Bola.com, Concepcion - Copa America 2015 yang digelar di Cile kembali menghadirkan kejutan. Brasil yang selalu menjadi langganan sebagai tim unggulan harus bersusah payah untuk lolos dari Grup C yang juga dihuni Peru, Kolombia dan Venezuela.
Tim Samba bahkan sampai diwajibkan menang di pertandingan terakhir melawan Venezuela, jika ingin lolos ke babak perempat final setelah sebelumnya dikalahkan Kolombia dengan skor 1-0.
Lini belakang yang terlihat rapuh dan lini penyerangan yang tumpul disebut sebagai penyebab terseok-seoknya langkah Brasil di fase grup. Sepanjang babak penyisihan, Brasil hanya mampu mencetak empat gol dari dua kali menang dan sekali kalah.
Catatan tersebut dinilai jauh dari memuaskan mengingat lini serang A Selecao diperkuat nama-nama tenar seperti Phillipe Coutinho, Willian, dan tentu saja si bocah ajaib Neymar.
Berikut analisa performa anak asuh Dunga tersebut di tiga pertandingan Grup C Copa America 2015:
Efektivitas Bertahan dan Menyerang Belum Baik
Jika dilihat dari statistik, empat gol yang dicetak Brasil di fase grup tercipta dari total 42 kali percobaan tembakan dengan hanya 14 kali tepat sasaran, atau rata-rata lima kali per pertandingan dengan akurasi sebesar 42% per laga.
Perubahan mencolok dalam akurasi tembakan ke arah gawang justru terjadi ketika Brasil –tampil tanpa Neymar– mengalahkan Venezuela dengan 17 kali percobaan (delapan tepat sasaran, empat diblok) dengan akurasi sebesar 62%.
Berbeda jauh dengan ketika mengalahkan Peru (16 tembakan, empat tepat sasaran, tiga diblok, akurasi 31%) dan dikalahkan Kolombia (sembilan tembakan, dua tepat sasaran, tiga diblok, akurasi 33%).
Sementara itu, tim Samba selalu menguasai pertandingan, termasuk saat dikalahkan Kolombia, dengan rata-rata 57% penguasaan bola. Tak hanya itu, Brasil juga menorehkan total 1492 operan dengan 1369 operan sukses, atau rata-rata 456 operan akurat dengan rasio keberhasilan sebesar 92% per pertandingan.
Di sisi lain, lini belakang Brasil terlihat rapuh dengan kebobolan tiga gol dari tiga pertandingan. Padahal, lini pertahanan Brasil diperkuat oleh nama-nama besar seperti David Luiz, Thiago Silva, dan Miranda.
Secara total, tim Samba mencatatkan 60 tekel sukses dengan rasio sebesar 64% dalam setiap pertandingan. Thiago Silva dkk juga menorehkan 33 intersep dan 63 sapuan. Sapuan terbanyak terjadi saat dikalahkan Kolombia 0-1, yaitu sebanyak 32 kali.
Belum padunya lini pertahanan membuahkan total 53 kali melanggar pemain lawan, atau jika dirata-rata, pemain Brasil melakukan 18 kali pelanggaran dalam setiap pertandingan. Hal tersebut akhirnya membuahkan enam kartu kuning dan satu kartu merah.
Pemain kunci: Willian
Nama gelandang serang Chelsea ini memang kalah bersinar jika dibandingkan dengan Neymar. Namun demikian, Willian adalah salah satu pemain yang selalu dipercaya menjadi starter dalam skema permainan A Selecao di Copa America 2015. Apalagi, performa Willian terbilang stabil.
Bermain total 243 menit, Willian melakukan empat kali percobaan tembakan ke arah gawang dan tiga di antaranya tepat sasaran. Tak hanya itu, kemampuannya menyokong lini serang Brasil pun cukup meyakinkan.
Dengan hanya rata-rata 81 menit bermain dalam tiga pertandingan Grup C, Willian melakukan 135 kali operan dengan 120 di antaranya sukses menemui rekan satu timnya. Jika dirata-rata, dalam setiap pertandingan Willian melakukan 40 operan sukses dari 45 kali percobaan.
Setelah dipastikan akan menjalani Copa America tanpa Neymar yang mendapat sanksi larangan bermain empat laga, coach Dunga harus memutar otak untuk mempertajam lini penyerangan dan memperkokoh lini pertahanannya, jika ingin terus melaju dan menjuarai Copa America 2015.
Statistik Labbola:
Baca Juga:
Neymar: Tanpa Saya Brasil Pasti Juara Copa America