Bola.com, Jakarta - Setelah melalui proses berliku-liku, AS Roma akhirnya menjajal rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Sabtu (/25/7/2015). Namun setelah itu terlewat pun, terjadi berbagai keanehan di lapangan.
Keanehan 1:
Datang dengan tajuk AS Roma Day 2015, pasukan Rudi Garcia harus menemui kendala di awal kedatangannya. Kantor imigrasi Indonesia melarang Seydou Doumbia, Gervinho, Victor Ibarbo, Adem Ljajic dan Antonio Sanabria untuk menjejakkan kaki di Tanah Air karena adanya masalah perizinan. Ini artinya, mereka harus terbang ke Roma hari ini juga sementara 27 pemain sisanya akan ambil bagian dalam acara bertajuk AS Roma Indonesia Day 2015.
Keanehan 2:
Karena datang dengan waktu yang cukup molor dari jadwal, AS Roma akhirnya memutuskan secara sepihak kalau mereka tak menggelar meet and greet dan juga coaching clinic dengan alasan kelelahan.
Keanehan 3:
Salah satu pesepak bola masa depan asal Indonesia, Tristan Alif tadinya direncanakan untuk menendang bola kick-off. Demi menuntaskan tugasnya dengan baik, Tristan bahkan sempat mengasah kemampuannya di pinggir lapangan. Namun hal yang terjadi adalah skuat Roma melakukan kick-off dengan kehendak sendiri.
Keanehan 4:
Tak sewajarnya sebuah laga ekshibisi, atmosfer pertandingan sempat dibuat "palsu" dengan adanya backsound yang menggema di SUGBK. Padahal normalnya sebuah laga tak boleh ada suara-suara yang tidak natural karena itu bisa saja mengganggu konsentrasi tim.
Keanehan 5:
Baik Julie Estelle dan Julia Perez ditunjuk sebagai manajer tim tapi mereka tak berlaku selayaknya manajer sebuah tim. Dalam sebuah laga normal, manajer dilarang keras untuk keluar dari garis yang mengelilingi bench pemain. Namun Jupe dan Julie malah akur bersanding di sisi lapangan bagian tengah.
Keanehan 6:
Karena Indonesia disanksi oleh FIFA, maka laga AS Roma day 2015 yang semula mempertemukan timnas Indonesia versus Giallorossi harus diubah. AS Roma dibagi ke dalam dua tim dan turun dengan nama Tim Merah dan Putih.
Keanehan 7:
Akibat dari keanehan nomor 6, semua ofisial yang bertugas mengawal jalannya pertandingan sama sekali tidak didukung oleh pihak PSSI. Hasilnya mulai dari wasit sampai hakim garis berasal dari Italia.
Kenehan 8:
Setiap hakim garis biasanya dibekali oleh sebuah bendera yang digunakan untuk memberitahu wasit jika ada pelanggaran. Namun "Hakim Garis" ini hanya membawa sebuah rompi kuning sebagai ganti tongkat yang dikalungi bendera.
Kenahen 9:
Dalam laga yang penuh keanehan ini dan terkesan hanya sebagai akuarium belaka , Roma ternyata bermain dengan cukup serius.
Keanehan 10:
Tiket yang dijual diberi diskon mulai dari Rp 100 ribu sampai Rp 400 ribu.
Terlepas dari hal-hal di atas, kita layak memberi apresiasi kepada Nine Sport. Promotor yang beberapa tahun belakangan sering mendatangkan klub-klub elite dunia berani mendatangkan AS Roma di tengah kondisi sepak bola nasional yang tidak kondusif karena konflik PSSI-Kemenpora. Publik sepak bola Tanah Air bisa mendapat suguhan hiburan di tengah kerinduan menyaksikan pertandingan sepak bola berkelas di lapangan hijau.
Baca Juga:
Bawa Totti-Nainggolan, Ini Dia Skuat AS Roma ke Indonesia
Garcia: "Pertandingan Tidak Resmi di Indonesia Tak Masalah"
Bagaimana Bisa Julie Estelle dan Julia Perez Jadi Pelatih Roma?