[WAWANCARA]: Oswaldo Lessa: Persipura Sudah Seperti Keluarga

oleh Deny Adi Prabowo diperbarui 07 Mei 2015, 17:04 WIB
BIJAK, Oswaldo Lessa tak hanya jadi pelatih tapi juga berlaku seperti ayah di tim.

Bola.com, Jakarta - Pelatih, Oswaldo Lessa mengungkapkan alasan mengapa dia bertahan bersama Mutiara Hitam. Padahal nasib kompetisi sepak bola nasional sedang tak menentu. Pelatih asal Brasil itu bergeming meski ada koleganya memilih meninggalkan klub dan hijrah dari negeri ini. 

Suksesor Jacksen F. Tiago itu juga menyebut Persipura saat ini mencoba terus fokus untuk mencapai prestasi lebih baik di Piala AFC 2015. Oswaldo ingin membawa Persipura melebihi pencapaian pada tahun lalu.

Advertisement

Oswaldo, yang ditemui bola.com di Lapangan C, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, menjawab dengan ramah sejumlah pertanyaan yang diajukan bola.com, terkait Persipura, kompetisi nasional, maupun Piala AFC. Berikut petikan interviu dengan Oswaldo:

 

Persiapan seperti apa yang sudah dilakukan Persipura untuk menghadapi Bengaluru?

"Kami memang sudah jadi juara Grup E dan hanya butuh satu poin untuk mempertahankan posisi itu. Tetapi, saya menekankan kalau anak-anak harus bermain seperti di Jayapura. Bengaluru gemar memainkan bola-bola, terutama seperti yang diperagakan striker mereka, Robin Singh. Untuk mematikannya, para pemain harus melihat pergerakannya. Target kami memang hanya satu poin, tapi bila bisa menang, mengapa tidak?"

Apa pendapat Anda soal dihentikannya kompetisi. Apakah merugikan Anda sebagai pelatih?

"Saya tidak bisa berkomentar banyak, ditunggu saja perkembangannya. Hal ini masalah besar sekali karena akan ada banyak pihak yang menganggur. Di sisi lain, Persipura punya 31 pemain, jadi tidak masalah bila harus bermain di Piala AFC dan kompetisi domestik. Seandainya kompetisi besok kembali bergulir, kami siap. Namun, untuk saat ini manajemen menginginkan kami fokus ke Piala AFC dulu.

Buat saya personal, kompetisi yang berjalan dengan baik sangatlah penting. Semisal bagi Persipura. Untuk bisa menurunkan pemain muda di Piala AFC, pemain itu harus mendapat jam terbang yang cukup di kompetisi domestik. Bila pemain itu terlihat nyaman selama bermain di liga dalam negeri, baru ada peluang diturunkan di level turnamen internasional.

Tidak hanya pemain muda, para pemain yang baru kembali dari cedera juga memerlukan wadah untuk bermain. Di tim kami ada Ricardo Salampessy dan Lim Jun Sik. Sekali lagi, kompetisi domestik harus ada."

Bagaimana hubungan antarpemain saat ini?

Skuat Persipura sangat dekat satu sama lain. Bahkan bila ada satu pemain yang dikasari pemain lawan, semuanya bisa ikut marah. Bagi saya, hal itu jadi cerminan kekompakan mereka. Ketika kompetisi dihentikan seperti sekarang, kekompakan mereka juga tak berkurang walau tidak ada pertandingan reguler.

Steve Cooper mundur dari jabatannya sebagai pelatih Mitra Kukar karena kondisi liga nasional yang penuh ketidakpastian. Bagaimana dengan Anda?

Tidak terlintas di pikiran saya untuk mengambil langkah sama. Menurut saya, seorang pelatih tidak hanya bertugas melatih pemain saja, tapi dia harus mengontrol ruang ganti pemain, menjadi tempat pemain untuk mengadu, berlaku seperti ayah kedua untuk para pemain.

Jika saya meninggalkan klub, bagaimana dengan anak-anak saya? Persipura sudah seperti keluarga saya. Kekeluargaannya erat dan hal itu jadi salah satu alasan mengapa kami menjadi tim yang kuat.

Baca juga :

Bintang Muda Persib Optimistis Timnas U-23 Raih Emas di SEA Games

Sempat Cedera, Kondisi Bintang Persib Sudah 80 Persen

Jadwal Lengkap Sepak Bola SEA Games 2015