Bola.com - Reaksi pertama sejumlah pencinta tenis saat mengetahui Rafael Nadal memilih tampil di Hamburg Terbuka 2015 mungkin bermacam-macam. Ada yang mengernyitkan dahi, menggeleng-gelengkan kepala, atau mengangguk-angguk mahfum.
Bagaimana tidak, saat petenis lainnya tampil di turnamen lapangan keras untuk persiapan berlaga di turnamen Grand Slam Amerika Serikat (AS) Terbuka tahun ini, Nadal justru memilih turnamen tanah liat level ketiga seperti Hamburg Terbuka. Walaupun lapangan tanah liat adalah favoritnya, keputusan Nadal tetap memancing tanda tanya.
Tetapi, perjudian petenis berjuluk 'King of Clay' itu ternyata berbuah manis. Setelah menjalani delapan bulan, 15 turnamen, dan tiga turnamen grand slam yang mengecewakan, Nadal berhasil memenangi turnamen pertamanya tahun ini.
Hasil yang sangat melegakan. Kemenangan sekecil apa pun bagaikan katalis bagi Nadal yang sempat tercecer sampai ke ranking 10 dunia.
Seperti dilansir usatoday.com, selama sepekan penuh di Hamburg, Jerman, Nadal sama sekali tak berjumpa petenis berperingkat 25 besar. Meskipun demikian, dia sukses melibas lima pemain berperingkat di atas 45.
Bagi seorang pemain top, mungkin itu bukan prestasi membanggakan. Tak seprestisius jika menjinakkan pemain sekaliber Novak Djokovic, Roger Federer, atau Andy Murray.
Namun, dalam kondisi yang dialami Nadal, lima kemenangan itu punya arti sangat besar. Apalagi sepanjang tahun ini Nadal pernah kalah dari pemain berperingkat ke-79, ke-102, sampai ke-127.
Mungkinkah partisipasi di Hamburg Terbuka tahun ini bagian dari strategi Nadal untuk mengakhiri musim kompetisi 2015 di posisi terhormat atau setidaknya membuatnya mendapat undian bersahabat di AS Terbuka pada akhir bulan ini?
Gelar di Hamburg Terbuka 2015 berhasil mendongkrak posisi Nadal dari peringkat 10 ke urutan sembilan. Sangat dekat dengan peringkat ke delapan, yang bakal menjamin Nadal tak akan berjumpa petenis papan atas hingga babak perempat final AS Terbuka.
Namun, bisakah Nadal menembus posisi delapan besar sebelum AS Terbuka bergulir? Yang jelas, Nadal kini hanya punya sepekan untuk persiapan turun di turnamen lapangan keras di Montreal, Kanada yang mengganjar 1.000 poin untuk pemenangnya, diikuti turnamen berhadiah poin sama di Cincinnati, AS, dan AS Terbuka 2015.
Apakah Nadal punya cukup waktu mempersiapkan diri? Apakah kepercayaan diri setelah mengalahkan para pemain papan tengah di lapangan tanah liat di Hamburg bisa menolongnya untuk tampil ciamik di lapangan tanah keras, mulai Montreal hingga AS Terbuka 2015?
Jawabannya mungkin tidak.
Tapi tampil dan menang di Hamburg bisa dibilang sebagai perjudian yang tepat. Setidaknya Nadal punya modal kepercayaan diri lebih tinggi.
Lihat saja cara Nadal melakukan selebrasinya. Dia seperti seseorang yang sangat lega karena beban berat di pundaknya telah terangkat.
“Semua kemenangan penting, dan tahun ini, dengan segala pasang-surut yang saya dapat, jelas peningkatan performa penting. Saat ini, saya bermain di level sangat tinggi,” ungkap Nadal, sesuai menang di Hamburg Terbuka.
Rafael Nadal mungkin belum sepenuhnya “kembali”, tapi setidaknya dia lebih mirip dengan petenis yang dulu pernah menjadi momok menakutnya bagi siapa pun lawannya.
Baca Juga:
Rafael Nadal Juara Hamburg Terbuka 2015
Cedera Siku, Serena Williams Absen di Stanford Terbuka 2015Ranking Pertama 56 Pekan Beruntun, Djokovic Sejajar Nadal