Bola.com, Jakarta - Direktur Teknik PSSI, Pieter Huistra kecewa karena para pemain Indonesia gagal bertanding melawan AS Roma. Giallorossi membagi skuatnya menjadi dua tim dalam laga ekshibisi di Stadion Gelora Bung Karno, Sabtu (25/7/2015) malam WIB.
Awalnya, AS Roma memang dijadwalkan melawan Persija All-Stars. Namun, karena adanya sanksi FIFA, semua rencana itu batal. Padahal jenis latih tanding seperti ini bisa dijadikan sebagai ajang menimba ilmu bagi para pesepak bola Indonesia. Apesnya nasib pemain tanah air disayangkan oleh Pieter yang menganggap seharusnya para pemain bisa mendapatkan pengalaman baru.
"Tentu saja ada kerugian karena Indonesia disanksi FIFA. Laga uji coba terutama ketika melawan tim lawan yang jauh lebih kuat adalah momen tepat untuk mengukur sejauh mana sebuah tim berkembang, sebanyak apa hal yang masih harus dipelajari sebagai tim," jelas Huistra kepada Bola.com.
Efek bertemunya sebuah tim dengan lawan yang berada di level tertinggi ternyata tak hanya berimbas positif kepada tim secara keseluruhan. Namun, secara individu, mereka bisa juga berkembang ke tingkat yang belum dicapai sebelumnya.
"Sedangkan untuk perseorangan, laga-laga macam ini bisa dijadikan ajang perenungan diri, mengapa mereka kalah dari lawan mereka. Hal ini bagus bagi seorang pemain karena itu akan membuatnya terus terpacu untuk melakukan yang terbaik," tandas mantan sayap Rangers FC tersebut.
Salah satu proyek yang dipercayakan kepada pria asal Belanda itu adalah kompetisi bagi pesepak bola golongan usia di bawah 12 tahun dan di bawah 19 tahun. Namun dia mengharapkan pemerintah mau peduli.
"Kami akan menyediakan pijakan untuk mereka naiki agar dapat menjadi pemain papan atas. Semua rencana sudah baik, namun kami membutuhkan bantuan, salah satunya pemerintah, dalam penyediaan fasilitas serta finansial."
Baca Juga :
Ini Saran Benny Dollo untuk Pieter Huistra
Pieter Huistra Berharap Kompetisi Kembali Berputar
Karakter Pemain Idaman Pieter Huistra di Timnas