Bola.com, Jakarta Presiden FIFA terpilih untuk periode 2015-2019, Sepp Blatter memutuskan untuk mundur dari jabatannya kurang dari sepekan pasca dilantik. Kemenpora pun memberikan kompentar-komentar terkait peristiwa tersebut yang dituangkan melalui situs resmi mereka.
Dalam rilis yang dikeluarkan Selasa (2/6) malam, Kemenpora mengapresiasi mundurnya Blatter yang sudah menduduki posisinya dalam 17 tahun terakhir. Namun, dalam beberapa poin, Kemenpora juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap respons FIFA terutama lewat pelaporan terhadap kejanggalan dalam tubuh PSSI.
Sebelumnya, per Sabtu (30/5), Indonesia akhir benar-benar dijatuhi sanksi oleh FIFA. Hal itu tak lepas dari perseteruan yang terjadi antara PSSI dengan Kemenpora. Padahal induk tertinggi sepak bola dunia itu telah memberi waktu sampai 29 Mei.
Berikut ini tanggapan pihak Kemenpora terhadap mundurnya Sepp Blatter:
1. Apapun alasan dan motivasi Sepp Blatter untuk mengundurkan diri sebagai Presiden FIFA yang justru baru saja terpilih, Kemenpora tetap menaruh rasa hormat dan apresiasi kepadanya, karena keputusan tersebut dilakukannya tanpa harus menunda-nunda waktunya pada saat FIFA semakin menjadi sorotan internasional atas berbagai indikasi dugaan skandal korupsi yang melibatkan sejumlah pejabat tinggi FIFA di sekitar lingkaran kekuasaannya. Pengunduran dirinya ini akan memberi peluang bagi berbagai pihak yang ingin melakukan reformasi total terhadap manajemen FIFA.
2. Kemenpora sendiri sudah merasakan makin buruknya tata kelola manajemen FIFA saat FIFA pada tanggal 30 Mei 2015 menyampaikan sanksi melalui surat resminya kepada PSSI. Dalam surat tersebut, sebagaimana sudah disebut dalam siaran pers Kemenpora tanggal 31 Mei 2015, memuat sejumlah kejanggalan, sehingga Kemenpora mempertanyakan tingkat keseriusan FIFA dalam menjatuhkan sanksi pada anggota federasinya, karena faktanya tidak berdasarkan data dan fakta yang sesungguhnya. Seakan-akan FIFA hanya bermain-main dalam memutuskan sanksi yang akan dijatuhkannya.
3. Sesuai dengan janjinya, Sepp Blatter mengatakan, bahwa FIFA akan segera mengadakan Kongres Luar Biasa FIFA untuk memilih pengurus yang baru pada bulan Desember 2015. Sambil menunggu akan diadakannya kongres yang dimaksud di Mexico, Sepp Blatter harus mampu membuktikan komitmennya untuk mereformasi FIFA secara keseluruhan. Seandainya memang ada niat ke arah itu, bukan tidak mungkin Sepp Blatter akan didukung oleh sejumlah pihak untuk meletakkan dasar-dasar reformasinya sambil nanti akan dilanjutkan oleh siapapun yang terpilih menggantikannya dengan berbagai revisi sesusi kebutuhannya secara transparan, obyektif dan profesional.
4. Pengunduran diri Sepp Blatter itu hendaknya menjadi pelajaran bagi seluruh pejabat FIFA dan para anggota federasinya untuk juga harus responsif secara bijak jika menghadapi sorotan atas berbagai kasus yang ada tanpa harus menunda-nunda waktu pengunduran diri. Idealnya Sepp Blatter dulunya tidak perlu mencalonkan diri sebelum Kongres FIFA bulan Mei 2015 lalu, tetapi itu tidak mungkin karena merupakan haknya. Namun pengunduran dirinya saat ini paling tidak hanya memberi beban tambahan pada FIFA untuk mengadakan kongres lagi secepatnya dari pada menangani sejumlah masalah lain yang lebih mendesak.
Baca Juga:
Sepp Blatter Kembali Terpilih Sebagai Presiden FIFA