Bola.com, Malang - Jatuhnya pesawat Hercules C-130 B di Medan (30/6) membuat banyak pihak bersimpati. Sebab tragedi itu menelan banyak korban jiwa, tidak terkecuali Suharno. Mendengar nama pesawat Hercules yang berumur lebih dari setengah abad, pelatih Arema Cronus itu langsung teringat momen 14 tahun silam.
Untuk pertama dan terakhir kalinya, pelatih asal Klaten ini merasakan terbang bersama pesawat Hercules dari Lanud Abdulrachman Saleh Malang menuju bandara Sentani Jayapura untuk melakoni sebuah pertandingan di Liga Indonesia.
Namun, Suharno tidak ingat apakah pesawat yang ditumpanginya waktu itu adalah pesawat yang baru saja mengalami kecelakaan di Medan. Tapi yang jelas, jenisnya sama. "Waktu itu saya bawa satu tim Persema karena masih melatih di sana. Entah gimana ceritanya manajer sudah menyiapkan Hercules sebagai tunggangan kami," kata dia.
Lantaran bukan pesawat komersil, terbang bersama Hercules diakui pelatih bertubuh tambun ini sangat menegangkan. Penumpang harus duduk berhadap-hadapan dengan kursi dari jaring. Tidak ada kursi busa yang empuk.
"Ya karena duduknya hadap-hadapan ke samping, ya agak pusing. Selain itu, dari Malang ke Jayapura, kami harus transit berkali-kali. Bahkan sempat menginap di salah satu titik. Mungkin di Biak kalau tidak salah," kenangnya.
Jelas sangat menakutkan jika selama perjalanan sering mendarat dan tinggal landas. Ini karena di dua momen tersebut yang dianggap krusial dalam penerbangan.
"Kami tidak mengira kalau pesawat Hercules umurnya sudah setua itu. Ibaratnya motor saja kalau dibuat tahun 60-an, di gas sudah sulit jalan. Lha ini pesawat, kalau gak kuat jalan kan jatuh seperti di Medan itu," lanjut pelatih Arema Cronus itu.
Baca juga :