Bola.com, Jakarta - Latar belakang pesepak bola nasional bermacam-macam. Ada yang datang dari keluarga non-pesepak bola, tapi ada pula yang memang datang dari kalangan yang dekat dengan olah raga bal-balan ini.
Untuk mereka yang berasal dari keluarga pesepak bola, bakat bermain si kulit bundar mungkin diperoleh secara menurun dari kakek, ayah, paman, atau bahkan kakak. Nah, karena itu, di negeri ini tidak jarang ditemui hubungan sedarah, terutama kakak dan adik, yang berprofesi sama sebagai pesepak bola.
Baca Juga
Di antara mereka, ada yang sama-sama tergolong sukses dan dikenal masyarakat luas, tapi ada pula yang tidak. Ada yang bermain di masa sama, ada pula yang berbeda waktunya.
Berikut beberapa di antara pesepak bola kakak-beradik itu, yang Bola.com pilihkan untuk Anda :
1. Zulham Malik Zamrun dan Zulvin Zamrun
Tak usah memandang wajah keduanya untuk mengetahui dua pesepak bola ini kakak-beradik. Dari namanya saja mereka ketahuan punya hubungan sedarah. Tak sekadar kakak dan adik, keduanya merupakan saudara kembar. Zulham dan Zulvin, lahir di Ternate pada 19 Februari 1988. Zulham lahir terlebih dahulu.
Bicara soal karier, harus diakui Zulham punya rekam jejak lebih cemerlang ketimbang sang adik. Zulham jadi langganan timnas, tapi tidak dengan Zulvin. Keduanya pernah bersama kala membela Mitra Kukar, namun sebelum ISL 2015 terhenti, Zulham-Zulvin berpisah. Zulham membela Persipura Jayapura sedangkan Zulvin di Pusamania Borneo FC.
Hingga kini keduanya masih berbeda klub. Zulvin di Persela Lamongan sementara Zulham mantap bersama Persib Bandung.
Kurnia Meiga
2. Ahmad Kurniawan dan Kurnia Meiga
Sama-sama berposisi sebagai kiper dan saat ini sama-sama memperkuat Arema Cronus. Itulah kakak-beradik Achmad Kurniawan dan Kurnia Meiga. Selisih usia keduanya cukup jauh. AK, panggilan Ahmad Kurniawan lahir pada 31 Oktober 1979 sedangkan sang adik, Meiga, lahir pada 7 Mei 1990.
Meski lebih dulu terjun di dunia sepak bola, untuk urusan karier, tampaknya Meiga lebih bersinar ketimbang sang kakak. Acuannya, AK belum pernah dipanggil membela timnas, Meiga langganan timnas, baik timnas U-23 maupun timnas senior.
Indriyanto Nugroho
3. Indriyanto Nugroho dan Hariyanto Prasetyo
Yang satu, lulusan tim Primavera sementara satunya, lulusan tim Barreti. Itulah Indriyanto Nugroho yang akrab disapa Nunung serta adiknya, Hariyanto Prasetyo yang biasa dipanggil Tommy.
Keduanya ternama di kancah sepak bola Tanah Air pada era 1990-an hingga medio awal 2000-an. Nunung ternama saat memperkuat Arseto Solo, juga transfer Rp 100-nya ke Pelita Jaya, serta kala membela PSIS Semarang. Sang adik, kerap bergonta-ganti klub mulai Pelita Jaya, PSS Sleman, Persijap Jepara, hingga Persiku Kudus.
Setelah sempat membela sejumlah tim lain, keduanya gantung sepatu dan memutuskan jadi pelatih di Sekolah Sepak Bola. Nunung, yang berselisih dua tahun lebih tua dari Tommy, kini bersama sang adik jadi pelatih di SSB Kabomania, Kabupaten Bogor.
Seto Nurdiyantara
4. Seto Nurdiyantara, Yohanes Yuni Yantara, dan Fajar Listiyantara
Tiga kakak-beradik asal Kalasan, Sleman ini terlahir dari keluarga pesepak bola. Tidak hanya ketiganya, mereka juga masih memiliki saudara kandung lain yang juga menggeluti olah raga bal-balan. Hanya, di sepak bola Indonesia, ketiganya yang lebih terkenal.
Seto lahir pada 14 April 1974, Yohanes pada 26 Juni 1979, dan Fajar pada 26 Juni 1981.
Dari ketiganya, karier Seto terlihat lebih menyolok ketimbang kedua adiknya. Seto sempat menghuni timnas, tapi tidak dengan kedua adiknya. Posisi terakhir Seto adalah pelatih kepala PSS Sleman. Sedangkan Fajar dikenal saat memperkuat Persiba Bantul dan Fajar kala membela PSS Sleman serta Persik Kediri.
Fandi Eko Utomo
5. Fandi Eko Utomo dan Wahyu Subo Seto
Peribasa "buah jatuh tak jauh dari pohonnya", tampaknya cocok untuk menggambarkan keluarga Fandi dan Wahyu. Kakak beradik yang kini membela Persebaya Surabaya ini merupakan putra bintang Persebaya era 1990-an, Yusuf Ekodono.
Wahyu, yang lahir pada 16 Juli 1993, dua tahun lebih muda dari Fandi, yang lahir pada 2 Maret 1991.
Fandi, bintang muda yang pernah bersinar bersama Persela Lamongan, pernah pula menghuni timnas U-23. Sementara sang adik, masih terus mewujudkan impiannya jadi pesepak bola andal.
Baca Juga
3 Penggawa PSBS yang Menonjol dalam Kebangkitan Mereka di BRI Liga 1: Semakin Nyaman Berkreasi
Deretan Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia yang Sebaiknya Main di Piala AFF 2024: Ngeri-ngeri Sedap Kalau Gabung
Mengulas Rapor Buruk Shin Tae-yong di Piala AFF: Belum Bisa Bawa Timnas Indonesia Juara, Edisi Terdekat Bagaimana Peluangnya?