Bola.com, Jakarta - Ganda campuran nomor satu dunia, Zhang Nan/Zhao Yunlei, masih terlalu kuat bagi pasangan nasional, Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja. Bertemu di babak dua BCA Indonesia Terbuka Super Series Premier (SSP) 2015, Edi/Gloria tumbang dua gim langsung, 12-21, 16-21.
Kendati gagal membuat kejutan, Edi/Gloria mengaku memetik banyak pelajaran dari duel di Istora Senayan Jakarta, Kamis (4/6). Terutama soal cara mengantisipasi kejadian di luar prediksi.
“Tadi pelatih bilang ke kami untuk mancing mereka main drive, beri bola-bola panjang dulu. Karena, menurut pelatih, kami lebih unggul di sana. Tapi pas di lapangan, ada hal-hal yang di luar prediksi, dan ini yang belum bisa saya antisipasi,” tutur Edi seusai bertanding.
Setelah kehilangan gim pertama, Edi/Gloria sempat membuka asa saat memimpin perolehan angka, 14-11, di gim kedua. Namun, belum matangnya mental bertanding memaksa mereka sekali lagi merelakan kemenangan menjadi milik Zhang/Zhao.
“Di gim kedua kami sempat memimpin, tapi pas di poin-poin berikutnya, kami malah blank. Mungkin masih kalah pengalaman juga. Tapi, setidaknya kami tahu kalau kemampuan kamu tidak beda jauh. Ke depannya, kami harus lebih fokus di servis, terima servis, dan pukulan satu, dua, tiga, empat. Mereka tadi lebih safe di bagian itu,” jelas Edi.
“Kunci pemain-pemain 10 besar dunia di situ. Mereka mulai dari servis, pembukaan, dan pukulan pertama. Kami mengambil banyak pelajaran di situ, supaya ke depannya, bisa lebih baik lagi,” imbuhnya.
Indonesia masih punya tiga wakil di ganda campuran yang belum bertanding. Mereka adalah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Riky Widianto/Richi Puspita Dili dan Praveen Jordan/Debby Susanto. Sementara pasangan Andrei Adistia/Vita Marissa mengikuti jejak Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja.
Andrei/Vita harus mengakui keunggulan wakil Tiongkok, Liu Cheng/Bao Yixin, 14-21, 21-17, dan 17-21.
Baca juga:
Maria Febe Kembali ke Perempat Final