Persebaya Kecewa Turnamen Pra Musim Dibatalkan

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 21 Mei 2015, 06:00 WIB
KECEWA- Pemain Persebaya, Fandi Eko Utomo (kiri), kecewa karena tak tahu harus bermain di kompetisi apa. (Zaidan Nazarul/Bola.com)

Bola.com, Surabaya - harus kembali menelan pil pahit setelah mengetahui izin pertandingan dari kepolisian untuk menggelar turnamen pramusim kembali tak keluar. Kabar buruk itu diketahui setelah panpel Persebaya melakukan koordinasi dengan Polrestabes Surabaya dan Polda Jatim.

Keruan saja, para pemain Persebaya langsung tak bergairah mendengar kabar tersebut. Sebelumnya seluruh klub juga harus kecewa karena kompetisidihentikan di tengah jalan oleh PT LI.

“Kalau kompetisi dilarang, turnamen juga dilarang, lantas kita harus main bola apa,” ujar Fandi Eko Utomo, pilar Persebaya yang juga eks pemain Timnas U-23 itu.

Fandi mengaku tak habis pikir dengan fenomena yang terjadi di sepak bola Indonesia akhir-akhir ini. Ia menilai terlalu banyak orang yang berkepentingan terhadap sepak bola di Indonesia, sehingga pola pikir yang digunakan cenderung destruktif. “Saya tak perlu sebut siapa mereka. Tapi bisa dilihat dari begitu kompleksnya permasalahan di sepak bola kita,” ujar putra dari eks pemain Persebaya, Yusuf Ekodono, ini.

Tak hanya Fandi, pemain muda Persebaya Fatchur Rochman juga menyayangkan jika turnamen ini juga tidak bisa digelar. Baginya, larangan pertandingan semacam ini benar-benar merusak, bahkan mematikan motivasi pemain.

“Saya dan pemain lain hanya ingin main bola dan bekerja. Kalau sampai ada hambatan seperti ini, kami bisa-bisa frustrasi. Apalagi pemain muda yang baru menjalani debut bersama tim profesional seperti saya,” kata mantan pemain Timnas U-19 tersebut.

Pelatih Persebaya Ibnu Grahan mengakui kalau larangan ini kembali berlaku, program latihan akan terganggu. Ia yakin pelatih-pelatih klub lain juga merasakan kesulitan yang ia alami.

Dampak negatif dari larangan tersebut bakal merusak sepak bola itu sendiri. “Kemampuan pemain tidak terasah, mental juga turun. Pengeluaran klub terus membengkak, sementara pemasukan tidak ada. Hasilnya timnas sulit bersaing dengan negara-negara lain,” jelasnya.

Ibnu hanya bisa berharap, masalah ini segera terselesaikan. Jika sampai berlarut-larut, tak cuma Persebaya, sepak bola Indonesia secara keseluruhan yang akan merasakan dampaknya. “Terlalu banyak yang dikorbankan dari persoalan yang terjadi. Seharusnya pemikiran bijak dan murni sepak bola yang dikedepankan,” ucap Ibnu.

Advertisement

Baca Juga:

Tiga Pemain Absen, Stok Pemain Persebaya Surabaya Minim

Ini Alasan Persebaya Tak Bubarkan Timnya

Piala Liga, Persebaya Minta PT Liga Kantongi Izin