Feature : Suguhan Sepak Bola Tunanetra di Karebosi Makassar

oleh Abdi Satria diperbarui 08 Jun 2015, 17:37 WIB
MENYADARKAN - Digagas suporter PSM Makassar para pesepak bola tunanetra di Lapangan Karebosi untuk menyindir pihak yang bertikai di sepak bola nasional. (Bola.com/Ahmad Latando)

Bola.com, Makassar Lapangan Karebosi, Makassar, pada Sabtu (6/6) dipadati oleh ratusan anggota Laskar Ayam Jantan (LAJ).  Kelompok suporter PSM Makassar ini antusias menyaksikan suguhan dua tim pesepak bola tunanetra berjibaku memperebutkan si kulit bundar di lapangan.

"Ini merupakan kegiatan tahunan LAJ. Kami salut dengan semangat rekan-rekan. Meski terkendala penghilatan, mereka tetap bersemangat menunjukkan kemampuannya," ujar Daeng Uki, Panglima LAJ kepada Bola.com.

Advertisement

Menurut Daeng Uki, laga eksebisi kali ini atmosfernya berbeda dibanding penyelenggaran tahun lalu. "Panpel dan pemain sepakat laga kali ini adalah wujud keprihatinan kami kepada sepakbola Indonesia yang terkena sanksi FIFA," papar Daeng Uki.

Fandy Dawenan (32), pembina Yayasan Pendidikan Tunanetra Indonesia (Yapti) Makassar membenarkan pernyataan Daeng Uki. "Meski terkendala penglihatan, kami juga intens menyimak perkembangan sepak bola Indonesia lewat radio dan televisi. Pembekuan PSSI oleh Menpora yang berdampak terhentinya kompetisi dan turunnya sanksi FIFA membuat kami kehilangan hiburan," jelas Fandy.

LAJ dan Fandy pun menjadikan laga ekshibisi tahun ini untuk 'menyindir' PSSI dan Kemenpora yang terus berseteru tanpa memedulikan nasib pesepakbola. "Kami sengaja memakai jersey yang sama. Bermain penuh semangat meski saling tubruk dan terjatuh. Meski terkendala penghilatan, kami tetap tahu siapa teman dan lawan," papar Fandy usai pertandingan yang berakhir dengan skor 2-1 untuk tim B.

Hal senada dikatakan Anton, striker tim B yang pada tahun 2008 membawa tim Sulsel mengalahkan Jawa Barat 2-1 pada final kejurnas antar tunanetra di Bandung. "Sebaiknya semua pihak yang bertikai mengurus sepakbola Indonesia sesuai dengan kewenangan masing-masing. Jangan merasa paling benar. Apalagi melakukan intervensi," jelas Anton.

Sepak bola tunanetra di Makassar (Bola.com / Ahmad Latando)

Anton pun berharap Menpora Imam Nahrawi mencabut SK Pembekuan PSSI sesuai persyaratan yang diajukan FIFA agar otoritas sepak bola tertinggi Tanah Air bisa terbebas dari sanksi internasional "Setelah itu, mari sama-sama membangun sepakbola Indonesia dengan baik," papar Anton.

Anton menegaskan, pesepakbola tunanetra juga butuh hiburan berupa pertandingan sepakbola. Kondisi mereka sebagai tuna netra bukan kendala karena tetap bisa mendengar. "Tahun 2010, kami selaku penyandang cacat tunanetra pernah meminta RRI Pusat untuk menyiarkan secara langsung Piala Dunia dan disetujui. Kalau Menpora bisa berlaku adil dan arif sebaiknya beliau mencabut SK pembekuan PSSI," papar Anton.

Fandy dan Anton tidak merasa 'dimanfaatkan' oleh LAJ untuk menyindir Menpora dan PSSI. "Kami malah mengimbau Menpora untuk bertanggungjawab memberi santunan kepada ribuan pesepakbola yang kehilangan pekerjaan," tegas Anton.

Semoga misi mulia untuk sepak bola nasional ini bisa didengar pihak yang tengah bertikai saat ini.

Baca Juga:

PSM: Bayar Gaji, Tim Libur, Silahkan Ikut Tarkam

Tak Ada Kompetisi, PSM Liburkan Pemain

Pelatih PSM Sudah Prediksi Turnamen Pra Musim Batal Digelar