Bola.com, Jakarta - "Selama masih mengandalkan Olivier Giroud, Arsenal tidak akan pernah juara," Thierry Henry.
Entah apa yang mau disampaikan Henry. Tapi yang pasti, legenda Arsenal dengan koleksi 174 gol tersebut tahu betul apa yang menjadi masalah The Gunners saat ini. Kritik yang memang sudah lama terus menimpa Arsenal dan sang manajer tuanya, Arsene Wenger.
Bukan berdiam diri, Wenger sebenarnya sudah merespon kritikan tersebut dengan mendatangkan beberapa penyerang andal macam Marouane Chamakh, Lukas Podolski, Danny Welbeck hingga Alexis Sanchez. Tapi mengapa Arsenal masih sulit juara? Pertanyaan yang kita semua ingin tahu.
Sudah 11 tahun sejak Arsenal terakhir menjuarai Premier League pada musim 2003-2004. Hingga kini The Gunners hanya mampu meraih trofi kelas dua Inggris macam Piala FA. Jika dilihat perbedaan masa lalu dan masa kini memang tak terlalu signifikan. Dari gaya bermain yang mengandalkan umpan pendek dari kaki ke kaki yang menjadi ciri khas Meriam London masih dipertahankan, lalu skuat yang diisi para pemain muda juga masih melekat kuat. Jelas saja sama, toh manajernya saat ini juga masih Wenger yang sudah 19 tahun membesut tim Gudang Peluru. Kalau boleh berandai-andai, kekurangan yang tak dimiliki Arsenal sekarang hanya satu, yakni sosok striker buas yang sempat pernah ada dalam diri Thierry Henry.
Penyerang asal Prancis berkepala pelontos dengan tinggi 188 cm selalu menjadi tumpuan Arsenal dalam mendulang gol di tiap laganya. Tercatat ia mampu mencetak 30 gol dari 37 pertandingan di Premier League 2003/2004. Catatan yang sangat sulit disaingi bagi penyerang Arsenal saat ini semacam Giroud, Welbeck dan Sanchez, mungkin juga cukup sulit bagi Sergio Aguero yang musim lalu menjadi top scorer Premier League dengan koleksi 26 gol untuk mencapai torehan gol hingga kepala tiga.
Penulis sempat mengobrol dengan seorang pendukung The Gunners yang sudah sejak tahun 2000 mengaku menggilai Arsenal. Iia menyampaikan kalau kebuasan Henry di dalam kotak penalti bukan karena bakatnya saja, melainkan enaknya dukungan dari lini kedua yang diisi gelandang jempolan Arsenal saat itu. Kata-kata ini memang ada benarnya, karena kala itu Henry tidak bermain sendiri untuk menjadi penyerang tersubur di Premier League. Ia membutuhkan bantuan dari rekannya seperti Dennis Bergkamp, Freddie Ljungberg, Patrick Viera dan Robert Pires, skuat terbaik yang pernah dimiliki Arsenal, skuat invicible yang tak terkalahkan di Premier League musim 2003-2004, dan tak ada satu klub pun yang mampu menyaingi hal tersebut.
Tapi, jika kita lihat pada skuat Arsenal saat ini, peran empat pemain tersebut mungkin sudah menemukan penggantinya. Bergkamp yang berposisi second striker dibelakang Henry dan memiliki gaya bermain yang menusuk sudah ada dalam diri Alexis Sanchez, Pires mampu menyerang dan membagi bola dari lini kedua, perannya kini diambil alih Mesut Ozil, lalu Aaron Ramsey yang kerap bermain di sayap mirip seperti Ljungberg.
Untuk Patrick Viera ada pengecualian, mengapa? Karena mencari pemain yang mampu mengikuti peran gelandang asal Prancis ini memang sama sulitnya seperti mencari pengganti Henry. Tapi performa Santi Cazorla yang baik dalam bertahan maupun menyerang sedikitnya bisa mengisi peran yang ditinggalkan Viera. Itu berarti semua elemen sudah diisi dan tinggal menyisakan masalah pada posisi striker.
Oh ya jangan sampai ketinggalan, pada posisi kiper yang sempat dianggap menjadi titik kelemahan Arsenal. Kedatangan Petr Cech dari Chelsea telah menyelesaikan masalah tersebut. "Saya percaya ia memiliki banyak garansi. Ia akan memberikan kami kemampuan, pengalamannya pada pertandingan top. Ia bisa membuat keseimbangan pada sektor pertahanan kami," tukas Wenger untuk kedatangan Cech.
Kembali ke posisi striker, Giroud memang bukan penyerang yang jelek-jelek amat. Terbukti dalam 27 pertandingan yang ia lakoni di Premier League 2014-2015, penyerang Prancis ini mampu membukukan 14 gol. Menjadi hebat karena Giroud sempat mengalami cedera panjang yang membuatnya absen dalam sembilan pertandingan, entah berapa gol yang akan ia ciptakan di akhir musim jika tak mengalami cedera.
Namun bukan berarti Giruod bebas dari cacat. Ada satu masalah yang dimiliki Giroud yang sebenarnya fatal bagi para juru gedor. Masalah itu ialah konsistensi mencetak. Pada musim 2014-2015, Giroud mampu menciptakan tujuh gol hanya dalam enam pertandingan, tapi ia juga pernah mengalami paceklik gol selama tujuh pertandingan di Premier League.
Tak sampai disitu Giroud juga memiliki kelemahan lainnya, ia kerap tidak mencetak gol di laga krusial. Tercatat pada musim 2013-2014, Giroud tak mampu mencetak satu gol pun ke gawang tim besar Premier League seperti Manchester United, Chelsea, Manchester City bahkan Liverpool, meski pada musim berikutnya hal ini sudah diperbaiki oleh Giroud.
Gaya bermain Giroud yang tidak terlalu baik dalam mengontrol bola dan mengecoh lawan juga menjadi masalah yang tak bisa dihindari. Menjadi berbeda dengan karakter Henry yang kerap mencetak gol usai mengelabuhi satu sampai dua pemain bertahan lawan. Teman saya yang seorang fans Arsenal pun sempat menyoroti masalah Giroud yang satu ini,"Arsenal butuh striker yang grasak grusuk, jadi minimal ada dua striker yang punya tipe permainan beda biar persaingan internal juga ada," ujarnya.
Dua Buruan, demi Kembalikan Kejayaan Arsenal
Oleh sebab itu, rencana Arsene Wenger untuk mendatangkan penyerang Real Madrid, Karim Benzema disambut hangat sebagian besar pendukung The Gunners. Catatan tujuh musim membela panji Los Blancos dengan gelontoran 133 gol dari 283 penampilan dari Benzema makin membuat pendukung Arsenal ngiler. Dalam lima musim terakhir, penyerang berkebangsaan Prancis ini juga selalu konsisten mengemas 20 gol lebih di semua kompetisi.
Pintar menjaga bola, dan mampu mengecoh lawan serta memiliki finishing yang mumpuni, menjadikan Benzema sebagai striker yang paling mendekati tipe cara bermain Henry. Tidak salah jika Wenger terus memburu Benzema di tiap musimnya. Teranyar, Benzema mengunggah sebuah foto dirinya terbang ke Tiongkok untuk bergabung dengan skuat Real Madrid jelang melawan AC Milan di ajang International Champions Cup.
Pada foto tersebut, Benzema berpose didalam kabin pesawat dengan tangan seperti menunjukkan kode tertentu. Fans Arsenal yang melihat mulai menerka-nerka apa yang mau ditunjukkan oleh Benzema. Seperti halnya pengarang novel terkenal Da Vinci Code, Dan Brown yang gemar menafsirkan simbol, para pendukung Arsenal menebak simbol yang ditunjukkan Benzema merupakan tanda dirinya segera bergabung dengan Arsenal. Namun, itu semua hanya usaha dari para fans Arsenal karena saga transfer Benzema tak kunjung selesai.
Andai Benzema pupus dan gagal didatangkan musim ini, Arsenal punya satu incaran lagi yaitu penyerang Olympique Lyon, Alexandre Lacazzete. Penyerang berusia 24 tahun ini juga tipe 'grasak-grusuk' seperti yang diinginkan fans Arsenal. Gelontoran gol 31 gol dari 40 pertandingan di semua ajang bersama Lyon tentu saja menjadi alternatif Wenger jika Benzema urung direktut. Penerus Henry? Tentu saja banyak pihak setuju disematkan pada diri Lacazzete. Memiliki kecepatan dan akurasi tembakan yang mencapai 67%, tertinggi dari Benzema 53% dan Giroud 50%, menjadikan Lacazzete sebagai penyerang yang efektif setiap kali bermain.
Namun, lebih sulit mendatangkan Lacazzete dibanding Benzema. Pasalnya, pemain yang memiliki julukan The Next Henry ini memiliki banyak klub peminat, diantaranya Liverpool dan Manchester United yang siap dengan kantong uang besarnya. Bahkan sempat diberitakan Liverpool rela merogoh kocek hingga 30 juta poundsterling untuk mendapatkan tanda tangan Lacazzate. Tak hanya itu Lacazzete juga sudah berkomitmen tetap bertahan bersama Lyon pada musim ini. "Saya ingin menunjukkan apa yang saya pikirkan di kepala saya kalau saya akan bertahan di sini," ujar Lacazzete menanggapi rumor transfer dirinya.
Kesimpulan
Jika Arsenal kembali gagal mendatangkan dua penyerang tersebut, apa yang harus dilakukan? Penulis berpikir kalau Wenger sebenarnya memiliki penyerang yang bertipe 'grasak-grusuk' yang sudah ada dalam skuatnya. Ya, dia adalah Theo Walcott.
"Anda membutuhkan pistol untuk menghentikannya," kata Guardiola, pelatih Bayern Muenchen.
"Salah satu lawan yang paling menakutkan yang pernah saya hadapi," Lionel Messi, bintang Barcelona.
Dua tokoh sepakbola dunia tersebut mengakui potensi dan kemampuan Walcott. Mantan penyerang Southampton ini pun memang mengakui kalau dirinya bermimpi mengisi pos lini serang Arsenal sebagai penyerang tengah.
"Saya senang bermain posisi manapun. Saya sangat menikmati bermain untuk klub ini. Banyak persaingan di lini serang Arsenal. Jika saya ditempatkan disana maka saya siap melakukan yang terbaik," ujar Walcott.
Wenger sempat berulang kali mencoba Walcott menjadi penyerang utama timnya. Terakhir kali The Professor melakukan itu ketika Arsenal menang 1-0 atas Wolfsburg di Emirates Cup. Kala itu, Walcott mampu mencetak satu-satunya gol kemenangan The Gunners. Contoh lain terjadi pada pertandingan kontra West Bromwich Albion di Premier League 2014-2015, Walcott mampu mencetak hat-trick. Pria asal Inggris itu juga memiliki akurasi tembakan mencapai 75%, ia juga memiliki 35% catatan memenangi duel dengan pemain bertahan lawan musim lalu, sangat efektif bukan?
Tapi Walcott kan pemain sayap? Anggapan ini kerap muncul diantara benak berbagai pihak. Tapi jika kita kembali ke tahun 1999 saat Henry didatangkan dari Juventus dia juga merupakan pemain sayap. Bermain tidak efektif di awalnya, namun mampu mencetak 26 gol saat menutup musim debutnya bersama Arsenal.
ESPN pernah menanyai kemiripan yang dimiliki Walcott dan Henry kepada Wenger. Pelatih Prancis itupun menjawab, 'Apakah Thierry replika Theo? Apakah Theo replika Thierry? Tidak! Tapi mereka memiliki kecepatan yang luar biasa, mereka finishers baik dan keduanya cerdas."
Bagaimana Wenger?
Baca juga:
Bungkam Wolfsburg, Arsenal Juara Emirates Cup 2015