AFC Tetap Jagokan Blatter Kembali Pimpin FIFA

oleh Rizki Hidayat diperbarui 28 Mei 2015, 17:49 WIB
Sepp Blatter (AFP/Philippe Desmazes)

Bola.com, Kuala Lumpur - Kasus korupsi yang menimpa FIFA membuat posisi Sepp Blatter sebagai presiden terancam. Bahkan, Blatter diyakini akan kalah telak dari Pangeran Ali Bin Al Hussein dalam pemilihan Presiden FIFA periode 2015 hingga 2019.

Tujuh petinggi FIFA ditangkap di sebuah hotel mewah di Zurich, Swiss, Rabu (27/5) dini hari waktu setempat. Mereka dicokok aparat Kepolisian Swiss yang bekerja sama dengan Kepolisian Federal Amerika Serikat (FBI), karena terlibat serangkaian kasus suap dan korupsi yang bernilai hingga 150 juta dolar Amerika.

Sejauh ini, sudah ada 14 orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Selain tujuh pejabat teras FIFA, terdapat dua mantan anggota Exco FIFA, empat orang dari perusahaan periklanan dan pemasaran, dan satu orang makelar yang terlibat dalam kasus korupsi ini.

Kasus ini tidak hanya mencoreng nama FIFA tapi juga Blatter sebagai orang nomor satu di organisasi sepak bola dunia tersebut. Bahkan, akibat permasalahan ini, pria asal Swiss ini bakal kehilangan jabatannya sebagai presiden FIFA yang telah diemban sejak 1998.

Dia diprediksi akan kalah telak dari pesaingnya, Pangeran Ali Bin Al Hussein dalam pemilihan yang berlangsung di markas besar FIFA di Zurich, Swiss, Jumat (29/5). Meski demikian, Blatter masih tetap mendapat dukungan, salah satunya datang dari Federasi Sepak Bola Asia (AFC).

"AFC menegaskan keputusan yang diambil di kongres AFC yang berlangsung di Sao Paulo pada 2014, disahkan pada Kongres berikutnya di Melbourne dan Manama pada 2015, untuk tetap mendukung Presiden FIFA Joseph S. Blatter," bunyi pernyataan resmi AFC.

Ketujuh pejabat teras FIFA yang ditangkap, yakni Wakil Presiden FIFA sekaligus Presiden CONCACAF, Jeffrey Webb, Anggota Exco FIFA dan juga Presiden Asosiasi Sepak Bola Kosta Rika, Eduardo Li, Wakil Presiden FIFA, Eugenio Figueredo, serta Anggota Exco FIFA, Jose Maria Marin akan diekstradisi ke Amerika Serikat untuk menjalani penyidakan dan persidangan.

Sebab AS adalah negara yang memungkinkan untuk menggelar penyelidikan dan persidangan soal pelanggaran olahraga yang dilakukan orang asing. Apalagi, penyuapan dan kasus korupsi tersebut terjadi di Amerika dan menggunakan bank di Amerika.

Baca Juga :

Advertisement

Kutukan Maradona Soal Kasus Korupsi FIFA

Ini Dia Daftar Nama Tersangka yang Terlibat Kasus Korupsi FIFA

Capres FIFA: Ini Hari Menyedihkan dalam Sepak Bola