Bola.com, Denpasar - Jumat (29/5/2015) lalu, jadi hari bahagia sekaligus momen prihatin bagi Erick Ibrahim. Saat itu, pelatih kiper Persebaya ini merayakan ultah ke-48 bersama keluarga yang sejak beberapa tahun terakhir tinggal di Bali. Tak ada acara tiup lilin atau tepuk tangan dari undangan. Lebih menyedihkan lagi, hari itu bertepatan dengan tenggat jatuhnya sanksi FIFA terhadap PSSI.
Lantaran sedang prihatin, mantan kiper BPD Jateng dan Gelora Dewata di era Galatama ini hanya mampu mengajak kedua anaknya--Erick Ibrahim Jr dan Tristan Raissa Ibrahim--serta sang istri Vauline Risca menyantap makanan 'menu koboi' di warung dekat rumah di Denpasar Timur.
"Tak ada pesta, karena tak punya uang. Menunya hanya nasi jingo. Seperti sebutan untuk koboi di Amerika ya? Tapi nasi ini terkenal di Bali. Wisatawan domestik kalau ke sini tak makan nasi jingo kurang afdol. Kalau di Yogya biasa disebut nasi kucing atau nasi bantingan. Yang penting bukan pestanya, tapi saat berkumpul dengan keluarga," tutur Erick Ibrahim.
Sejak jadi asisten Ibnu Grahan di Persebaya, Erick memang jarang bertemu dengan keluarganya. Setelah tim Bakul Ijo dibubarkan menyusul penghentian kompetisi, dia baru bisa ke Bali.
"Tambah parah penderitaan kami. Kompetisi berhenti, gaji dibayar duapuluh lima persen, kini PSSI dihukum FIFA. Apalagi tahun ini Junior masuk SMP. Tapi saya tetap bersyukur, karena anak saya masuk SMP 3 Denpasar lewat jalur prestasi. Dia jago basket," ungkapnya.
Baca Juga:
Ini Alasan Persebaya Tak Bubarkan Timnya
Tiga Pemain Absen, Stok Pemain Persebaya Surabaya Minim
Latihan Lagi, Persebaya Langsung Fokus ke Turnamen Pra Musim