Bola.com, Vienna - Laga babak ketiga Liga Champions melawan tuan rumah Rapid Vienna di stadion Ernst Happel, Kamis (30/7) dini hari WIB, membawa arsitek Ajax Amsterdam, Frank de Boer, bernostalgia ke masa jaya di kancah sepak bola Eropa.
Juru latih kelahiran 15 Mei 1970 ini punya kenangan indah di stadion nasional Austria itu saat masih berstatus sebagai pemain de Godenzonen. Pada tahun 1995, Frank de Boer dan saudaranya, Ronald de Boer, berhasil mengantarkan Ajax meraih gelar juara Liga Champions di partai final yang diselenggarakan di stadion Ernst Happel, Wina, Austria.
Kenangan 20 tahun silam itu masih membekas di hati de Boer. Bahkan saat sesi jumpa pers menjelang latihan pemanasan timnya di stadion berkapasitas 50.900 kursi itu, nostalgia indah Ajax merajai percaturan sepak bola antarklub Eropa menjadi pertanyaan yang diajukan kalangan media peliput.
“Saat perjalanan menuju stadion, kami berbicara kenangan terindah pada laga final di tempat ini. Sejujurnya, saya tidak begitu mengingat banyak akan hal itu. Yang saya kenang dalam ingatan adalah saat saya mengangkat piala tersebut. Kalau waktu bisa diputar kembali ke masa itu, saya akan sangat senang untuk kembali merasakan momen paling indah saat saya masih jadi pemain,” ucap Frank de Boer dalam jumpa pers yang dihadiri Bola.com.
Kapten Ajax Amsterdam, Davy Klaassen, yang ikut dalam jumpa pers tersebut juga berbagi pengalamannya tentang laga final Ajax pada 1995 di stadion Ernst Happel. Ketika dua de Boer bersaudara merengkuh gelar juara, Klaassen masih berusia 2 tahun.
“Di rumah saya, kami sekeluarga memiliki rekaman kaset pertandingan final Liga Champion 1995 yang dimenangkan Ajax. Kami menontonnya berkali-kali. Karena itu, saya bisa membayangkan dan merasakan bagaimana perasaan pelatih saat ini,” ujar Klaassen.
Hal yang sama juga diutarakan saudara kandung juru racik formasi Ajax, Ronald de Boer. Ditemui di sela-sela latihan tim di stadion Ernst Happel, Ronald mengaku masih mengenang memori indah kejayaan Ajax di kancah Eropa.
’’Memori yang tidak akan terlupakan. Saat itu, mayoritas pemain Ajax adalah skuat muda yang hanya diisi oleh beberapa pemain senior. Saya jadi teringat momen dimana kami mengangkat piala tersebut,’’ ujar Ronald de Boer kepada Bola.com.
Kendati memiliki kenangan indah di stadion kebanggaan warga Austria tersebut, namun de Boer menganggap laga melawan Rapid Vienna yang dihelat di lokasi yang sama merupakan hal yang berbeda. Skuat Ajax yang dilatihnya saat ini mayoritas berisi pemain-pemain muda yang minim pengalaman. Klaassen dkk harus tetap fokus serta tampil maksimal dalam menjalani leg pertama babak ketiga kualifikasi Liga Champions ini.
’’Kalau kami memainkan kemampuan terbaik yang kami miliki, saya tentu mengharapkan hasil yang bagus pada laga ini,’’ ujar Frank de Boer.
Baca juga :
8 Hubungan Asmara Pesepak Bola Tanah Air dan Selebritas