Bola.com, Santiago - Sebagai tuan rumah, Cile tentunya ingin menjadi juara Copa America 2015. Langkah mulus di babak grup berlanjut dengan mengalahkan Uruguay dengan skor tipis 1-0 di babak perempat final.
Namun, di semifinal langkah Cile jelas tak mudah meski "hanya" bertemu tim kelas dua Amerika Latin, Peru. Sang lawan terbukti bermain baik di edisi Copa America kali ini dan jadi kuda hitam yang siap menjegal target sang tuan rumah.
Performa Cile dalam empat pertandingan Copa America
Langkah Cile bisa dikatakan yang terbaik dari seluruh kontestan Copa America 2015. Mereka memulai usaha menjadi juara dengan mengalahkan Ekuador 2-0. Setelah sempat bermain imbang 3-3 melawan Meksiko, Arturo Vidal dan kawan-kawan membantai Bolivia lima gol tanpa balas.
Catatan 10 gol dari tiga pertandingan adalah yang paling produktif di antara semua kontestan. Tim penuh bintang seperti Argentina pun hanya mencetak empat gol, begitu pula dengan Brasil.
Lini depan tim tuan rumah yang dimotori oleh Arturo Vidal dan Alexis Sanchez selalu menebar ancaman pada setiap lawan. Dari empat pertandingan yang telah dijalani anak asuh Jorge Sampaoli, 61 tendangan telah dilepaskan dengan 24 di antaranya menemui sasaran, 25 melenceng, serta 12 lainnya diblok pemain lawan.
Mereka juga selalu unggul penguasaan bola. Saat melawan Ekuador, Cile menguasai 59% bola, lalu masing-masing 53% dan 57% kala bersua Meksiko dan Bolivia. Ketika bertemu Uruguay mereka bahkan sampai unggul 77% penguasaan bola.
Namun, perjalanan Cile tak mulus-mulus amat. Mereka diganggu kondisi non teknis. Arturo Vidal mengalami kecelakaan lalu lintas yang meski tak mengganggu performanya di lapangan tetap menyita perhatian.
Hal tersebut diperparah dengan sorotan publik pada Gonzalo Jara yang memprovokasi Edinson Cavani dengan menyentuh bokong penyerang Uruguay tersebut. Bomber PSG itu pun akhirnya dikeluarkan wasit setelah dianggap menampar Jara meski dalam tayangan ulang itu tak terjadi.
Publik dunia pun menghujat apa yang dilakukan oleh Jara sebagai hal yang tak pantas dilakukan oleh pesepak bola. Tersiar kabar pula akibat perilakunya tersebut FSV Mainz, klub Jara saat ini berniat untuk melepas sang bek di bursa transfer musim panas ini. Ujungnya, Jara dihukum larangan bertanding sebanyak tiga laga, dan dipastikan tidak akan merumput lagi di sisa kompetisi Copa America 2015.
Peru bisa mengejutkan
Apabila Jorge Sampaoli dan sang kapten, Claudio Bravo, tak bisa menenangkan kondisi internal jelas itu sinyal bahaya bagi Chile. Mereka butuh konsentrasi penuh dan dijauhkan dari hal non teknis yang bisa mengganggu persiapan tim menjelang partai semifinal.
Jika tidak, Peru jelas siap memberi kejutan. Inilah kesempatan terbaik untuk mengulangi prestasi terbaik kembali menjadi juara Copa America setelah sempat merasakan gelar pada 1939 dan 1979 di mana Peru diperkuat oleh salah satu pemain terbaik sepanjang masa, Teofillo Cubillas.
Peru melaju ke perempat final berkat berada di peringkat kedua Grup C di bawah Brasil dengan mengoleksi empat angka hasil kalah 1-2 dari Brasil, menang 1-0 atas Venezuela, dan bermain imbang tanpa gol dengan Kolombia. Anak asuh Ricardo Gareca lalu menghempaskan Bolivia dengan skor 3-1 di babak delapan besar berkat hat-trick Paolo Guerrero.
Selain Guerrero, pemain kunci Peru di semifinal mendatang adalah Christian Cueva. Gelandang yang biasa beroperasi di sisi kiri tersebut selalu bermain dalam empat pertandingan meski selalu diganti menjelang akhir pertandingan.
Selama 332 menit di lapangan, Cueva mengemas satu gol, melepaskan lima percobaan tendangan dengan dua di antaranya menemui sasaran. Sebagai pemain tengah dia juga melepaskan 138 umpan dengan 128 umpan sukses. Selain itu dia juga aktif bertahan salah satunya dengan membuat 16 tekel sukses dari empat pertandingan.
Cile unggul rekor pertemuan
Meski Peru punya peluang, Cile tetap layak untuk diunggulkan. Selain faktor tuan rumah dan teknis, rekor pertemuan Cile juga jauh lebih unggul. Mereka pernah 41 kali mengalahkan Peru dan hanya kalah 21 kali serta 15 pertandingan berakhir imbang.
Cile terakhir kali mengalahkan Peru pada pertandingan persahabatan internasional pada 10 Oktober 2014 dengan skor 3-0. Sementara kemenangan terakhir Peru atas Cile terjadi pada 22 Maret 2013 dengan skor 1-0.
Bagaimanapun Cile tetap layak diunggulkan. Apalagi jika pemain kunci mereka, Alexis Sanchez bermain gemilang. Penyerang Arsenal ini selalu bermain dalam empat pertandingan. Hanya laga melawan Bolivia saja dia tidak bermain penuh di mana dia diganti setelah bermain selama 45 menit.
Meski baru mencetak satu gol, Sanchez adalah nyawa permainan Cile. Dia telah membuat 16 percobaan tendangan dengan lima di antaranya menemui sasaran. Membuat 98 umpan dengan 81 di antaranya sukses. Sanchez adalah kreator setiap serangan Cile.
Menilik berbagai faktor tersebut, Cile jelas layak diunggulkan untuk menjadi finalis Copa America 2015. Lalu menjadi juara untuk pertama kalinya setelah hasil terbaik mereka di Copa America selama ini hanya menjadi runner up seperti pada edisi 1955, 1956, 1979, dan 1987.
Prediksi Tim Labbola
Berdasarkan performa statistik kedua tim selama pegelaran Copa America 2015, tim analis Labbola memprediksikan Cile yang akan melaju ke partai final dengan persentase kemungkinan sebesar 65%.
Faktor tuan rumah dan penampilan apik Alexis Sanchez dkk. di empat laga sebelumnya cukup berpengaruh terhadap perhitungan matematis yang melibatkan beberapa parameter statistik ini.
Di sisi lain, persentase kemungkinan bagi Jefferson Farfan dkk. untuk melaju ke final adalah 35%, dan dengan performa yang cenderung meningkat di tiap pertandingan, bukan tidak mungkin Peru justru yang akan lolos ke laga pamungkas.
Baca Juga:
Mauricio Isla Bawa Cile ke Semifinal Copa Amerika 2015
Lecehkan Cavani, Jara Dihukum Tiga Pertandingan
Copa America 2015 : Hattrick Jose Paolo Guerrero Antar Peru ke Semifinal