Bola.com, Jakarta Kompetisi ISL 2015 terhenti karena konflik PSSI-Menpora. Persija Jakarta menjadi salah satu klub yang menghentikan aktivitas tim. Status para pemain dan tim pelatih masih menggantung. Hingga saat ini hak gaji Januari-April masih tersendat pembayarannya.
Manajemen Tim Macan Kemayoran berkeras melakukan rasionalisasi gaji. Mereka hanya mau membayar 25 persen gaji awak tim. Resistensi penggawa Persija mencuat ke permukaan.
Sembari menunggu proses sengketa pengajian tuntas, personel tim Persija mulai balik badan menjalani berbagai aktivitas untuk menjaga asap dapur tetap ngebul atau sekadar mengisi waktu kosong. Kegiatan yang dijalani satu sama lain berbeda-beda. Apa-apa saja?
Ismed Sofyan (Bek Sayap): Bantu Istri Jualan Kain
Pemain veteran berusia 36 tahun memilih mengisi waktu luang dengan membantu bisnis jual beli kain dan pakaian muslim milik istrinya, Cut Ina, di sebuah mall di kawasan Pulomas, Jakarta Timur. Bisnis ini sudah ditekuni sejak lama sejak 10 tahun silam.
"Dibanding tak mengerjakan apa-apa, saya pilih bantu istri saja. Yang penting pemasukan keluarga terjaga," kata bek sayap kelahiran 28 Agustus 1979.
Ismed mengaku terpukul melihat perkembangan konflik sepak bola Indonesia saat ini. "Kalau kompetisi terhenti seperti saat ini buat saya amat merugikan. Usia saya tak lagi muda, bisa dibilang saya kini menjalani masa-masa akhir karier. Harapan saya bisa mendapat pemasukan buat bekal tabungan meleset," kata Ismed.
Andritany Ardhiyasa (Kiper): Jaga Anak dan Tarkam
Andritany Ardhiyasa dan Istri, Citra Destie, tengah berbahagia dengan kelahiran anak pertama pada Sabtu (30/5).
Putri pertama yang dinamakan Binar Jiwa Ardhiyasa lahir dengan berat badan 2.950 Kg dan panjang 47 cm di Rumah Sakit Kemang Medical Care, Jakarta Selatan.
"Alhamdulillah putri pertama kami lahir dengan sehat," ujar Andritany.
Buat pasangan yang menikah pada bulan Februari 2013 tersebut, kehadiran Binar sebagai sebuah hiburan di tengah rasa galau dengan masa depan kariernya. Kiper yang beberapa tahun belakangan kerap wira-wiri di Tim Merah-Putih memilih mengikuti pertandingan tarikan kampung (tarkam) untuk menghidupi keluarga kecilnya.
"Saya berharap konflik sepak bola nasional segera berlalu, agar kami para pesepak bola bisa kembali menjalani pekerjaan dengan bermain di lapangan," tutur Andritany.
Rahmad Darmawan (Pelatih Kepala): Coaching Clinic dan Kegiatan Sosial
Untuk mengisi kekosongan waktu sambil menunggu penyelesaian konflik sepakbola dalam negeri, Rahmad Darmawan aktif menggelar couching clinic dan kegiatan sosial.
Untuk kegiatan sosial pelatih yang akrab disapa RD bekerja sama dengan dengan pemilik perusahaan peralatan olah raga membantu pesepak bola yang mengalami kesusahan.
"Saya dibantu Bapak Hendrik Sasmito sebagai donatur, yang akan membuat sebuah organisasi atau yayasan untuk membantu atlet sepak bola yang potensial namun kariernya terhambat karena masalah cedera atau hal lainnya," kata RD.
Langkah pertama yang dilakukan Rahmad dkk. adalah membantu proses penyembuhan cedera lutut M. Nasuha. Sang bek sayap sempat naik daun bersama timnas Indonesia di Piala AFF 2010. Sayang kariernya tersendat karena cedera lutut parah.
Ia kekurangan biaya untuk menyembuhkan cederanya. "Nasuha akan menjalani operasi untuk penyembuhan cedera di lutut dengan dana bantuan para donatur," ujar arsitek asal Lampung itu.
Selain aktif di kegiatan sosial Rahmad juga intens menjadi pembicara acara-acara coaching clinic bareng sejumlah pelatih klub-klub ISL lainnya. Ambil contoh pada 8-7 Juni mendatang. Rahmad Darmawan didampingi Iwan Setiwan (Persela) dan Ruddy Eka (Mitra Kukar) akan jadi pembicara dalam Coaching Course Advance for Trainer yang diselenggarakan Yayasan Persija.
Ramdani Lestaluhu (Gelandang Sayap): Ramai Tawaran Tarkam
Untuk bisa mendapat pemasukan di saat kompetisi berhenti, Ramdani Lestaluhu, memilih tampil di berbagai turnamen antarkampung (tarkam) di berbagai area Jabodetabek.
"Ya daripada menganggur saya pilih ikut sejumlah teman tampil di tarkaman. Hitung-hitung menjaga kondisi fisik juga," ujar Ramdani.
Salah satu pemain andalan Timnas Indonesia Senior itu baru-baru ini main bareng dengan Maman Abdulrahman, Andritany Ardhiyasa, Diego Michiels di sebuah turnamen amatir di Tangerang. Mereka bermain membela klub Cihuni FC. Tim yang dibela bintang-bintang ISL di salah satu laga sempat terlibat keributan di lapangan.
Ramdani sadar ia bisa dihantam cedera saat menjalani pertandingan non profesional. "Kalau cedera biaya pengobatan ditanggung sendiri. Konsekuensi itu saya sadari betul. Saya pemain bola, untuk bisa hidup dengan bermain bola," papar pemain asal Tulehu, Maluku, itu.
Baca Juga:
Frustrasi dengan Persija, Kabayev-Vunk Pilih Mudik