Bola.com, Singapura - Tim tenis Indonesia gagal memenuhi target meraih satu keping medali emas yang diproyeksikan Satlak Prima pada SEA Games 2015 Singapura. Semula, satu medali emas itu dibidik dari nomor perorangan tunggal putra.
Namun, asa itu terbang setelah David Agung Susanto kandas di tangan petenis Thailand, Warit Sornbutnark. Bentrok di final yang digelar di Kallang Tennis Centre, Singapura, Minggu (14/6), David kalah rubber set, 6-4, 3-6, dan 3-6.
Kegagalan itu membuat tim tenis Indonesia hanya bisa membawa pulang dua medali perak dan empat medali perunggu dari SEA Games 2015. Padahal, empat tahun lalu, skuat Merah Putih mampu memenangi empat medali emas, dua medali perak, dan tiga medali perunggu. Sementara di SEA Games 2013 Myanmar, cabang olah raga tenis tidak dipertandingkan.
Meski tak menampik bahwa tim tenis Indonesia gagal memenuhi target, Manajer Tim Tenis Indonesia, Wailan Walalangi, berkilah bahwa hasil itu menjadi kemunduran. Secara personal, Wailan mengakui, proyeksi satu medali emas skuatnya langsung beralih ke medali perak ketika petenis tunggal putra terbaik nasional, Christopher Rungkat, gagal melangkah ke final.
"Hal itu karena harapan medali emas memang ditumpukan ke Christo. Masuknya David ke final sempat mengobati kekecewaan itu, tetapi dia belum mampu mengatasi tekanan tuntutan emas itu," kata Wailan, seusai laga final David versus Sornbutnark.
Pelatih tim tenis Indonesia, Roy Therik, juga mengungkapkan hal sama. Menurut dia, David sudah bermain bagus di laga final. Sayang, banyaknya keputusan umpire yang merugikan Indonesia, membuat David harus puas meraih medali perak.
“Dia terlihat terbebani dengan target emas. Sementara ini final pertamanya di nomor tunggal putra," ujarnya.
Baca juga:
Kalahkan Wakil Tuan Rumah, Hanna Melaju ke Semifinal
Riky / Richi Melangkah ke Semifinal
Sesalkan Kinerja Wasit, Pelatih Tenis Indonesia Tetap Bangga