Bola.com, Malang - Ketika kompetisi terhenti dan gaji direvisi, beberapa pemain Arema Cronus mulai mencari pendapatan sampingan dengan bermain tarkam. Tapi ada satu pemain Arema yang sampai sekarang belum pernah ikut tarkam.
Meskipun banyak yang menawari dengan iming-iming bayaran jutaan rupiah untuk sekali main. Tawaran itu datang dari galadesa di Malang, Banyuwangi dan beberapa daerah lain.
Pemain itu adalah striker Samsul Arif. Sejak jadi pemain profesional, dia tidak berani ikut tarkam. Banyak alasan yang membuatnya kukuh dengan pendirian itu.
Pertama, dia menghormati kontrak dengan klub profesional. Kedua, dia takut cedera di tarkam sehingga merugikan klub. Dan alasan terakhir yang kini membuatnya semakin berfikir ulang ikut galadesa, yaitu faktor sudah berkeluarga.
"Saya malu sama saudara dan teman-teman. Masak baru nikah sekarang mau cari uang lewat tarkam. Bisa jadi bahan gurauan nanti," katanya kemudiam tertawa.
Mungkin bagi pemain yang sudah terbiasa ikut tarkam, alasan Samsul bisa dibilang berlebihan. Namun, striker asal Bojonegoro ini memang tidak tenang jika ikut tarkam.
"Tapi saya juga menghormati teman-teman yang ikut tarkam. Karena mereka cari uang dengan cara halal juga kok," imbuhnya.
Karena malu cari uang di galadesa, kini Samsul mengandalkan gaji 25 persen dari manajemen Arema dan uang kontrak dari apparel Specs. Dua sumber pemasukan utama ini dirasanya cukup untuk sementara waktu menghidupi keluarga selama tidak ada kompetisi.
Sedangkan untuk urusan jaga kondisi, Samsul tetap ikut latihan bersama Arema Cronus. Ketika libur, dia memilih latihan ringan sendiri dengan joging atau ke pusat kebugaran.
Baca Juga:
(Wawancara) Kurnia Meiga : Sanksi Ini Ada Berkahnya