Bola.com, Padang - Pengurus Besar (PB) Taekwondo Indonesia (TI) masih membuka kesempatan kepada pengurus, pelatih, wasit serta atlet TI yang pindah haluan ke Yayasan Universal Taekwondo Indonesia (YUTI) untuk kembali ke TI.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum II PB TI, Noor Fadjari, pada kesempatan membuka Musyawarah Provinsi (Musprov) TI Sumbar yang berlangsung Sabtu (4/7/2015) di Hotel Daima, Padang. Purnawirawan berbintang satu ini menyebut pihaknya akan memfasilitasi anggota YUTI yang berniat kembali ke TI.
"Sejak 2013, PB TI sudah mengeluarkan surat kepada yang terlibat di taekwondo untuk memilih apakah berada di bawah naungan TI atau YUTI. Langkah ini agar atlet tidak dikorbankan," sebutnya, yang saat itu didampingi Ketua TI Sumbar terpilih periode 2015-2019, Handrianto.
Hanya, selama ini atlet yang ke YUTI lanjutnya, kebanyakan tidak tahu dasar pembentukan organisasi tersebut sehingga selama ini terkesan ikut-ikutan pindah.
"Akhirnya sekarang atlet merasa bingung mau pilih yang katanya profesional yang induknya BOPI atau mengikuti TI yang berada di bawah naungan KONI dan KOI," ungkap Noor.
Untuk itu PB TI membuka pintu kepada mantan anggota TI yang "hijrah" untuk kembali ke TI.
"Bagi yang mau kembali ada dua seleksi yang akan kami lakukan yakni seleksi administrasi dan seleksi teknis. Seleksi administrasi tujuannya menata para taekwondoin sabuk hitam. Nanti akan ketahuan dari mana sabuk hitam yang diperoleh. Kalau dari YUTI, akan kami tes ulang," tambahnya.
Menyangkut teknis, PB TI akan menguji DAN I melalui gerakan. Bila gerakannya tidak benar akan diturunkan pada tingkatan di bawahnya. "Kalau gerakannya benar, kami akan ganti sertifikatnya dari YUTI ke TI, biayanya gratis," jelas Noor Fadjari.
Kebijakan yang diterapkan PB TI nantinya akan diikuti oleh masing-masing Pengprov dan Pengcab TI di daerah. "Cuma catatannya, kalau ada yang ingin ke profesional silakan saja, namun yang terlibat didalamnya tidak bisa ke PON, SEA Games bahkan Olimpiade," ujarnya.
Noor menambahkan untuk anggota yang kembali ke TI, terkait kepengurusan di daerah, PB akan menyerahkan sepenuhnya kepada Pengprov masing-masing, dengan catatan kembali ke TI dengan sungguh-sungguh.
Hal itu lantaran ada kasus di Provinsi Gorontalo, di mana banyak yang kembali ke TI, namun hanya satu kaki, sementara satu kaki yang lain masih berada di YUTI. "Hal semacam itu tentu tidak benar dan kami tidak mengakomodasi hal seperti ini," tutur Noor Fadjari.
Baca Juga :
Oasis di Tengah Paceklik Medali Emas Indonesia
Taufik Hidayat: Mohon Maaf Pencapaian Indonesia di SEA Games