Bola.com, Solo - PSIS Semarang di atas angin. Mereka berpeluang mengukir rekor sebagai tim yang pertama kali memenangi Piala Polda Jateng. PSIS difavoritkan juara setelah sukses menahan Persis Solo 0-0 pada final kedua Piala Polda Jateng di Stadion Manahan, Solo, Kamis (30/7).
Hasil itu menjadikan langkah PSIS lebih ringan ketimbang Persis karena kedua tim masih harus menyelesaikan laga final pertama yang dihentikan. Laga itu rencananya digelar di Stadion Jatidiri, Semarang, Minggu (2/8).
Pada laga itu, PSIS sudah unggul 1-0. Fauzan Fajri dkk hanya perlu mempertahankan keunggulan itu untuk merengkuh trofi juara.
Namun pelatih M. Dhofir tegaskan PSIS belum bisa dipastikan juara. Menurutnya masih ada satu pertandingan yang harus diselesaikan.
“PSIS belum juara. Masih ada satu pertandingan lagi yang harus diselesaikan. Namun hasil di Solo menjadi modal berharga kami saat kembali bertemu Persis di laga berikutnya,” ujar Dhofir.
Mengenai laga yang berakhir rusuh suporter Persis itu, pelatih mengungkapkan kepuasannya dengan keberhasilan PSIS mencuri poin. Padahal persiapan tim tak maksimal.
“Pemain tampil luar biasa. Mereka bisa bermain sabar dan memiliki mental yang bagus. Kami bermain tanpa beban. Tak masalah bila kalah. Tapi kami ternyata bisa mendapatkan poin,” jelasnya.
“Kalau insiden rusuh suporter, itu merupaan bentuk kekecewaan karena tim yang didukung tidak mampu mencetak gol. Mereka pun melampiaskan kekesalannya dengan membuat ribut,” jawabnya.
Laga final berujung dengan rusuh antarsuporter Persis pada injury time. Kelompok Pasoepati yang identik dengan warna merah dan kelompok Solo Casual malah saling ejek. Mereka kemudian saling melempar benda keras sehingga wasit menghentikan laga.
Karena keributan tak kunjung reda, wasit meniup peluit akhir pertandingan Persis melawan PSIS. Laga dinyatakan selesai karena saat dihentikan, laga tinggal tiga menit lagi.
Baca juga :
Gubernur Jateng : "Kalo Cuma Mau Menang-Kalah ya Pingsut Saja"