Bola.com, Berlin - Barcelona keluar sebagai juara Liga Champions setelah mengalahkan Juventus 3-1 di partai final. Gol dari Ivan Rakitic, Luis Suarez, dan Neymar cukup menghempaskan sang juara Italia yang hanya mampu membalas melalui sebiji gol Alvaro Morata.
El Barca memang pantas menang, karena mereka menguasai seluruh aspek permainan. Berikut ulasan statistik dari laga yang dilangsungkan di Olympiastadion, Berlin, Minggu (7/6) dini hari WIB.
Barcelona menguasai permainan
Barcelona unggul penguasaan bola dengan 61 persen berbanding 39 persen milik Juventus. Sepanjang pertandingan Andres Iniesta dan kawan-kawan berhasil melepaskan 17 tendangan dengan tujuh di antaranya berhasil menemui sasaran.
Blaugrana langsung mengambil inisiatif serangan sejak awal laga. Ketika pertandingan memasuki menit keempat, permainan tiqui taca Barcelona mampu membawa bola hingga masuk kotak penalti Juventus. Bola yang dikuasai oleh Neymar lalu dioper ke Iniesta.
Sang kapten tidak egois, dia lebih memilih memberi umpan kepada Rakitic yang berdiri lebih bebas di depan gawang Buffon. Dengan sepakan kaki kirinya, bola meluncur deras masuk ke gawang.
Setelah gol ini Barcelona masih terus menguasai permainan. Peluang terbaik kemudian hadir saat Dani Alves menerima umpan dari Suarez. Sayang sepakan pemain Brasil tersebut masih bisa ditepis oleh Buffon.
Kapten sekaligus penjaga gawang timnas Italia tersebut memang tampil mengesankan di final kali ini. Setidaknya melakukan lima kali penyelamatan di Berlin. Sayang, hal itu tak bisa membantu timnya meraih kemenangan.
Seru di babak kedua
Memasuki babak kedua, Juventus mulai bisa mengembangkan permainan. Mereka akhirnya bisa mencetak gol melalui Alvaro Morata pada menit ke-55. Morata sukses menceploskan bola ke dalam gawang dengan memanfaatkan bola rebound hasil tendangan Carlos Tevez.
Morata dan Marchisio tampil cukup bagus di final. Morata yang jadi pahlawan Juventus di semifinal melawan Real Madrid melepaskan tiga tembakan, satu kali mengkreasi peluang, serta satu gol. Sementara Marchisio mengkresai tiga peluang mencetak gol, terbanyak di antara pemain Juventus lainnya.
Secara keseluruhan, Juventus memang tak bermain buruk. Mereka bisa mengimbangi Barcelona. Klub asal kota Turin tersebut melakukan 14 tendangan dengan enam tembakan diantaranya tepat sasaran.
Dari 14 tendangan tersebut sembilan di antaranya dilepaskan dari luar kotak penalti sementara sisanya dari dalam kotak penalti. Meski demikian, memang keunggulan Barcelona tak terelakkan.
Lionel Messi setelah Barcelona kebobolan bermain sebagai false 9. Perubahan ini sempat membuat Juventus yang mulai keluar menyerang kebingungan untuk menahan pergerakan sang pemuda dari Argentina tersebut.
Messi pun akhirnya menginiasi gol kedua yang dicetak oleh Luis Suarez pada menit 68. Tembakan kaki kiri Messi sempat bisa ditepis oleh Buffon tapi Suarez datang cepat untuk menyambar bola.
Barcelona terus menyerang. Mereka sempat mencetak gol melalui Neymar tapi dianulir karena handsball. Peluang Gerard Pique juga masih melambung. Gol ketiga Barcelona akhirnya hadir di ujung pertandingan, menit ke-90+7 melalui skema serangan balik cepat.
Catatan bagus Luis Enrique dan trio MSN
Kemenangan atas Juventus memberi catatan istimewa bagi Luis Enrique dan trio Messi, Suarez, dan Neymar (MSN). Pada musim perdananya, Enrique mampu meraih tiga gelar sekaligus, yaitu La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champion.
Persentase kemenangan Barcelona di bawah asuhan Enrique mencapai 83,05%. Gol yang dicetak oleh Suarez dan Neymar menggenapkan torehan gol trio MSN menjadi 122 gol di semua ajang musim ini. Messi mengoleksi 58 gol, Suarez dengan 25 gol, serta Neymar menyumbang 39 gol.
Berkat golnya, Neymar menjadi pemain pertama setelah Hernan Crespo yang mencetak gol di final Liga Champions dan Copa Libertadores. Dia bersama Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo menjadi 3 pemain tersubur di pegelaran Liga Champions musim ini dengan 10 gol.
Torehan Messi masih ditambah dengan catatan lima assist dan pemain yang paling banyak mengkreasi peluang mencetak gol, sebanyak 36 kali. Dia juga dipilih sebagai pemain terbaik versi whoscored dengan rating 8,16. Messi melakukan sepuluh kali dribel sukses, satu umpan kunci, serta 32 kali memberi umpan di area pertahanan Juventus.
Sementara Luis Suarez di final mencatatkan tujuh kali tendangan ke arah gawang, 85% akurasi umpan, dua peluang mencetak gol, serta mengemas satu gol. Rasanya tak salah Barcelona menebusnya seharga 75 juta poundsterling dari Liverpool awal musim ini.
Andres Iniesta pemain terbaik final
Meski catatan trio MSN begitu mengesankan, pemain terbaik untuk laga final di Berlin tersebut layak diberikan kepada Andres Iniesta. Pesepak bola yang sejak awal karier selalu membela Barcelona dipilih oleh UEFA sebagai pemain terbaik final.
Rasanya bukan hal yang patut diperdebatkan mengingat kontribusinya sangat mengesankan. Iniesta memulai pertandingan sebagai kapten tim setelah Enrique memilih Xavi untuk berada di bangku cadangan.
Selama 78 menit bermain, Iniesta melakukan 62 sentuhan dan 55 umpan dengan akurasi umpannya mencapai 89%. Iniesta merupakan jenderal lapangan tengah yang memimpin orkestrasi indah permainan Barcelona.
Dia pula yang memberi umpan bagi Rakitic untuk mencetak gol pertama Los Cules. Lima assist yang dia ciptakan di Liga Champions musim ini merupakan yang terbanyak bersama Lionel Messi.
Lebih dari itu meski tak sering melakukan tembakan ke gawang, Iniesta bekerja dengan sangat elok meski statistik tak mencatat banyak angka mengesankan dari dirinya.
Treble winners Barcelona musim ini menjadikan mereka sebagai klub pertama yang mampu dua kali meraih tiga gelar dalam semusim. Empat gelar juara Liga Champions dalam sepuluh musim terakhir membuat mereka secara keseluruhan mencatatkan lima gelar juara, jumlah yang sama dengan Liverpool dan Bayern Muenchen.
Dengan skuat yang apik dan Luis Enrique yang cerdas, tampaknya Barcelona masih akan terus mendominasi sepak bola Spanyol dan Eropa.
Baca Juga:
Fakta Menarik Pasca Barcelona Rengkuh Trofi Liga Champions
Juara Liga Champions, Penggawa Barcelona Berpesta di Ruang Ganti