Bola.com, Jakarta - Angel Di Maria menjadi salah satu pemain paling dibicarakan sepanjang bursa transfer musim panas jelang musim baru 2015/16. Performa yang kurang meyakinkan bersama Manchester United dan Louis Van Gaal yang mendatangkan dua gelandang baru, seakan membuka pintu keluar bagi pemain yang mengawali karir di Rosario Central. Kini, ia telah resmi hengkang ke klub raksasa Prancis, Paris Saint-Germain dengan transfe beli 44,3 juta poundsterling (Rp 966 miliar).
Lalu, timbul pertanyaan, kemampuan seperti apa yang dimiliki Di Maria sehingga dalam beberapa musim terakhir menjadi salah satu pemain papan atas di liga top Eropa? Mengapa dia bersinar di Real Madrid dan menjadi pemain termahal Liga Inggris ketika dibeli Manchester United?
Winger lincah ini memang punya catatan mengesankan bersama tiga klub yang pernah dibelanya. Mulai dari Rosario Central, Benfica, hingga Real Madrid.
Mengawali karier di Rosario Central
Rosario Central menjadi klub profesional pertamanya ketika dia mulai bermain dengan tim utama pada musim 2005/06. Tapi, winger lincah ini tak langsung mendapat tempat utama. Pada musim perdananya, Di Maria hanya bermain dalam 14 pertandingan, tanpa mencetak satu pun gol maupun assist.
Baru pada musim keduanya dia mulai unjuk gigi. Tampil dalam 25 pertandingan, Di Maria mencetak enam gol dan memberikan dua umpan yang berbuah gol. Dengan catatan tersebut, Benfica memboyongnya untuk diproyeksikan sebagai gelandang masa depan yang punya karir cerah.
Hijrah ke Benfica
Benar saja, di Benfica, Di Maria cepat beradaptasi dan jadi komponen penting tim yang dibelanya. Musim 2007/08 jadi musim perdana di Benfica dan ia langsung jadi pilihan utama baik di liga, piala, maupun kompetisi Eropa. Total dia bermain dalam 44 pertandingan dengan mencetak satu gol dan empat umpan yang berbuah menjadi gol. Musim keduanya dia bermain dalam 34 pertandingan dengan catatan empat gol dan tiga assist.
Pencapaian Di Maria semakin moncer pada musim 2009/10 di mana dia bermain dalam 45 pertandingan dengan menghasilkan sepuluh gol dan 19 umpan yang berbuah menjadi gol. Ia rata-rata mencetak 0,22 gol per pertandingan dan 0,42 umpan yang menjadi gol per laga. Catatan mengesankan mengenai assistnya tersebut dibawa ketika dibeli oleh Real Madrid.
Kreator serangan Real Madrid
Di Maria mulai menjalani kiprah di El Real pada permulaan musim 2010/11. Seperti ketika di Benfica, dia langsung nyetel dengan rekan setimnya. Dia bermain dalam 53 pertandingan di semua ajang dengan mencetak sembilan gol. Catatan paling pentingnya adalah memberi 20 umpan yang menjadi gol. Itu berarti rata-rata 0,38 assist per pertandingan. Catatan yang tentunya amat luar biasa.
Musim berikutnya, meski tampil hanya dalam 32 pertandingan, torehan assistnya tetap mengesankan, 16 kali yang berarti rata-rata 0,5 umpan berbuah jadi gol per pertandingannya. Di samping itu dia mencetak 7 gol.
Musim 2012/13 Di Maria kembali tampil dominan sepanjang musim. Dia turun dalam 52 pertandingan dengan mencetak 12 gol dan 13 assist. Itu jumlah gol terbanyak selama empat musim membela Los Galacticos dengan rata-rata 0,23 gol per pertandingan. Dan rata-rata assistnya 0,25 umpan berbuah gol per pertandingan.
Sementara catatan assist terbanyaknya dibuat pada musim 2013/14 di mana ia mencatatkan 25 umpan berbuah gol dari 52 pertandingan yang dilakoninya. Itu berarti 0,48 assist per laga. Selain itu ia mencetak sebelas gol. Performa gemilangnya ini turut serta mengantarkan Real Madrid menjadi juara Liga Champion kesepuluh sepanjang sejarah klub. Di Maria sendiri dinobatkan sebagai pemain terbaik di partai final yang mempertemukan Real Madrid dengan Atletico Madrid tersebut.
Namun, kegemilangannya tersebut tak lantas membuat Florentino Perez –Presiden Real Madrid—mati-matian mempertahankannya. Perez memilih melegonya ke Manchester United dengan banderol 59,7 juta poundsterling. Bagi Setan Merah, Di Maria penting agar bisa mengangkat performa tim yang merosot pada musim 2013/14 yang berakibat tak lolos ke Liga Champion.
Sulit Beradaptasi Bersama United
Sempat menjadi pemain penting pada awal musim, Di Maria merosot performanya setelah paruh musim. Meski demikian, bukan berarti dia dianggap tampil buruk musim lalu. Sepanjang musim lalu, Di Maria tampil 33 pertandingan di liga dan ajang piala domestik. Dia mencetak empat gol dan sebelas assist. Catatan umpan berbuah golnya yang rata-rata 0,33 kali per pertandingan itu merupakan yang tertinggi dibanding pemain United lainnya.
Tetapi, pencinta Setan Merah tetap tak menganggapnya brilian. Dengan banderol mahal dan ekspektasi besar dengan mengenakan nomor keramat, 7, pencapaian tersebut belum memuaskan dan masih mengecewakan.
Baca juga :
Angel Di Maria Selangkah Lagi Milik PSG