Zulkifli Syukur: Salary Cap Hanya Cocok buat Persija

oleh Tengku Sufiyanto diperbarui 10 Agu 2015, 07:59 WIB
COCOK - Pemain Mitra Kukar, Zulkifli Syukur berpendapat bahwa Persija Jakarta cocok untuk diterapkan regulasi salary cap. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Bola.com, Makassar - Pemain Mitra Kukar, Zulkifli Syukur , mengungkapkan regulasi terbaru yang akan diterapkan PT Liga Indonesia (LI) dalam ISL 2015-2016 yaitu, perihal pembatasan kontrak pemain atau lebih dikenal dengan istilah salary cap hanya cocok diterapkan kepada klub ISL yang mengalami finansial bermasalah saja.

"Persija Jakarta cocok diterapkan salary cap. Lihat saja sekarang kondisi keuangan Persija seperti apa. Mereka tidak boleh bayar pemain dengan harga tinggi karena kemampuan finansialnya terbatas," kata Zulkifli saat dihubungi Bola.com, di Makassar, Minggu (9/8/2015).

Advertisement

Masalahnya sampai saat ini, Persija Jakarta belum juga menggelar pertemuan dan keputusan terkait tunggakan gaji para pemainnya. Lebih mirisnya lagi, beberapa pemain andalan Macan Kemayoran meninggalkan klub kebanggaan The Jakmania tersebut.

Sebut saja Greg Nwokolo yang merapat ke klub asal Thailand, BEC Tero, serta Adam Alis yang mengirim surat menyatakan putus kontrak dengan Persija. Mereka kecewa berat karena manajemen Tim Macan Kemayoran terkesan tidak serius membayar tunggakan gaji ke pemain dan ofisial.

"Mereka membeli pemain yang bergaji selangit tanpa memikirkan finansial dana yang sudah dianggarkan dalam semusim. Semestinya tidak boleh seperti itu. Pemain dan ofisial Persija jadi susah," ujar Zulkifli yang jadi kapten Timnas Indonesia di Piala AFF 2014.

Selain klub yang memiliki finansial bersalah, Zulkifli berpendapat regulasi salary cap juga cocok buat klub-klub kecil yang pendanaannya tak gemuk. "Klub-klub harus mulai sadar diri menyusun anggarannya. Kalau hanya punya modal belanja pemain Rp 9 miliar jangan nekat belanja Rp 15 miliar. Keuangan mereka pun jadi minus, ujung-ujungnya kasus utang gaji marak terjadi," ucap Zulkfli,.

Zulkifli berpendapat PT Liga Indonesia administrator kompetisi ISL tak perlu memaksakan menerapkan aturan salary cap pada klub-klub sehat pendanaan. "Tidak pas rasanya jika klub-klub seperti Persipura Jayapura, Persib Bandung, dan Mitra Kukar pengeluarannya dibatasi. Kondisi keuangan mereka relatif sehat. Wajar jika mereka keluar uang besar, karena memang mampu," ujar Zulkifli.

Berdasarkan Rapat Komite Eksekutif, PT Liga Indonesia (LI) berencana menggelar ISL 2015-2016 pada minggu ketiga Oktober 2015. Agar kompetisi lebih profesional, PT LI telah menyiapkan dua regulasi baru berkaitan dengan finansial klub.

Yang pertama salary cap, di mana PT LI akan mematok ambang batas maksimal nominal kontrak ke pemainnya. Kedua, finansial fair play. Klub akan dikontrol ketat neraca pengeluaran dan pemasukannya seperti layaknya klub Eropa yang dipantau UEFA saat ini.

PT LI akan mempresentasikan kedua regulasi tersebut dalam sebuah pertemuan bersama klub-klub ISL 2015-2016 pada 12 Agustus 2015. Putusan akhir berlaku atau tidak dua aturan itu ada di tangan klub sendiri.

Baca Juga :

Persija Batalkan Pertemuan, Rahmad Darmawan: Mau Sampai Kapan?

PT LI Putuskan 2 Regulasi Baru ISL 2015-2016 pada Akhir Agustus

PT LI Akan Ubah Sistem Penjadwalan Pertandingan ISL 2015-2016