Bola.com, Bandung - Konflik Kemenpora dan PSSI yang berujung sanksi FIFA tidak hanya jadi pukulan berat bagi pelaku sepak bola, seperti pemain dan pelatih. Para penjual kostum (jersey) ikut "menangis" pasca kompetisi nasional terhenti.
Bola.com menyambangi sejumlah toko yang biasa menjual kostum sepak bola di Kota Bandung. Salah satunya, Ade Sports. Dede Hildan, pemilik Ade Sports, yang terletak di Jl. Ahmad Yani, Bandung itu, mengungkapkan betapa berat usahanya semenjak kompetisi terhenti dan sanksi FIFA turun.
"Akibat kisruh sepak bola, omset kami tak sekadar turun, tapi nyaris tak ada lagi," ujar Dede.
Yang lebih memprihatikan, Dede mengungkapkan terpaksa mengurangi jumlah karyawan. Sebelum kompetisi terhenti, Dede memiliki 22 orang karyawan, namun kini tinggal 11 orang. 11 karyawan lain terpaksa diberhentikan karena produksi jersey juga dihentikan.
"Dalam dua minggu setelah berhentinya kompetisi, 11 karyawan terpaksa saya diberhentikan karena sepi produksi. Kasihan padahal mau lebaran, tapi mau bagaimana lagi karena kondisi yang semakin berat," ucap Dede.
Sebelum kompetisi terhenti, Dede mengaku dalam sehari bisa terjual hingga 100 jersey. Jumlah itu bisa meningkat bila Persib bermain di kandang. Banyak pula pesanan dari reseller (distributor). "Sekarang dalam satu hari yang terjual cuma dua jersey. Bahkan banyak pesanan yang dibatalkan," ujarnya.
Dede menambahkan banyak reseller yang berhenti. Biasanya, hampir setiap daerah di Jawa Barat jadi reseller serta memesan Jersey dari tokonya.
"Biasanya akhir pekan toko selalu ramai karena banyak pengunjung dari luar kota. Sekarang sepi, yang datang paling hanya satu dua orang saja. Saya berharap kompetisi Indonesia bisa berjalan lagi," ujarnya.
Meski berat, Dede mengaku tetap akan berusaha mempertahankan bisnisnya. Untuk mengantisipasi mandeknya kompetisi, yang belum diketahui sampai kapan, Dede harus memutar otak. Salah satu caranya mengeluarkan kostum dengan desain berbeda dari sebelumnya.
"Mungkin desainnya seperti keluaran distro-distro begitu. Tapi, saya sangat berharap kisruh PSSI dan Menpora cepat selesai karena dampaknya terasa sekali," harapnya.
Kondisi tak jauh beda terjadi di Viking Fanshop Original, yang menjual beragam jenis jersey Persib dan pernak-pernik Persib lain. Menurut Agus Rachmat, salah satu pemilik Viking Fanshop Original, akibat sanksi FIFA omset penjualannya mengalami penurunan sekitar 80 persen.
"Dampaknya sangat besar. Saat ini kami mencoba mengeluarkan produk dengan desain Viking saja, tapi saya berharap kompetisi cepat berjalan lagi," ujar Agus, yang tokonya berada di Jl. Ahmad Yani, Bandung.
Omset Viking Fanshop yang terletak di Jl. Riau Bandung, juga mengalami penurunan, meski tidak terlalu signifikan. Menurut Mungky, yang sehari-hari menjaga toko Viking Fanshop, penurunan omset "hanya" sekitar 50 persen. "Kami masih terbantu dengan penjualan sistem online," ujar Mungky.
Di sisi lain, para pemilik usaha penjualan kostum produksi lokal serta pernik-pernik Persib itu harus terus berjuang mempertahankan usahanya tetap hidup. Namun, sampai kapan mengingat hingga kini belum ada tanda-tanda sanksi FIFA bakal dicabut dan kompetisi nasional kembali berputar.
Baca Juga :
Feature : Dany Saputra, Jual Mobil untuk Lunasi Utang
Feature : Yusuf Ekodono, Kisah Perjuangan Eks Striker Persebaya
Feature : Eks Timnas U-19: Fokus Kuliah Usai Kompetisi Terhenti