Bola.com, Jakarta Kabar datang dari Grup Bakrie, kaitannya dengan kepemilikan di Brisbane Roar, kontestan A-League di Australia. Pemilik Brisbane Roar, Nirwan Bakrie, seperti dilansir di The World Game, menyebut sudah setuju untuk menjual klub yang dimilikinya sejak empat musim terakhir itu.
Adalah Chris Fong, mantan Ketua Brisbane Roar, yang mengungkapkan hal ini ke media. "Tuan Nirwan Bakrie sudah setuju untuk menjual Brisbane Roar dalam sebuah kesepakatan yang bisa menjamin para kreditur dibayar serta stabilitas dipulihkan," kata Fong.
"Harga (jual) sudah disepakati dengan pihak ketiga dan kami mengharapkan proses ini bisa tuntas pada akhir bulan ini. Saya tak bisa bicara banyak soal penjualan karena kesepakatan ini sangat rahasia."
"Kami telah bekerja sama dan berkoordinasi dengan FFA (Federasi Sepak Bola Australia), yang selama ini sangat memahami (kondisi klub)," imbuh Fong.
Fong juga menyampaikan lebih dari 9 juta dolar telah diinjeksikan oleh Grup Bakrie untuk Brisbane Roar dalam empat musim terakhir, sejak 2011, tetapi hasilnya sejauh ini dianggap tetap mengecewakan.
Gonjang-ganjing kesulitan keuangan yang dialami Brisbane Roar sudah terdengar belakangan ini. Bukti nyata terpaan tekanan finansial baik secara internal maupun eksternal, terlihat pada keterlambatan pembayaran gaji bulan Juni lalu. Ketika itu, gaji pemain dan staf telat dibayar selama dua minggu.
Meski terbilang hal "biasa" di sepak bola Indonesia, FFA tak menoleransi dan hal itu jadi perhatian di sepak bola Australia. Pertanyaan atas pengelolaan keuangan pun mengemuka. Terlebih setelah Bakrie mengeluarkan kajian keuangan internal pada Mei lalu, yang diikuti dengan mundurnya Sean Dobson, Direktur Pelaksana Brisbane Roar, dari jabatannya.
Karut-marutnya kondisi mantan klub Sergio van Dijk ini ditandai pula dengan terputusnya jalinan kerja sama dengan sponsor utama klub itu, The Coffee Club, pekan lalu. The Coffee Club mundur setelah bekerja sama selama delapan tahun terakhir.
The Coffee Club, yang mereknya berada di bagian depan jersey yang dikenakan Matt McKay dkk., dikabarkan mengucurkan dana hingga 650 ribu dolar pertahun. Kerja sama dua pihak itu disebut sebagai salah satu kesepakatan terlama yang terjadi di A-League.
Kondisi ini sangat disesalkan Fong. Namun, ia yakin Brisbane Roar bisa bertahan. "Masa yang menyedihkan bagi kami, staf, fans, dan sepak bola di Australia, tetapi semua ini akan berlalu. Departemen sepak bola sepertinya sudah memiliki figur kepemimpinan (di bawah CEO sementara David Pourre, pelatih baru John Aloisi, dan manajer operasional sepak bola Craig Moore), jadi kami berharap performa di lapangan bisa diperbaiki."
Hingga kini belum diketahui siapa calon pemilik baru Brisbane Roar. Namun, kabar beredar menyebut klub berjulukan The Roar itu akan dimiliki orang lokal (Australia) dan bukan orang asing. Fong yakin di bawah struktur kepemimpinan baru, Brisbane Roar mampu membayar kembali utang dan memulihkan stabilitas klub.
Baca Juga :
Detik-Detik Presiden FFA Tersungkur dari Podium Saat Hendak Menyerahkan Piala
Sergio van Dijk Puji Sepak Bola Thailand Setinggi Langit
Spaso Tegaskan Komitmen di Persib walau Ditaksir 2 Klub Thailand
Baca Juga
Rafael Struick Bermain Sekitar 30 Menit, Brisbane Roar Keok di Kandang Melbourne Victory
Rafael Struick Perdana Nyekor di Liga Australia, Pelatih Brisbane Roar: Sering Cadangan di Belanda, tapi Makin Oke berkat Timnas Indonesia
Hari-Hari Pertama Striker Timnas Indonesia Rafael Struick di Brisbane Roar