Bola.com, Makassar - Meski berstatus turnamen tarikan kampung (tarkam), Liga Ramadhan (LR) jadi ajang tahunan yang selalu dinanti penggemar sepak bola di Makassar. Pasalnya, mereka bisa menyaksikan langsung aksi pemain LSI dan Divisi Utama dengan gratis sambil menunggu waktu berbuka puasa. Apalagi, ajang ini digelar di Lapangan Hasanuddin, yang relatif mudah diakses karena terletak di pusat Kota Makassar.
"Awalnya turnamen ini hanya sekadar ajang silaturrahmi pemain asal Makassar baik yang bermain PSM atau klub lain. Belakangan, khususnya enam tahun terakhir, LR jadi ajang adu gengsi para pemilik klub amatir," ujar Ketua Pelaksana LR, Herman Rante, kepada bola.com. Minggu (14/6/2015)
Sejumlah pemain ISL dan timnas pernah berkiprah di LR. Untuk pemain lokal Makassar ada nama beken seperti Syamsul Chaeruddin, Zulkifli Syukur, Rasyid Bakri, Asri Akbar dan Samsidar. Sementara pemain non Makassar ada Zulham Zamrun, Jajang Mulyana dan Ferdinand Sinaga. Tidak hanya itu, LR jadi ajang 'cari nafkah' pemain asing, antara lain Patricio Jimenez dan Ilija Spasojevic.
Seperti musim sebelumnya, LR 2015, yang berlangsung pada 7 Juni - 14 Juli, diikuti 34 klub tetap bertabur bintang. Klub unggulan yang didukung pemilik 'gila bola' tetap mengontrak pemain ISL untuk menjaga gengsi. Putra Banca, misalnya, memakai jasa Syamsul, Rasyid dan (kiper Persiram) Deny Marcel . Begitu pun dengan OTP 37 yang mengandalkan Maldini Pali.
"Kami juga sudah sepakat dengan Agung Prasetyo dan Muchlis Hadi Ning. Sepulang dari Sea Games Singapura mereka langsung ke Makassar," ujar pemilik OTP 37, Febrianto Wijaya. Febrianto adalah mantan striker Persela Lamongan dan kini menjadi anggota DPRD Mamuju.
Kedua klub itu mendapat tantangan dari "anak baru" Horas Community", yang diperkuat oleh antara lain pemain PSM, Rasul Zainuddin, Ardan Aras, Rahmat Syamsuddin, dan Asri Akbar (Sriwijaya FC)
"Kami juga tengah mendekati Evan Dimas dan Hasim Kipuw agar mau datang ke Makassar," ujar pelatih Horas, Ahmad Amiruddin. Ami pernah bermain sebagai penyerang di Arema Indonesia.
Aturan LR yang terbilang fleksibel membuat klub bisa terus mendatangkan pemain selama turnamen. Uang jasa yang disediakan klub unggulan buat pemainnya berada pada kisaran Rp.1 juta sampai Rp.3 juta per partai. Mereka juga menyediakan transportasi dan akomodasi untuk pemain non Makassar.
Tim bertabur bintang bukan jaminan jadi juara di LR. Pasalnya, mereka bakal kesulitan menghadapi motivasi tinggi pemain klub underdog. Apalagi durasi per partai pun hanya 2 x 25 menit dengan pergantian tujuh pemain per tim. Artinya, waktu pertandingan pun sedikit. Panpel juga melarang klub menyediakan minuman buat pemainnya. Jadi, pemain non muslim pun tidak boleh minum saat jeda.
"Ini sudah kesepakatan bersama untuk menghormati pemain dan penonton yang sedang menjalankan ibadah puasa," jelas Herman. Herman merujuk hasil tahun lalu di mana gelar juara diraih Putra Galesong, sementara OTP 37 dan Putra Banca sudah tumbang sebelum menggapai partai puncak.
Fakta inilah yang membuat langganan LR seperti Bank Sulselbar yang pernah mengontrak pemain ISL seperti Syamsul memilih memakai jasa pemain binaan sendiri tahun ini. Bank Sulselbar hanya memasukkan nama Ahmad Rajendra Paturusi eks timnas U-19B yang musim lalu bermain di Persib U-21.
"Itu pun, Rajendra sudah memperkuat Bank Sulselbar sejak dua tahun lalu," ujar pelatih Bank Sulselbar, Ari Hidayat.
Baca juga :
Kisah Getir Bintang ISL Bermain Tarkam di Ciputat (3)