Bola.com, Jakarta - Bali United Pusam gagal jadi juara Sunrise of Java Cup setelah kalah bersaing dengan Arema. Tapi, performa Bali United cukup bagus untuk turnamen yang digelar di stadion Diponegoro, Banyuwangi, tersebut.
Dari tiga pertandingan, klub kebanggaan Semeton Dewata –kelompok suporter Bali United—mencetak delapan gol dan kebobolan lima gol. Hasil dari kekalahan 1-2 dari Arema, lalu menang 3-1 atas Persewangi Banyuwangi, dan 4-2 atas Indonesia All Stars.
Statistik umum
Sepanjang turnamen Bali United menciptakan 42 peluang. Mereka melakukan 58 tembakan di mana 32 di antaranya menemui sasaran dan 26 lainnya meleset. Mereka juga membuat 1352 umpan sukses dengan akurasi 82% dan 15 umpan silang sukses. Rata-rata penguasaan bola Bali United sebesar 60%.
Pemain Bali United juga membuat 19 dribbel sukses. Sultan Samma jadi pemain yang paling sering membuat dribbel sukses, yakni sebanyak enam kali. Serdadu Tridatu –julukan Bali United—juga membuat 130 sundulan sukses, 76 kali tekel sukses, 78 kali memotong bola, 56 kali sapuan, 95 kali kehilangan penguasaan bola, 12 kali offside, 52 pelanggaran, dan mengoleksi tiga kartu kuning.
Ketiga kartu kuning tersebut masing-masing diterima oleh Bayu Gatra, Ganjar Mukti, dan Sultan Samma. Tak seorang pun yang mengantongi kartu merah.
Rotasi pemain
Jika dilihat dari ketiga pertandingan tersebut, tampak bahwa bukan gelar juara yang diincar oleh Bali United. Tapi, bagaimana untuk mematangkan tim menyambut gelaran Piala Indonesia Satu –yang belakangan diganti namanya menjadi Piala Presiden—dan Indonesia Super League (ISL) yang rencananya digelar bulan Oktober mendatang.
Oleh karena itu, Indra Sjafri memilih untuk melakukan rotasi pemain di setiap pertandingan. Hanya Hendra Sandi Gunawan dan Wahyu Kristanto yang tampil dalam tiga pertandingan. Pemain lainnya hanya dua atau satu pertandingan saja. Menit bermain terbanyak dipegang oleh Wahyu dengan 246 menit, sementara Hendra Sandi mengantongi 192 menit. Indra Sjafri tidak menurunkan satu pemain pun yang selalu tampil penuh di tiga pertandingan tersebut.
Untuk posisi penjaga gawang, dua kiper diberi kesempatan. Awan Setho tampil dua kali ketika melawan Arema dan Indonesia All Stars. Sementara Komang Ngurah bermain saat bersua Persewangi. Hal yang sama juga terjadi di pos lainnya. Dari 24 pemain yang dibawa ke Banyuwangi semuanya memperoleh kesempatan. Pemain dengan menit bermain paling sedikit adalah gelandang Komang Adi Purwa yang bermain selama 24 menit saja.
Statistik penjaga gawang
Dua kiper yang turun berlaga tampil lumayan. Awan Setho dari dua pertandingan mencatatkan 62 operan sukses, empat kali memotong bola, sekali sapuan, dan membuat delapan penyelamatan.
Sementara Komang Ngurah membuat 15 umpan sukses, sekali tekel sukses, dua kali memotong bola, sekali sapuan, dan dua kali melakukan penyelamatan. Jika tidak ada Yoo Jae Hoon tampaknya Indra Sjafri tetap mengandalkan Awan Setho dan Komang Ngurah sebagai penjaga gawang.
Statistik bek terbaik
Ada sembilan pemain belakang yang dibawa Indra Sjafri. Kesemuanya memperoleh kesempatan bermain. Wahyu Kristanto yang paling lama turun bermain sempat menciptakan satu peluang, satu kali melepaskan tembakan yang meleset dari sasaran. Dia juga membuat 73 umpan sukses, sepuluh tekel sukses, sembilan kali memotong bola, 14 kali sapuan, empat kali kehilangan bola, sekali penyelamatan, serta lima kali membuat pelanggaran.
Bek kedua yang mencatat menit bermain terbanyak adalah Bobby Satria. Dia bermain selama 165 menit. Bobby yang tampil sebagai bek tengah sempat membuat satu peluang dan sekali melakukan tembakan yang akhirnya meleset dari sasaran. Bobby total membuat 66 operan sukses, 18 kali memenangi duel udara, sekali tekel sukses, tujuh kali memotong bola, sekali kehilangan bola, serta sebelas kali sapuan.
Statistik gelandang terbaik
Delapan gelandang bermain untuk Bali United di Sunrise of Java Cup. Hendra Sandi Gunawan jadi pemain tengah yang paling sering tampil. Dia bermain dalam tiga pertandingan dengan total 192 menit.
Selama bermain, dia menciptakan empat peluang, dua kali melakukan percobaan tembakan, dan dua di antaranya meleset. Hendra melepaskan 136 operan sukses dan tiga umpan silang sukses. Dia juga dua kali melakukan dribbel sukses, empat sundulan sukses, tujuh kali tekel sukses, serta enam kali memotong bola. Tapi, Hendra juga sempat sepuluh kali kehilangan bola.
Gelandang kedua, Fadil Sausu, bermain selama 191 menit. Dua kali sebagai pemain inti dan sekali sebagai pengganti. Fadil tiga kali menciptakan peluang, empat kali melakukan tembakan di mana sekali saja yang menemui sasaran. Fadil juga membuat 157 operan sukses, sekali dribbel sukses, tujuh kali sundulan sukses, enam kali tekel sukses, delapan kali memotong bola, serta dua kali sapuan. Fadil lima kali kehilangan bola.
Sementara pemain bintang Bali United, Bayu Gatra, dua kali tampil penuh ketika bertanding melawan Arema dan Persewangi. Bayu sempat memberikan satu umpan yang jadi gol saat melawan tuan rumahPersewangi. Total, Bayu menciptakan enam peluang. Dia juga melepaskan tujuh tembakan dengan empat di antaranya menemui sasaran. Bayu melepaskan 66 operan sukses, tiga kali umpan silang sukses, dua kali dribbel sukses, lima sundulan sukses, tiga kali tekel sukses, serta tujuh kali memotong bola. Pemain asal Jember ini enam kali kehilangan bola.
Satu lagi gelandang yang menyita perhatian adalah Sultan Samma. Mantan pemain Persiba Balikpapan ini tampil trengginas dengan mencetak dua gol. Dia mengkreasi tiga peluang dan melepaskan enam tembakan. Dari enam tendangan itu, lima di antaranya menemui sasaran dan hanya satu yang meleset.
Statistik penyerang
Di barisan penyerang Bali United ada lima nama yang bercokol. Mereka adalah I Nyoman Sukarja, Lerby Eliandry, Martinus Novianto, Sutanto Tan, dan Yabes Roni. Dua nama pertama yang jadi pilihan utama.
Keduanya juga yang paling tajam. Lerby mencetak tiga gol, sementara Nyoman Sukarja dua gol. tiga penyerang lainnya belum memperlihatkan ketajamannya. Dengan demikian bisa dikatakan dua penyerang ini yang akan jadi andalan Bali United di Piala Presiden mendatang.
Argumen tersebut didasarkan pada penampilan tiga penyerang lainnya. Martinus hanya sekali tampil dan bermain selama 51 menit. Sementara Sutanto Tan meski tampil dalam tiga pertandingan menit bermainnya hanya 91 menit dan Yabes Roni dua kali bertanding dengan durasi 56 menit. Total tembakan ketiganya hanya tiga, yakni Sutanto sekali dan Yabes dua kali, sementara Martinus gagal melepaskan satu tembakan pun. Jauh berbeda dengan statistik yang dicatatkan oleh Lerby dan Nyoman yang bisa mencetak lima gol.
Bali United masih perlu mematangkan permainannya mengingat turnamen Piala Presiden sudah dekat. Begitu pula dengan ISL jika jadi digelar bulan Oktober. Jika Indra Sjafri bisa memaksimalkan waktu yang ada untuk menjalankan program yang tentunya didukung penuh manajemen, Bali United bisa jadi kuda hitam di turnamen dan ISL mendatang.
Baca juga :
Kalah, Arema Tetap Berpesta Jadi Juara SoJC 2015
Bali United Kalah Lagi dari Arema, IS: Kami Tidak Konsisten!
Raih Hasil Buruk di SoJC 2015, Pelatih Persewangi Diejek Suporter