Bola.com, Jakarta - Sukses mempersembahkan empat gelar juara di musim 2013/2014, tak menjamin posisi Carlo Ancelotti di kursi pelatih Real Madrid aman. Don Carletto ditendang keluar dari Santiago Bernabeu setelah gagal membawa El Real meraih satu pun gelar juara di musim ini.
Ancelotti mulai membesut Madrid sejak 25 Juni 2013. Dia menggantikan peran Jose Mourinho, yang juga dipecat oleh manajemen Los Blancos pada akhir musim sebelumnya.
Memiliki skuat yang mumpuni ditambah kejeniusan dalam meramu strategi membuat musim perdana Ancelotti di Madrid berjalan indah. Kendati tak mampu mengantarkan El Real menjuarai La Liga Spanyol, pelatih asal Italia ini berhasil mempersembahkan trofi Copa del Rey dan Liga Champions.
Bagi Real Madrid, titel juara Liga Champions musim lalu adalah yang paling berkesan. Sebab, mereka akhirnya mampu merengkuh La Decima atau gelar ke-10 turnamen elit antarklub Eropa tersebut setelah menanti selama 12 tahun.
Selain Copa del Rey dan Liga Champions, Carlo Ancelotti juga mampu mempersembahkan trofi Piala Super Eropa dan gelar Piala Dunia Antarklub.
Namun, musim kedua Ancelotti bersama Madrid tidak berjalan mulus. Dia harus kehilangan jabatan sebagai pelatih Real Madrid setelah gagal meraih satu pun titel di musim 2014/2015.
Padahal secara statistik, performa El Real di bawah asuhan Ancelotti tidak terlalu buruk. Di ajang La Liga, persentase kemenangan Madrid mencapai 78,95 persen. Sedangkan di Liga Champions serta Copa del Rey, 66, 67 persen dan 50 persen.
Tapi rupanya, Carlo Ancelotti bukanlah pelatih pertama yang harus kehilangan jabatan meski sukses mempersembahkan banyak gelar buat klub yang diasuhnya. Bola.com coba merangkum empat pelatih hebat yang juga dipecat, kendati telah meraih banyak trofi juara. Siapa saja mereka, inilah mereka:
***
Vicente Del Bosque
Del Bosque adalah salah satu pelatih yang mampu membawa Real Madrid berjaya di Spanyol dan Eropa pada awal era milenium. Membesut Los Blancos dari 17 November 1999 hingga 23 Juni 2013, pelatih asal Spanyol itu sukses mempersembahkan tujuh gelar juara termasuk dua trofi La Liga dan dua titel Liga Champions.
Akan tetapi, setelah mengantarkan Real Madrid menjuarai La Liga musim 2002/2003, manajemen klub memutuskan untuk tak memperpanjang kontrak Del Bosque. Alhasil, Del Bosque harus angkat kaki dari Santiago Bernabeu pada musim panas 2003.
Selepas kepergian Vicente Del Bosque, Madrid kesulitan menemukan pelatih yang mampu mempersembahkan gelar. Bahkan, El Real sampai lima kali berganti pelatih sebelum akhirnya Fabio Capello duduk di kursi pelatih pada 5 Juli 2006.
***
Frank Rijkaard
Rijkaard merupakan pelatih yang menerapkan taktik total football di Barcelona dengan baik. Bahkan, dia sukses menyempurnakan strategi seniornya di timnas Belanda, Johan Cruyff.
Di bawah arahan Rijkaard, El Barca mampu memperlihatkan permainan menyerang atraktif yang menghibur penonton di stadion maupun di rumah. Dengan strateginya tersebut, Blaugrana berhasil merengkuh dua trofi La Liga Spanyol, dua Piala Super Spanyol, dan satu titel Liga Champions.
Akan tetapi, karier Rijkaard bersama Barcelona tak berlangsung lama. Dia hanya mengasuh Los Cules selama lima musim, yakni Juli 2003 hingga Mei 2008. Kegagalan membawa El Barca meraih satu pun gelar di musim 2006 hingga 2008 menjadi alasan utama Rijkaard kehilangan jabatannya sebagai pelatih.
***
Jose Mourinho
Keberhasilan membawa FC Porto meraih titel Liga Portugal dan Liga Champions di musim 2003/2004 membuat bos Chelsea, Roman Abramovich, kepincut memakai jasa Mourinho. Pada Juni 2004, manajer asal Portugal itu akhirnya resmi membesut The Blues.
Di bawah arahan Mourinho, Chelsea sukses mematahkan dominasi Manchester United dan Arsenal di kompetisi domestik. The Special One berhasil membawa skuat Si Biru merengkuh enam gelar juara, termasuk dua titel Liga Premier Inggris.
Akan tetapi, pada akhir September 2007, Mourinho harus angkat kaki dari Stamford Bridge. Selain tak lagi sejalan dengan Abramovich, Mourinho dinilai belum mampu mempersembahkan trofi Liga Champions serta mengawali musim 2007/2008 dengan kurang meyakinkan.
***
Roberto Di Matteo
Di Matteo mengawali kariernya bersama Chelsea pada musim 2011/2012 dengan status caretaker. Dia duduk di kursi manajer hingga akhir musim menggantikan Andre Villas-Boas yang dipecat pada 4 Maret 2012.
Meski hanya berstatus caretaker, Di Matteo mampu membawa Chelsea merengkuh dua trofi juara, yakni Piala FA dan titel Liga Champions. Di Piala FA, The Blues sukses menyingkirkan Liverpool dengan skor 2-1. Sedangkan di Liga Champions, mereka mampu mengandaskan perlawanan raksasa Bundesliga, Bayern Muenchen, lewat drama adu penalti.
Dinilai berhasil, apalagi mampu mempersembahkan trofi Liga Champions yang sangat diidam-idamkan oleh Roman Abramovich, manajemen Chelsea akhirnya mempermanenkan status di Matteo di awal musim 2012/2013. Dia pun menandatangani kontrak berdurasi dua musim pada 13 Juni 2012.
Namun, karier Di Matteo bersama Chelsea hanya berjalan selama delapan bulan. Pelatih asal Italia ini dipecat karena The Blues gagal lolos ke babak 16 besar Liga Champions, serta menghuni peringkat tiga klasemen Liga Premier Inggris.
Baca Juga:
Perayaan Gelar Juara Liga Premier Inggris Ala Penggawa Chelsea