Bola.com, Milton Keynes - Renault mungkin akan keluar dari kejuaraan Formula 1 jika peraturan tentang larangan pengembangan mesin di tengah musim jadi diterapkan pada musim depan. Pernyataan ini diutarakan oleh bos tim Red Bull, Christian Horner.
Dikutip dari BBC, Federasi Automobil Internasional (FIA) dikabarkan akan kembali memberlakukan peraturan yang melarang dilakukannya pengembangan mesin di tengah musim berjalan. Padahal hal tersebut diizinkan pada musim ini.
Larangan tersebut dimaksudkan FIA sebagai upaya menekan biaya tiap konstruktor tetap di dalam ambang perencanaan. Namun hal ini diakui sulit bagi Renault. Pabrikan yang memasok mesin untuk Red Bull dan Toro Rosso ini mengaku tidak dapat mengejar Mercedes dan Ferrari tahun ini. Jika larangan itu kembali berlaku, maka akan lebih sulit lagi bagi mereka mengejar dua kompetitornya itu.
Berdasarkan peraturan 2016 yang telah disusun, produsen harus menyerahkan semua kinerja perbaikan mereka pada 28 Februari tahun depan, sebelum musim baru bergulir. Horner pun mengancam, "Jika F1 sanggup kehilangan produsen mesin, tetaplah pada rencana 28 Februari."
Untuk mengubah peraturan ini, akan dibutuhkan persetujuan bulat dari tim lain dan untuk saat ini Mercedes enggan setuju. Pabrikan Jerman ini memiliki suara paling berpengaruh mengingat mereka menjadi sponsor mesin dominan di F1. Bahkan Hornder mengatakan, “Mercedes tidak harus jelas tetapi masalah ini genting dalam hal komitmen Renault untuk masa depan.”
Pimpinan Olahraga Renault, Cyril Abiteboul mengatakan,“Tidak akan ada masa depan untuk Renault di F1 jika kita tidak memiliki mesin yang kompetitif.”
Abiteboul mengatakan perusahaan sedang berdebat bagaimana dan dalam bentuk apa jika tetap di F1. Renault memiliki opsi untuk membeli tim—dengan Lotus sebagai yang paling mungkin, tetap dengan Red Bull sebagai mitra kerjanya, atau mencabut semua bersama-sama.
Abiteboul mengatakan tidak ada keputusan telah dibuat dan "semuanya terbuka".
Baca Juga:
Ceraikan Renault, Red Bull Gandeng Audi?