Bola.com, Bandung - Viking Persib Club (VPC) merupakan salah satu kelompok suporter fanatik Persib Bandung yang didirikan pada 17 Juli 1993. Sebagai pemain ke-12, keberadaan VPC membawa pengaruh besar bagi tim Pangeran Biru dalam setiap melakoni pertandingan, baik kandang maupun tandang.
Namun, sejak kompetisi dihentikan dan PSSI terkena sanksi FIFA, suara Viking seolah ikut tenggelam dari ingar-bingarnya persepakbolaan nasional.
Bagaimana langkah Viking untuk tetap eksis, dan kompak di masa seperti sekarang? Berikut petikan wawancara Bola.com dengan salah satu pentolan Viking Persib Club, Mulyana Umar atau yang populer disapa Yana Umar, di Bandung:
Bagaimana Anda melihat situasi sepak bola Indonesia sekarang?
Melihat situasi sepak bola sekarang ya senyum saja karena memang sepak bola Indonesia sudah seperti ini. PSSI itu kelirunya dari dulu, bukan hanya zamannya La Nyalla saja. Jadi, kalau orang baru ribut dan ngomong sekarang, kemarin-kemarin kemana saja he he he...
Kekeliruan seperti apa yang Anda maksud?
Pokoknya dulu juga banyak yang keliru tapi susah meluruskannya. Jangankan saya, Menpora saja sulit memberantas mafia.
Berbicara soal mafia sepak bola, apakah selama ini memang terlihat adanya mafia bola?
Kalau sedang vakum begini sulit juga memberantas mafianya karena tidak ada kompetisi. nanti kalau sudah berjalan pasti muncul lagi. Hal itu menjadi tugas PSSI dan Menpora memberantas mafia sepak bola.
PSSI menang gugatan di PTUN atas Menpora, tanggapan Anda?
Menangnya PSSI, saya masa bodoh. Saya tidak melihat PSSI atau Menpora. Saya hanya pecinta sepak bola, bagaimana caranya agar sepak bola kita bergairah kembali. Siapapun yang menyelenggarakan kompetisi, mau sama PSSI atau Menpora, asal diakui FIFA saja. Kalaupun ada yang masalah, serahkan saja ke kepolisian.
Kompetisi lama berhenti, otomatis Viking ikut vakum. Bagaimana cara Anda agar Viking tetap kompak dan eksis?
Untuk tetap kompak kami selalu membuat kegiatan, terutama di Bulan Ramadan lalu, baik itu silaturahmi, kegiatan dzikir bersama, buka bersama dengan anak yatim, dan shaur on the road. Kita juga sempat ziarah ke makam almarhum (Ayi Beutik). Lantaran HUT Viking dekat dengan Lebaran (HUT Viking pada 17 Juli), jadi kami baru akan merayakannya pada Agustus nanti.
Sudah berapa lama Anda bergabung bersama Viking dan apa suka dukanya?
Saya termasuk pendiri Viking, pada tahun 1993. Jadi, sudah 22 tahun saya bersama Viking. Saat itu saya pengurus paling muda. Suka dukanya banyak, panjang kalau diceritakan. Yang jelas, di Viking saya bisa menjalin silaturahmi dan memperpanjang persaudaraan.
Apa yang membuat Anda gabung dan terlibat dalam lahirnya Viking?
Karena saya cinta Persib dan Viking bagian dari Persib, jadi saya total di Viking. Bagi saya, Viking sudah menjadi keluarga yang jumlah anggotanya sangat banyak mencapai ribuan.
Apa kesibukan Anda selain di Viking?
Saya bisnis kaos sama teman-teman. Kebetulan sudah ada toko sendiri di Sidolig (Stadion Persib). Selain itu, editing video, design, kameramen, dan entertainment.
Apa harapan Anda terhadap persepakbolaan Indonesia?
Harapan saya kompetisi berjalan lagi. Kalau benar ada mafia, tangkap saja. Bagaimana caranya, saya kira orang-orang yang di atas mampu mengurusnya. Kami menunggu saja kapan sepak bola kita berjalan lagi. Semua pasti sudah sangat ingin menikmati pertandingan sepak bola. Sampai saat ini pun kami belum mendapat informasi kapan akan bergulir. Mudah-mudahan cepat bergulir.
Baca Juga :
Jenderal The Maczman : Satukan Fans PSM dengan Salam Jabat Hati