Bola.com, Padang - Tidak hanya pemain, pelatih, dan klub yang merugi dari dihentikannya gelaran ISL 2015 dan kompetisi strata di bawahnya akibat buntut kisruh PSSI dan pemerintah. Wasit juga terkena imbasnya. Sama halnya pemain, vakumnya kompetisi berdampak besar pada pendapatan sang pengadil di lapangan.
Kondisi yang ada memaksa sebagian besar wasit melakoni pekerjaan lain, ada pula yang kembali fokus pada profesi semula dan bahkan jadi pengangguran.
Salah seorang asisten wasit (AW) nasional, Alfroki Martha, mengungkapkan pasca terhentinya kompetisi memilih kembali berkonsentrasi pada kewajibannya sebagai salah satu tenaga pengajar di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIK) Universitas Negeri Padang (UNP).
"Informasi pembekuan kompetisi saya terima jelang bertugas pada laga Persija melawan Persigres, 15 April 2015. Saat itu saya rencananya bertugas bersama Dwi Purba, Nurdin AB dan Hamsir," ujar Alfroki kepada Bola.com, Kamis (9/7/2015).
Alfroki mengaku beruntung memiliki profesi tetap sebagai dosen sehingga tidak begitu terpengaruh dengan dihentikannya kompetisi.
"Terhentinya kompetisi memang mempengaruhi pendapatan kami dari lapangan hijau. Untuk asisten seperti saya contohnya, setiap pertandingan dihargai honor Rp 3 juta. Selama kompetisi berjalan minimal bertugas pada delapan pertandingan. Itu artinya kami rugi sebesar Rp 24 juta," jelasnya.
Selain kembali ke kampus, pria bergelar master pendidikan itu mengaku masih menjaga kondisi fisik dengan melakukan jogging di kawasan Stadion H. Agus Salim, Padang.
"Kalau jogging tetap, ya setidaknya menjaga kondisi jelang kompetisi kembali digelar," sambungnya, seraya berharap PSSI dan pemerintah segera berdamai sehingga kompetisi kembali bergulir.
Baca Juga :
Kompetisi Terhenti, Alan Martha Pilih Kuliah dan Main Tarkam
Mudik, Pelatih Persipura Memilih Ikut Kursus Pelatih
"Tak Hanya Rindu Pertandingan, Kami Juga Kangen Latihan Bareng"