Wawancara Indra Sjafri: Tidak Etis Mengoreksi Pelatih Lain

oleh Iwan Setiawan diperbarui 16 Jun 2015, 19:26 WIB
PRESTASI - Target prestasi buat Bali United Pusam minimal bisa terwujud dalam rentang tiga tahun. (Bola.com/Kevin Setiawan)

Bola.com, Malang - Ketika kompetisi berhenti, pelatih Bali United Indra Sjafri tetap bisa eksis dengan aktivitas pembinaan sepak bola. Tim asuhannya rajin berkeliling ke sejumlah daerah untuk menjalani pertandingan uji coba. Indra juga sering terlibat coaching clinic ke sesama pelatih serta pemain belia.  Berikut petikan wawancara Bola.com dengan Indra saat singgah di Malang mendampingi Bali United berlaga melawan Arema Cronus:

Bagaimana kabar anda Coach Indra? Apa sanksi dari FIFA kepada Indonesia membuat program anda di klub terganggu?

Advertisement
Kabar baik. Semua program pasti terganggu. Terutama dengan tidak adanya kompetisi. Tapi Bali United tetap mencari solusi dengan menggantinya dengan rangkaian ujicoba. Sekarang sudah 13 kali ujicoba. Masih ada sekitar 25 ujicoba lagi yang akan kami lakukan.
 
Berarti anda tetap mempersiapkan tim secara serius?
Karena sudah dikontrak, tentu harus tetap menjaga tim ini. Tapi disisi lain kami juga serius dengan berbagai aktifitas pembinaan seperti coaching clinic pelatih SSB pra sejahtera dan mencari pemain muda di Bali (untuk Bali United U-21). Kalau coaching clinic, itu program CSR dari Bali United. Setiap kali tur, kami berikan pelatihan disertai pembagian bola gratis. Jadi, tidak ada pembekuan ini justru menjadikan saya banyak waktu untuk pembinaan.
 
Kabarnya anda dipersiapkan juga untuk jadi pelatih timnas oleh Tim Transisi Kemenpora, sejauh mana kebenaran rumor tersebut?
Saya tidak bisa komentar tentang timnas. Karena saat ini masih fokus dengan Bali United.
 
Kalau begitu bagaimana penilaian Anda tentang timnas senior atau U-23 saat ini?
Tidak etis mengomentari atau mengoreksi pelatih lain. Karena setiap pelatih punya karakter yang berbeda.
 
Kalau begitu apa saran anda kepada Menpora dan PSSI agar sepakbola Indonesia dan timnas bisa berprestasi?
Semoga ini didengar petinggi sepakbola. Bagi pemerintah dan PSSI, kalau ingin memperbaiki sepak bola jangan utak-atik kompetisinya saja. Tapi harus dibenahi secara keseluruhan. Mulai grassroots, sampai pemain junior. Itu yang harus dibenahi karena mereka calon pemain di tim senior.
 
Harus dibenahi bagaimana cara membina pemain usia dini dulu. Programnya harus benar, berikan pengalaman dengan jam pertandingan yang cukup. Kalau itu dilakukan 10 tahun ke depan ada peluang Indonesia bisa berprestasi dengan masik Piala Dunia.
 
Kalau untuk Bali United, seperti apa target prestasi yang anda canangkan bersama manajemen?
Kalau Bali, musim pertama sebenarnya hanya target bertahan saja di kompetisi tertinggi. Tahun kedua, baru masuk papan tengah. Beru di tahun ketiga bisa prestasi. Tapi sekarang setelah lima bulan dibentuk, permainan tim sudah seperti yang diharapkan. Padahal, saat membentuk timnas U-19, saya butuh waktu dua tahun. Mungkin di Bali beda karena faktor kematangan pemain. Jadi mereka bisa lebih cepat terbentuk.
 
Baca Juga:

Berita Terkait