Bola.com, Jakarta Mungkin sebagian orang yang menyukai sepak bola nasional era tahun 2000-an tidak mengenal dengan istilah Timnas Baretti. Namun, bagi pecinta sepak bola nasional pertengahan tahun 1990-an nama tersebut masih terngiang di telinga mereka.
Timnas Baretti adalah progam yang dijalankan Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) dengan mengirimkan Timnas U-16 ketika itu untuk berkompetisi di Italia. Progam yang dijalankan pada tahun 1995-1996 tersebut merupakan lanjutan progam Timnas Primavera bentukan PSSI sebelumnya.
Ketika itu, program tersebut digadang-gadang membentuk bakat muda pesepak bola Tanah Air demi mengisi kekuatan Timnas Indonesia dikemudian harinya. Akan tetapi, progam tersebut dibubarkan dan tidak sesukses Primavera serta hanya segelintir pesepak bola Indonesia yang menjadi bintang lapangan hijau Tanah Air.
Setelah cukup lama tidak mendengar kabar tentang para alumni penggawa Timnas Baretti, Bola.com mengajak bernostalgia untuk mengetahui para alumni penggawa Timnas Baretti. Berikut kabar lima penggawa terbaik alumni Timnas Baretti :
1. Uston Nawawi
Gelandang enerjik kelahiran 6 September 1978 tersebut salah satu jebolan terbaik Timnas Baretti ketika itu. Uston menimpa ilmu di Italia bersama Timnas Baretti selama satu tahun. Pemain yang ketika itu memperkuat Persebaya Surabaya langsung menunjukan ilmu yang ditempanya ketika di Italia.
Bersama Bajul Ijo, Uston mencatatkan 22 gol dari 52 pertandingan selama delapan musim. Pemain yang terkenal dengan tendangan kerasnya tersebut mengantarkan Persebaya Surabaya menjadi Juara Liga Indonesia pada tahun 1997 dan Juara Divisi Satu pada tahun 2003.
Setelah memperkuat Persebaya Surabaya, Uston hijrah ke PSPS Pekanbaru pada tahun 2003. Gelandang bernomor punggung 9 tersebut hanya mampu mencetak tiga gol dari 15 penampilannya bersama klub kebanggaan masyarakat Pekanbaru tersebut.
Pada tahun 2004, Uston kembali memperkuat Persebaya Surabaya. Bersama Bajul Ijo, Uston kembali membawa Persebaya Surabaya menjadi Juara Liga Indonesia pada tahun 2005. Uston mampu mencetak 18 gol dari 67 pertandingan selama tiga musim membela Bajul Ijo.
Selanjutnya, Uston memutuskan hijrah ke Persisam Putra Samarinda pada tahun 2008. Uston mampu membawa Persisam naik kasta ke ISL 2009, setelah mengantarkan Persisam menjadi Juara Divisi Utama Liga Indonesia.
Kemudian, Uston memutuskan hijrah ke Persidafon Dafonsoro pada musim 2009-2010 dan melanjutkan karirnya ke Gresik United pada musim selanjutnya. Hingga kembali berseragam Persebaya Surabaya pada musim 2012-2013.
Di level Timnas Indonesia, Uston memulai kiprahnya pada tahun 1997 hingga 2003. Bersama Timnas Indonesia, Uston mencetak 14 gol dari 48 pertandingan dan mempersembahkan Medali Perak pada SEA Games tahun 1997 di Indonesia, dan medali perunggu di SEA Games 1999, serta Piala Kemerdekaan Indonesia pada tahun 2000.
Saat ini, jebolan Timnas Baretti tersebut telah memasuki umur 36. Namun, Uston masih aktif menjadi pesepak bola profesional Indonesia dengan memperkuat Deltras Sidoarjo.
2. Elie Aiboy
Pemain asli Papua ini merupakan salah satu jebolan terbaik Timnas Baretti. Pria kelahiran 20 April 1979 tersebut menimpa ilmu selama satu tahun di Italia. Setelah itu, pemain yang sempat juga menimpa ilmu di Diklat Ragunan tersebut memulai karirnya di PSB Bogor selama satu musim dengan hanya mencetak dua gol dari 15 pertandingan.
Selanjutnya, Elie melanjutkan karir di kampung halamannya bersama Persipura Jayapura. Bersama Mutiara Hitam, Elie mencetak dua gol dari 16 pertandingan selama satu musim.
Pada tahun 1999, pemain yang terkenal dengan umpan matangnya tersebut berpindah ke Semen Padang. Bersama Kabau Sirah, Elie mencetak 12 gol dari 28 pertandingan. Setelah itu, Elie melanjutkan karirnya ke Persija Jakarta selama satu musim, sebelum hijrah ke Selangor FC pada tahun 2005.
Bersama Bambang Pamungkas ketika itu, Elie menjelma sebagai pelayan utama BP yang dinobatkan menjadi top skor Liga Malaysia ketika itu. Elie mampu mengantarkan Selangor FC meraih treble winners pada tahun 2005, Juara Liga Malaysia, Juara FA CUP Malaysia, dan Malaysia Cup. Torehan gemilangnya tersebut membuat Elie dinobatkan sebagai Pemain Terbaik FA CUP Malaysia di tahun yang sama.
Setelah sukses bersama Selangor FC, Elie melanjutkan karirnya ke Tanah Air dan sering berpindah-pindah klub mulai dari Arema Malang, kembali ke Selangor FC, PSMS Medan, Persidafon Dafonsoro.
Kemudian saat kompetisi di Indonesia menjadi dualisme (ISL dan IPL), Elie memutuskan bermain di IPL bersama Semen Padang. Elie mampu mengantarkan Kabau Sirah menjadi Juara IPL pada musim 2011-2012 dan Indonesian Community Shield di tahun 2013.
Di level Timnas, Elie sering dipanggil masuk ke dalam Timnas Indonesia. Karirnya di Timnas Indonesia dimulai pada tahun 2001. Pada pagelaran Piala Asia tahun 2007 di Indonesia bisa dibilang merupakan momen kegemilangan Elie Aiboy bersama Timnas Indonesia.
Hingga pada tahun 2012, Elie masih dipanggil untuk masuk ke Timnas Indonesia. Selama hampir 11 tahun membela Timnas Indonesia, Elie telah menciptakan delapan gol dari 48 penampilannya.
Saat ini, pria berumur 36 tahun tersebut masih aktif menjadi pesepak bola profesional dengan memperkuat klub Divisi Utama Liga Indonesia, Persip Pekalongan.
3. Charis Yulianto
Pemain kelahiran Blitar ini juga merupakan salah satu jebolan terbaik Timnas Baretti. Ketika itu, pria kelahiran 11 Juli 1987 tersebut menimpa ilmu selama satu tahun di Italia bersama Timnas Baretti.
Setelah itu, Charis memulai kiprahya sebagai salah satu bek tangguh di sepak bola Indonesia bersama Arema Malang selama empat musim. Selanjutnya, ia memulai petualangannya ke PSM Makassar selama dua musim. Kemudian melanjutkan karirnya di Persija Jakarta, Persib Bandung, Sriwijaya FC, Persela Lamongan dan kembali lagi ke Arema Malang.
Karir gemilangnya bersama klub diraih ketika berseragam Sriwijaya FC. Bersama Laskar Wong Kito, Charis mempersembahkan Juara ISL tahun 2008 dan Copa Indonesia di tahun yang sama.
Di level Timnas Indonesia, Charis merupakan pemain langganan masuk ke dalam skuat Merah Putih. Kiprahnya di mulai dari tahun 2004-2010. Selama membela Timnas Indonesia, Charis telah mencatatkan 36 penampilan dan mencetak dua gol.
Saat ini, pemain yang sudah memutuskan pensiun tahun 2013 lalu tersebut mengisi hidupnya dengan beraktifitas di luar lapangan hijau seperti berkumpul bersama keluarga. Selain itu, Charis dikabarkan menjadi assisten pelatih Benny Dollo yang menukangi Sriwijaya FC.
4. Nova Arianto
Sepulangnya dari Italia selama satu tahun ketika itu, Nova langsung memulai karir profesionalnya sebagai pesepak bola dengan membela Arseto Solo musim 1997-1998, lalu bermain bersama PSIS Semarang selama satu musim, Persebaya Surabaya selama satu musim, dan PSS Sleman selama satu musim.
Selanjutnya, Nova memutuskan hijrah kembali ke Persebaya Surabaya pada tahun 2002 hingga 2007. Bersama Bajul Ijo, Nova mempersembahkan gelar Liga Indonesia pada tahun 2004 dan gelar Juara Divisi Satu pada tahun 2003 dan 2006.
Karir gemilang Nova Arianto didapat ketika membela Persib Bandung pada tahun 2007-2011. Saat itu, Nova dikenal sebagai salah satu bek tengah terbaik Liga Indonesia. Kemudian, Nova hijrah ke Sriwijaya FC pada tahun 2011-2012 dan mempersembahkan gelar ISL tahun 2012. Selain itu dalam karirnya di Timnas Indonesia, Nova hanya mencatatkan 12 penampilan selama kurun waktu 2008-2010.
Bek yang meraih pemain terbaik Divisi Satu pada tahun 2006 tersebut akhirnya memutuskan untuk memperkuat Pelita Bandung Raya (PBR) pada tahun 2012. Saat ini, Nova menjadi pemain sekaligus asisten pelatih Persipasi Bandung Raya (PBR).
5. Imran Nahumarury
Pemain kelahiran 12 November 1978 ini menimpa ilmu selama satu tahun di Italia bersama Timnas Baretti.
Sepulangnya dari Italia, Imran bermain untuk PSB Bogor dari tahun 1996-1998. Dilanjutkan bermain bersama Persikota Tangerang pada tahun 1998-2000, Persija Jakarta pada tahun 2000-2003.
Bersama Macan Kemayoran, Imran mempersembahkan gelar Juara Liga Indonesia pada tahun 2001. Selanjutnya, Imran memperkuat Persib Bandung, Persita Tangerang, Persikabo Bogor, Persitara Jakarta Utara dan PSSB Bireuen. Di level Timnas Indonesia, Imran mencatatkan 18 penampilan dan mencetak empat gol dari tahun 1999-2005.
Saat ini, Imran yang sudah memutuskan pensiun pada tahun 2007, lalu menjalani profesi barunya sebagai pelatih di SSB AS-IOP Jakarta.
Baca Juga :
Nostalgia : 7 Veteran Piala Dunia yang Bermain di Indonesia