Bola.com, Kediri - Hidup memang penuh misteri. Angan-angan dan rencana manusia tak selalu seiring dengan kehendak Allah SWT. Hikmah itu yang dipetik Dedi Siswanto, pelatih kiper milik Persepam Madura Utama (PMU).
Lantaran menuruti kata hati dan saking cintanya dengan sepak bola, rencana indah pria bertubuh subur ini berantakan.
Ketika PT Liga Indonesia tahun ini berencana menggelar kompetisi Divisi Utama, Dedi membatalkan kesempatan sekolah Secaba AL untuk meningkatkan jenjang kepangkatannya. Mantan kiper Persebaya ini lebih memilih jadi pelatih di klub Persida Sidoarjo, Jatim.
Saat seluruh komponen liga sudah siap, tiba-tiba kompetisi batal digulirkan PSSI sebagai buntut kisruh dengan Menpora Imam Nahrawi.
"Tiap langkah dalam kehidupan memang sebuah pilihan. Awalnya, rencana saya ingin sekolah Secaba agar pangkat naik dari Kopral Kepala jadi Serda. Karena cinta sepak bola, akhirnya, saya putuskan melatih saja. Sekolah kenaikan pangkat bisa saya ambil tahun depan. Tba-tiba semua buyar. Kompetisi batal, sekolah pun tak jadi saya ambil. Ya sudah, saya tawakal dan menerima kenyataan saja," ungkap Dedi.
Padahal, lanjut Dedi, dirinya sudah disarankan seniornya, Rahmad Darmawan yang juga masih tercatat sebagai anggota TNI AL aktif, agar melanjutkan sekolah AL demi perbaikan kesejahteraan keluarga. Meski semua rencana berantakan, staf bagian Telekomunikasi dan Teknologi TNI AL yang bermarkas di Perak, Surabaya ini, tetap bersyukur.
"Setelah kompetisi dihentikan dan Persida bubar, saya masih dapat tawaran melatih Persepam MU. Saya bersyukur Allah SWT memberi rezeki di sini. Apalagi manajemen PMU memberi kesejahteraan cukup bagus kepada pelatih dan pemain," tutur pria asli Medan ini.
Di ajang Piala Kemerdekaan nanti, Dedi punya ambisi personal menggembleng kiper PMU dengan maksimal agar gawang mereka tetap perawan. Sasarannya, Dedi ingin tetap dipercaya melatih di PMU bila kompetisi regiuler yang rencananya digelar PT LI mulai November 2015.
"Semoga semua konflik ini cepat berakhir. Saya juga berdoa tetap di PMU. Klub ini dikelola dengan manajemen bagus. Tapi, saya dan teman-teman harus bekerja keras untuk menjuarai Piala Kemerdekaan. Jika kami memberi prestasi, saya yakin pengurus akan memberi apresiasi," tuturnya.
Baca Juga :
Feature: Djoko Malis dan Kenangan Manis di Niac Mitra
Feature: Kisah Sukses Djoko Malis selepas Tinggalkan Sepak Bola
Feature: Di Balik Kisah Pengadil Lapangan Piala Kemerdekaan