Bola.com, Palembang - Polemik sepak bola di Tanah Air yang tidak kunjung usai mendapat perhatian dari pelatih senior Indonesia, Rudy Keltjes. Sebagai pelaku dan saksi hidup bagian perjalanan sepak bola Indonesia, Rudy mengaku heran permasalahan antara kedua kubu, yakni Menpora dan PSSI, belum berakhir dan tidak menunjukkan semangat rekonsiliasi.
"Hal ini sangat aneh dan kontrakdiktif. Presiden Jokowi selalu menyampaikan bahwa negara ini harus patuh dengan hukum. Namun, kenyataannya justru pembantunya di kabinet yang memberi contoh tidak baik dengan mengabaikan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) yang sudah mengabulkan gugatan PSSI,” ujar Rudy, yang saat ini menangani tim Pra PON Sumsel.
Menurut eks Direktur Teknik timnas itu, meski sudah resmi menyatakan banding, pihak Kemenpora harus tetap menghormati keputusan PTUN dan membiarkan PSSI memutar kembali roda kompetisi seperti biasa.
"Saya saksi lahirnya Galatama pada 1979. Saat itu saya masih berusia 20 tahun. Jadi, saya sudah cukup banyak melihat langsung perjalanan sepak bola di Indonesia dan menurut saya tidak ada alasan bagi PSSI untuk menunda jalannya kompetisi," jelas Rudy.
Dirinya mengaku sangat heran bila ada pihak yang mengatakan prestasi sepak bola di Tanah Air akan bertambah baik jika dibekukan sementara waktu, misalnya selama dua tahun.
"Itu pemikiran ngawur. Ada kompetisi saja prestasi kita belum bagus apalagi kalau sampai dihentikan. Memperbaiki bukan berarti mematikan induk organisasinya, namun menghukum yang memang sudah terbukti melakukan pelanggaran," tegasnya.
Di lain sisi, Rudy juga berharap PSSI membuka diri dan menerima saran serta masukan guna kemajuan sepak bola nasional.
"Seperti yang sedang hangat saat ini, ada pemberitaan mengenai komisi wasit PSSI yang diduga menerima suap. Langkah Komdis yang memanggil Jimmy Napitupulu, yang disebut di kasus tersebut sudah tepat, dan jika memang terbukti tentu harus ada tindakan tegas," tuturnya.
Tetapi bila dalam penyelidikan ternyata tuduhan tersebut tidak terbukti, PSSI menurutnya wajib memberikan tindakan bagi oknum yang sudah melontarkan isu tersebut.
"Belakangan ini kita sering mendengar tuduhan yang berdasarkan rumor atau katanya. Itu sesuatu yang tidak baik, sama seperti yang sudah saya sampaikan di awal bahwa Indonesia adalah negara hukum yang tidak mengenal istilah tersebut," pungkasnya.
Baca Juga :
Pasang Surut 7 Klub Eks Galatama yang Eksis hingga Era ISL
PSSI Tak Butuh Rekomendasi BOPI untuk Gulirkan Kompetisi
Wawancara Waketum PSSI Erwin Budiawan: Verifikasi Wilayah PSSI