Bola.com, Singapura Timnas Indonesia U-23 yang berlaga di SEA Games 2015 hanya memiliki dua penyerang, yakni Yandi Sofyan Munawar dan Muchlis Hadi Ning Syaifulloh. Keduanya dimainkan bergantian oleh pelatih Aji Santoso saat kalah 2-4 dari Myanmar (2/6) sesuai skema 4-1-4-1 yang ketika itu diusung Aji.
Keduanya gagal mencetak gol di pertandingan itu dan sorotan diarahkan kepada keduanya karena publik menanti gol lahir dari kaki maupun kepala Yandi serta Muchlis. Di Singapura pada Jumat (5/6) Bola.com berkesempatan melakukan wawancara dengan striker kelahiran Garut, kelahiran 25 Mei 1992 tersebut untuk mengetahui kesiapannya Tim Garuda Muda menjelang laga lanjutan penyisihan Grup A kontra Kamboja pada Sabtu (6/6). Berikut petikannya:
Bagaimana Anda secara pribadi menilai performa Anda di pertandingan melawan Myanmar?
Saya hanya bermain sekitar 30 menit dan tidak mencetak gol. Jadi jujur saya tidak puas dengan penampilan saya. Masih banyak kelemahan yang harus diperbaiki. Saya harus meningkatkan performa agar bisa membantu tim meraih kemenangan.
Anda diturunkan sebagai pengganti saat timnas U-23 Indonesia melawan Myanmar. Anda melihatnya seperti apa?
Ya, tapi buat saya hal itu tak masalah buat saya. Pelatih tahu yang terbaik untuk tim dan saya menuruti apa keputusan pelatih. Bila memang saya dicadangkan, saya bisa terima dan menghormati keputusan itu.
Begitu pula bila dimainkan sejak menit pertama, saya juga siap. Saya berlatih sama kerasnya seperti yang lain, jadi sewaktu-waktu diturunkan jadi starter, saya selalu siap. Saya berusaha memberikan yang terbaik, saat masuk sebagai cadangan maupun kala dimainkan sejak awal.
Bagaimana peluang timnas U-23 di laga lanjutan SEA Games 2015 setelah kalah dari Myanmar?
Kekalahan kemarin memang cukup memukul. Saya dan teman-teman sempat bermuram usai pertandingan. Tetapi, tim pelatih menekankan untuk melupakan pertandingan itu dan fokus ke laga berikutnya. Perlahan, kami sudah normal lagi dan siap melawan Kamboja.
Masih ada tiga pertandingan, jadi peluang Indonesia masih cukup terbuka. Kami optimistis ke semifinal, hanya kami harus fokus pada laga terdekat dulu. Timnas U23 Indonesia belum habis.
Bagaimana Anda mengatasi tekanan yang diarahkan ke timnas saat ini, apalagi dengan PSSI yang terkenia sanksi FIFA?
Sanksi itu memang berpengaruh buat kami, pemain. Di SEA Games ini kami juga sempat diliputi pikiran terkait sanksi itu. Tapi, kami mencoba fokus ke pertandingan. Kalau saya personal, untuk mengatasi tekanan selama di Singapura, lebih banyak bergabung bersama teman-teman, ngobrol bareng.
Saya juga memperbanyak komunikasi dengan keluarga di Indonesia karena merekalah yang senantiasa memberi dukungan tanpa henti. Kalau teman-teman yang lain yang macam-macam. Ada yang lebih suka di kamar, ada juga yang tidak. Saya juga memakai sepatu dengan tulisan khusus untuk memacu semangat saya mempersembahkan emas buat Indonesia.
Seberapa ketat aturan yang ditetapkan tim pelatih untuk pemain di SEA Games kali ini?
Setiap pelatih pasti memiliki gaya masing-masing, termasuk kala menetapkan aturan. Di sini (Singapura), pelatih menerapkan aturan yang tak terlalu mengikat. Namun, sebagai pemain profesional, kami pasti tahu batasan-batasan mana saja yang boleh dan tak boleh dilanggar dan kami tak mau mengecewakan kepercayaan yang sudah diberikan itu dengan tetap menjaga sikap.
Baca Juga:
"Kisruh Sepak Bola Nasional Pengaruhi Mental Evan Dimas Cs"
Ibu Evan Dimas : Timnas U-23 Jangan Sedih Kalah dari Myanmar
Rapor Pemain Timnas U-23 : Nofiandani Apik, Evan Dimas Melempem