Wawancara Mursyid Effendi: Jangan Bunuh Karier Pemain Muda!

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 02 Jul 2015, 10:06 WIB
PERMINTAAN - Kondisi persepakbolaan Indonesia saat ini dinilai Mursyid Effendi membunuh karier pemain muda. (Bola.com/Zaidan Nazarul)

Bola.com, Surabaya - Pemain muda seharusnya mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan sekaligus kariernya. Namun kondisi sepak bola Indonesia membuat mereka kehilangan kesempatan.

Bagaimana legenda hidup Persebaya Mursyid Effendi melihat fenomena ini. Berikut petikan wawancara bola.com dengan Mursyid di Surabaya.

 
Bagaimana Anda melihat kondisi sepak bola Indonesia saat ini?

Sangat parah. Saya sudah menduga bakal banyak persoalan yang akan muncul di awal konflik antara Kemenpora dan PSSI terjadi, tapi tidak sampai sehancur ini. Kasihan orang yang menggantungkan hidupnya di bola. Apalagi banyak pemain muda potensial yang kehilangan peluang untuk meraih apa yang mereka mimpikan.

 
Menurut Anda, kerugian apa saja yang dialami para pemain muda?

Banyak, salah satunya kariernya yang harus terhenti. Mereka baru saja muncul, tapi dimatikan. Dimatikan kariernya, penghasilannya, kesempatannya bermain di level terbaik, tampil di pentas internasional, dan keluarga mereka.

Maksudnya dengan keluarga mereka?

Siapa pun tahu, mayoritas pemain berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah. Seharusnya, saat ini banyak di antara mereka yang bisa mengangkat strata ekonomi keluarga dengan bermain di ISL, Divisi Utama dan Liga Nusantara. Tapi dengan tidak adanya kompetisi, mereka kehilangan peluang itu.


Ada saran untuk para pemain muda agar bisa tetap eksis di tengah kondisi seperti ini?

Saran saya mereka mulai melirik kompetisi di luar negeri. Karena jika melihat perkembangannya hingga saat ini, perseteruan antara Kemenpora dengan PSSI tampaknya bakal lama berlangsung. Sebab kedua pihak masih keras pendiriannya.

 
Anda sendiri masih melakukan pembinaan di klub dalam situasi seperti sekarang?

Masih, karena pembinaan tidak boleh mati. Sepak bola harus hidup meski kondisi sepak bola Tanah Air sedang kacau. Saya punya tanggung jawab moral untuk tetap melakukan pembinaan. Klub saya, Mitra Surabaya masih eksis, bahkan satu-satunya yang masih bersemangat.  


Lantas muaranya kemana seandainya sepak bola Indonesia masih seperti sekarang?

Kompetisi bukan hanya di Indonesia saja. Saat ini ada tiga pemain saya yang bermain di luar negeri. Saya yakin, produk-produk Mitra Surabaya bakal banyak yang bisa berkarier di luar negeri.

 
Mitra punya banyak siswa. Kalau hanya hitungan jari yang main di luar negeri, sisanya ke mana?

Kami tidak hanya sebatas mengajari bermain bola. Mereka kami sekolahkan hingga perguruan tinggi secara gratis. Jadi kalau tidak main bola, mereka bisa bekerja di bidang lain. Yang masih sekolah SMP dan SMA, mereka bisa terus latihan dan sekolah.

Harapan Anda pada sepak bola Indonesia?

Saya berharap semua segera normal kembali. Tentu saja dua pihak yang bertikai mau berbesar hati untuk mencari solusi. Karena situasi ini sangat buruk bagi sepak bola Indonesia. Sudah akhiri semuanya, mari berangkulan untuk kejayaan sepak bola Indonesia. Saya yakin, semua insan bola Tanah air tak rela sepak bola kita terpuruk.

Advertisement

Baca Juga:

Bek Asing Persebaya Kerasan di Indonesia

Feature : Yusuf Ekodono, Kisah Perjuangan Eks Striker Persebaya

Manajemen Persebaya Mempersilakan Pemain Ikut Tarkam

Berita Terkait