Bola.com, Tangerang - Suasana di sekitar lapangan Latus, Kedaung, Ciputat, Tangerang Selatan pada turnamen tarikan kampung Piala Bina Jaya 2015 agak berbeda dibandingkan biasanya, beberapa hari terakhir. Jika biasanya warga setempat disuguhkan permainan ‘kelas kampung’ tiap bergulirnya turnamen musiman, kali ini mereka disuguhi permainan ‘kelas ISL’.
Ya, kali ini pemain profesional yang biasa disaksikan warga Kedaung lewat layar kaca beraksi secara langsung di depan mata mereka. Maka wajar, ribuan warga setempat selalu membanjiri lapangan yang terletak di tengah perumahan warga ini.
Deretan pemain ISL yang datang juga rata-rata berstatus bintang macam Titus Bonai, Ramdani Lestaluhu, Atep, Achmad ‘Jupe’ Jufriyanto, Hamka Hamzah hingga pemain impor yang berperan besar dalam sukses Persib Bandung juara ISL 2014, Makan Konate.
Konate cs. tidak risih walau harus memarkir mobil mereka agak jauh kemudian menuju lapangan kelas kampung dengan fasilitas yang ala kadarnya. Semisal kondisi rumput yang jauh dari kata layak hingga, tidak adanya garis lapangan, sampai dapur rumah warga yang disulap menjadi ruang ganti dadakan.
Meski raut muka mereka tidak secerah biasanya, para bintang ISL ini, entah terpaksa atau tidak akhirnya mengambil keputusan bermain tarikan kampung.
Motifnya tentu saja ekonomi. Para pemain ini mencari pemasukan setelah roda kompetisi profesional berhenti total pasca sanksi FIFA kepada Indonesia , 30 Mei. Terhentinya kompetisi bikin pemain merana karena mayoritas pemain tidak lagi mendapatkan gaji lagi dari klub.
Imbasnya, mereka rela main tarkam demi bayaran yang bisa dibilang tak seberapa jika dibandingkan dengan kontrak bernilai ratusan juta setiap musim yang didapat dari klub. Dari informasi yang didapat, biasanya pemain ‘kelas ISL’ dapat bayaran Rp 1-1,5 juta dalam satu pertandingan.
Para pemain top negeri ini juga rela menempuh jarak yang lumayan jauh untuk mencari pemasukan tambahan. Sebagai contoh, lima pemain Persib Atep, Tantan, Konate, dan pemain muda Dias Angga Putra yang datang langsung dari kota Kembang, Bandung.
“Untuk cari tambahan saja, mas. Manajemen kan sudah membubarkan tim dan kami diperbolehkan main tarkam. Ya, kami main saja di sini karena kebetulan ada turnamen,” ucap Dias, pemain yang baru musim ini kembali berkostum Persib.
Setali tiga uang dengan Dias, striker Mitra Kutai Kartanegara Rachmat Affandi mengungkapkan alasan serupa. “Biar dapur bisa tetap ngebul. Kalau tidak dari mana lagi pemasukan yang kami dapat,” ucap mantan pemain tim ibu kota, Persija Jakarta itu yang memperkuat tim tarkam, Putra Karbitan berterus terang.
Di sisi lain, kedatangan pemain ISL memberikan gairah tersendiri bagi warga setempat, termasuk saat Konate cs yang memperkuat tim Putra Karbitan berlaga melawan tim D Cord FC yang diperkuat Emile Mbamba dan Mustopa Aji.
Kondisi serupa juga terlihat saat tim Panser yang diperkuat Tibo, Jupe, dan Leonard Tupamahu bertanding. Ada ribuan penonton yang datang dan membanjiri setiap sudut lapangan. Mereka tidak keberatan merogoh kocek Rp 12 ribu untuk tiket lantaran penasaran dengan suguhan kelas ISL.
"Tiket pada awalnya dilepas dengan harga Rp 10 ribu. Pada perjalanannya dinaikkan karena makin banyak bintang ISL yang berlaga di ajang turnamen," ujar Ary Voller, Humas Bina Jaya Cup.
Uniknya, warga yang hadir di lapangan Latus juga menyiapkan uang saweran, seperti yang biasa terjadi dalam pertunjukan dangdut. Bedanya, saweran ini diberikan oleh warga kepada pemain yang mencetak gol dan diselipkan di kaus kaki si pemain.
Bukan hanya saweran, praktek judi ‘kecil-kecilan’ juga terjadi di arena pertandingan tarkam ini. Sebagian kecil warga terlihat asyik memungut lembaran Rp 50 ribu rupiah dari beberapa warga yang ikut taruhan. Saweran dan taruhan ini, plus keberadaan komentator pertandingan memberikan warna lain dari pertandingan tarkam.
“Inilah warna lain dari tarkam. Soal bayaran untuk pemain kelas ISL, saya tidak bisa beritahu. Yang jelas, alasan mereka didatangkan untuk menaikkan gairah sepak bola di Kedaung dan memberikan hiburan untuk warga,” ucap Andri, ofisial Putra Karbitan didampingi sang manajer tim yang dikenal dengan panggilan Abang Bayong.
Baca juga :
Kisah Getir Bintang ISL Bermain Tarkam di Ciputat (1)
Kisah Getir Bintang ISL Bermain Tarkam di Ciputat (3)
Kocak, Ahmad Jufriyanto Gagal Eksekusi Penalti di Laga Tarkam