Bola.com, New York – Jaksa Agung Amerika Serikat, Loretta E. Lynch menyebut pejabat teras FIFA ditangkap karena diduga terlibat kasus penyuapan hak siar. Penyuapan itu terjadi dalam pertandingan sepak bola di zona CONCACAF dan CONMEBOL.
Sebelumnya, tujuh anggota FIFA ditangkap di Hotel Baur au Lac, Zurich pada Rabu (27/5). Ketujuhnya dicokok aparat Kepolisian Swiss yang bekerja sama dengan Kepolisian Federal Amerika Serikat (FBI) jelang mengikuti Kongres Tahunan FIFA, Jumat (29/5).
Ketujuh anggota FIFA yang ditangkap adalah Wakil Presiden FIFA sekaligus Presiden CONCACAF, Jeffrey Webb, Anggota Exco FIFA dan juga Presiden Asosiasi Sepak Bola Kosta Rika, Eduardo Li, Wakil Presiden FIFA, Eugenio Figueredo, serta Anggota Exco FIFA, Jose Maria Marin.
Mereka dibekuk terkait korupsi, penyelewengan pajak, penyalahgunaan kekuasaan, pengaturan bidding tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022, serta pelanggaran pemasaran dan hak siar pertandingan dari 1990 hingga saat ini. Bahkan, penyuapan hak siar mencapai hingga 150 juta dolar AS.
Amerika Serikat yang tergabung di zona CONCACAF merasa dirugikan akibat penyelewengan tersebut. Apalagi, semua tindakan penyuapan yang dilakukan pejabat FIFA, diduga terjadi di Amerika. Alhasil, negara adidaya tersebut berwenang untuk menangani pelanggaran itu.
"Singkatnya, orang-orang yang ada di organisasi ini, terlibat penyuapan untuk memutuskan siapa yang akan menyiarkan pertandingan, di mana laga akan dihelat dan siapa yang akan menjalankan organisasi untuk mengawasi sepak bola yang diselenggarakan di seluruh dunia," jelas Loretta E. Lynch seperti dilansir The Telegraph.
"Sementara itu, setidaknya satu eksekutif FIFA yang juga menjabat sebagai presiden CONCACAF ada dugaan terlibat, karena dia sendiri diduga telah menerima suap lebih dari 10 juta dolar AS dalam kurun waktu 19 tahun dan mengumpulkan kekayaan pribadi dari keuntungan yang didapat," lanjut E. Lynch yang juga mantan pengacara di Brooklyn.
Nantinya, ketujuh orang tersebut akan diekstradisi ke AS untuk menjalani persidangan. Karena Amerika adalah negara yang memungkinkan untuk menggelar penyelidikan dan persidangan soal pelanggaran olahraga yang dilakukan orang asing, khususnya yang dilakukan di wilayah negeri Paman Sam.
Akan tetapi, berdasarkan laporan Mirror, dari tujuh orang tersebut, enam diantaranya enggan diekstradisi ke Amerika Serikat. Pejabat dari Departemen Kehakiman AS kini hanya mempunyai waktu selama 40 hari untuk mengajukan ekstradisi.
Baca Juga:
Ini Dia Daftar Nama Tersangka yang Terlibat Kasus Korupsi FIFA
Pejabat FIFA Dicokok Polisi, Kongres Tahunan Tetap Berjalan
Terkait Kasus Korupsi, Pejabat Tinggi FIFA Ditangkap di Swiss