Bola.com, Banyuwangi - Ketua Penyelenggara Turnamen Sunrise of Java Cup (SoJC) 2015 Aliong Heryanto kecewa berat kepolisian setempat tak mengeluarkan izin keramaian untuk ajang yang seharusnya dimulai, Selasa (30/6), di Stadion Diponegoro Banyuwangi dengan laga pembuka tuan rumah Persewangi kontra Garuda All Stars (timnas U23). Tanpa izin dari Polres Banyuwangi tersebut, semua rangkaian jadwal pertandingan yang rencananya berlangsung 30 Juni-5 Juli ini pun berantakan.
“Semua prosedur kami sudah jalani. Mulai mengirimkan surat izin ke Polres setempat hingga BOPI. Kami sudah mengantongi rekomendasi dari BOPI. Kami juga telah mengurus izin ke Polres Banyuwangi sejak sebulan lalu. Tapi saya kecewa berat karena pas hari H, Polres tak memberi izin,” ungkap Aliong.
Alasan yang dikemukakan pihak kepolisian Banyuwangi, kata Aliong, karena ormas Islam, MUI, NU, dan kelompok suporter tak setuju bila turnamen SoJC digelar di bulan puasa.
“Saat pertemuan dengan Polres, mereka menolak mengeluarkan izin karena ada penolakan dari ormas Islam, MUI, NU, dan suporter Persewangi. Mereka tak mau ibadah puasa terganggu. Padahal kami sudah dapat izin dari Bupati Banyuwangi. Seharusnya kalau semua pihak itu tak setuju, sejak jauh hari langsung bicara dengan kami. Sehingga kami tak menanggung kerugian material dan moril,” kata Aliong.
Pemilik klub Liga Nusantara Persewangi Muda ini mengaku menelan kerugian sekitar Rp 500 juta akibat batalnya SoJC 2015. Namun Aliong tak merinci pengeluaran yang telah dilakukannya.
“Biaya itu untuk persiapan saja. Mulai rapat pembentukan panpel, mengurus perizinan, pembayaran panjar hotel, dan kontrak pemain. Yang jadi tanda tanya, kelompok suporter mana yang tak setuju? Padahal saya sudah bertemu dengan pengurus Laros Mania, pendukung Persewangi,” ucap Aliong.
Baca juga :
Tak Ada Izin Kapolres, Sunrise of Java Cup 2015 Batal Digelar?