Bola.com, Padang - Ada beragam cara untuk merayakan kebersamaan dalam sepak bola. Di Sumatra Barat, tepatnya di Batusangkar, sekira 2,5 jam perjalanan dari Kota Padang, ada turnamen antarkampung bertajuk Jordus Cup.
Walau berstatus turnamen antarkampung, jangan anggap turnamen ini dikemas ala kadarnya. Pasalnya, panpel tetap menerapkan aturan baku pertandingan layaknya liga profesional. Ada Pengawas pertandingan (PP) dan wasit bersertifikat resmi dari Pengprov PSSI Sumbar. Perangkat pertandingan inilah yang memastikan proses pertandingan berjalan sesuai aturan. Aturan itu juga mengatur soal berapa orang yang boleh duduk di bangku cadangan dan proses pergantian pemain.
Berbeda dengan tarkam lainnya, Jordus Cup tergolong variatif menyangkut tim peserta. Selama ini pemain yang ikut bermain pernah mencicipi kompetisi nasional kasta terendah hingga tertinggi.
Tak heran bila di turnamen ada nama seperti Hengky Ardiles, Tommy Rifka, dan pemain profesional asal Ranah Minang lain ikut berpartisipasi meramaikan turnamen. Di edisi 2015 ini tercatat ada nama baru yang akan memperkuat salah satu kontestan. Irsyad Maulana, eks Arema Cronus, bakal membela Diklat Selection. Irsyad juga merupakan jebolan PPLP Sumbar.
Namun, pada pelaksanaan tahun ini tanpa juara bertahan PSP Padang dan Ibar FC Jakarta. Tahun lalu, turnamen sangat menarik karena keikutsertaan Ikbar FC Jakarta, klub yang dimiliki perantau Minang, yang telah mengoleksi gelar sebanyak dua kali.
"Tahun lalu Ikbar FC membawa lima pemain dari Nigeria dan Liberia. Mereka melengkapi pemain asal Sumbar," kata Yasman Yanusar, pemrakarsa Jordus Cup.
Soal venue, Jordus Cup juga tak main-main. Lapangan Pulai memang hanya lapangan kampung, tapi jangan berpikir lapangan itu berkualitas buruk. Permukaan lapangan dan rumput di Lapangan Pulai pantas disebut salah satu yang terbaik di Sumatra Barat. Pesaing lapangan itu mungkin hanya Stadion H. Agus Salim atau Stadion Muhammad Yamin di Sijunjung. Walau lapangan kampung, ada tribun penonton di satu sisinya. Tribun dengan delapan jenjang itu memberi kenyamanan bagi penonton.
"Stadion Pulai" memiliki bangku cadangan yang lumayan, meski tak terbuat dari bahan semacam fiberglass. Stadion ini juga ditembok tinggi di tiga sisinya, satu sisi lain tak ditembok karena ada tanah ketinggian yang dijadikan tribun alami.
Menarik dikulik, berapa kira-kira bayaran yang diterima pemain profesional pada turnamen ini? Sang pemrakarsa turnamen memberi bocoran. Tahun lalu, pemain non-amatir menerima bayaran tertinggi sekitar 1,5 juta rupiah untuk pemain asing. "Untuk pemain lokal, klub tentunya akan melihat dulu kualitas pemain," kata Yasman.
Tidak dipungkiri, saking panjangnya sejarah tarkam ini, Jordus Cup yang tahun ini sudah memasuki tahun ke-13, sangat dinantikan tidak hanya pemain dan pelatih tetapi publik Sumbar. Buat pemain, turnamen ini jadi media "kopi darat" antarpemain yang selama ini terpisah karena merantau ke luar provinsi. Buat pencinta bola, tentu jadi tontonan menarik bersama keluarga di momen Lebaran.
"Bisa dikatakan saat lebaran, pemain asal Sumbar yang bermain di liga profesional jauh-jauh hari sudah kompak akan bertemu di kampung lewat kompetisi sepak bola. Hal ini sangat menarik. Selain ajang silaturahmi, turnamen tetap berlangsung semarak dan mendapat dukungan penuh ribuan penonton," papar Yasman.
Di sisi lain, nama turnamen antarkampung ini, Jordus Cup, berasal dari sebuah klub yang berada di jorong (desa), yakni Jorong Duo Sungayang di Tanahdatar. Nama klub itu, Jordus.
Jordus hanyalah klub sepak bola kampung yang mayoritas diisi generasi muda Jorong Duo Sungayang. Tim ini didirikan pada 1970. Hanya, sejak berdiri tak banyak prestasi yang dibukukan tim ini di turnamen antarkampung di Sumatra Barat.
Namun pada 1996, Yasman, putra daerah Sungayang yang tinggal di Padang, berniat membangun sepak bola daerah asal. Caranya, dengan menggelar Jordus Cup ini.
Baca Juga :
Ini Cara Semen Padang Berbakti untuk Olah Raga di Sumbar
Nilmaizar : Saya Masih Pelatih Semen Padang, Bukan Porwil Sumbar!
Feature : Aktivitas Skuat Semen Padang Saat ISL 2015 Terhenti