjang babak kedua.
3
Poros tengah kunci Kamerun
Bermain tanpa gelandang kreatif, lini tengah Indonesia tampak didominasi Kamerun di sepanjang laga. Benny memainkan 4 gelandang tengah di pertandingan ini: Hariono dan Sukadana sebagai starter, lalu memasukkan Raphael Maitimo dan Ahmad Jufriyanto di babak kedua.
Namun, kontribusi keempat pemain tersebut dalam permainan passing Indonesia kalah jauh dari duet gelandang Kamerun yang digalang Eyong Enoh dan Raoul Loe. Empat gelandang tengah Indonesia hanya memproduksi 60 operan sukses dengan akurasi 79%. Di sisi lain, Enoh dan Loe sukses melakukan operan sebanyak 153 kali dengan akurasi 92%.
Namun, dalam urusan merebut bola dari lawan, lini tengah kedua tim berimbang dengan sama-sama mencatat 3 tekel sukses.
Berbekal postur yang lebih besar dan atletis, duet midfielder Kamerun juga lebih banyak memenangkan duel udara, terutama di babak pertama ketika mereka berduel dengan Hariono dan Sukadana yang berpostur mungil. 6 sundulan berhasil dilakukan kedua pemain Kamerun tersebut, sementara gelandang Indonesia hanya 2 kali menang duel udara.
Total, Kamerun berhasil mendominasi pertandingan dengan penguasaan bola 67% berbanding 33%. Para pemain Kamerun juga lebih akurat dalam melepaskan umpan dengan 89% umpan akurat berbanding 76% yang dicatatkan pemain timnas Garuda.
Keberadaan gelandang kreatif merupakan hal vital bagi lini tengah Indonesia. Dengan tidak adanya Firman Utina, coach Bendol mungkin perlu memberi kesempatan kepada Kim Jeffrey Kurniawan di laga selanjutnya.
4
4. Vincent Aboubakar Terbaik
Gelar pemain terbaik pada pertandingan persahabatan ini dijatuhkan pada Vincent Aboubakar. Turun sebagai kapten tim, pemain yang membela klub Portugal, FC Porto, ini berhasil mencetak satu-satunya gol pada pertandingan tadi.
Aboubakar bahkan nyaris mencetak gol keduanya bila saja bola tidak menerpa mistar gawang Indonesia. Pemain berusia 23 tahun ini menjadi ancaman konsisten dalam pertandingan ini dengan melepaskan total lima percobaan tendangan, terbanyak di antara seluruh pemain dalam pertandingan tersebut. Striker 23 tahun itu melengkapi performa baiknya dengan memenangi 4 duel udara dan melakukan 1 dribel sukses.
5
5. Grafis
Meskipun takluk di tangan Kamerun, Boaz dan kawan-kawan mampu tampil cukup baik secara keseluruhan. Ini menjadi modal yang bagus jelang laga persahabatan berikutnya melawan Myanmar pada hari Senin (30/3/2015) mendatang.
(Naufal Hani/Labbola)
Baca Juga
Timnas Indonesia Menatap Piala AFF 2024: Trofi Perdana Direbut atau Status Spesialis Runner-up Berlanjut?
Bung Towel Sebut Evaluasi terhadap STY Bisa Jadi Kunci Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026: PSSI Jangan Lembek Dong
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia