FEATURES: Mampukah Radamel 'El Tigre' Falcao Mengaum di Chelsea?

oleh Rizki Hidayat diperbarui 14 Agu 2015, 10:00 WIB
BANGKIT - Mampukah Radamel Falcao kembali bangkit bersama Chelsea? (Reuters/John Sibley)

Bola.com, Jakarta - El Tigre atau sang Harimau, itulah julukan yang disematkan kepada Radamel Falcao karena insting buasnya dalam mencetak gol. Sayang sungguh di sayang, Falcao kini seperti harimau ompong, penyerang haus gol yang lupa bagaimana cara membobol gawang lawan.

Lahir di Santa Marta, Kolombia, 29 tahun silam, darah sepak bola sudah mengalir deras di tubuh Falcao. Sang ayah, Radamel Garcia adalah seorang pesepak bola yang berposisi sebagai pemain bertahan. Namun, karier Garcia hanya berkutat di kompetisi Kolombia dan Venezuela.

Advertisement

Berbeda dengan Falcao dimana skill mengolah bolanya telah diendus klub-klub besar dunia, salah satunya Ajax Amsterdam. Dia sempat menjalani trial bersama Ajax ketika masih berusia 11 tahun. Sayang, usaha Falcao untuk bergabung di salah satu akademi sepak bola terbaik di dunia tersebut gagal terwujud. Ajax urung mengontrak Falcao karena kemampuannya dinilai masih belum cukup baik.

Gagal bersama Ajax tak membuat Falcao patah semangat. Performa ciamiknya bersama sejumlah klub di Kolombia seperti Lanceros Boyaca serta Millonarios membuat klub raksasa Argentina, River Plate mengontraknya pada Februari 2001 dengan nilai transfer yang mencapai 500 ribu dolar Amerika Serikat.

"Dia agak pemalu dan pemain lain benar-benar tidak menyukai apa yang saya lakukan. Bayangkan harus memasukkan pemain berusia 13 tahun? Rekan saya di tim dan lawan mengatakan kepada saya untuk berhenti main-main dan memainkan sepak bola secara profesional," kata Hernan Pacheco, mantan pelatih Lanceros Boyaca yang berani memainkan Falcao di usia 13 tahun 199 hari di kompetisi resmi liga Kolombia.

"Mereka semua terkesan setelah pertandingan itu. Kami tahu dia adalah sesuatu yang istimewa," lanjut Pacheco.

Merantau ke Argentina ketika menginjak usia 15 tahun, Falcao sama sekali tak gentar untuk bersaing. Bahkan, rekan setim di skuat River Plate U-15 menjulukinya sebagai El Tigre, karena dia bermain seperti harimau yang hendak menerkam mangsanya ketika berada di kotak penalti lawan. Julukan itu pun terus melekat pada diri Falcao hingga saat ini.

Pemain bertinggi badan 177 cm ini akhirnya mulai membela tim senior River Plate pada musim 2004, ketika usianya baru 18 tahun. Selama empat musim membela River Plate, Falcao mampu mencetak 45 gol dari 105 penampilan di seluruh ajang kompetisi. Dia juga turut membawa timnya menjuarai Liga Argentina pada 2008.

***

Hijrah ke Eropa

Bagaikan harimau yang dilepas di hutan rimba, ketajaman Falcao semakin terasah ketika memutuskan melanjutkan karier di Eropa bersama Porto pada 2009. Singkat cerita, pemain bernama lengkap Radamel Falcao Garcia Zarate itu mampu mendulang 72 gol dari 87 pertandingan yang dijalani bersama The Dragons. Berbagai trofi juga mampu dipersembahkannya untuk Porto, mulai dari satu gelar Liga Portugal, dua trofi Piala Portugal, dua gelar juara Piala Super Portugal, serta titel Liga Europa.

Tak berhenti sampai disitu, Falcao juga mencatatkan prestasi individu bersama Porto. Gol tunggalnya ke gawang Braga bukan hanya membawa FC Porto menjuarai Liga Europa musim 2010-2011, tapi juga mencatatkan namanya sebagai top scorer dalam semusim dengan 17 gol dari 14 laga. Dia melampaui prestasi legenda timnas Jerman, Jurgen Klinsmann yang mengukir 15 gol saat berseragam Bayern Munchen di Piala UEFA musim 1995-1996.

"Saya ingin bermain bersamanya. Falcao adalah pemain hebat dan berada pada level yang sangat tinggi. Dia telah memenangkan segalanya di musim ini, di mana dia juga mencetak banyak gol. Hari ini, dia adalah acuan terbaik seorang pesepak bola Kolombia," puji Lionel Messi merujuk pada performa Falcao di musim 2010-2011.

Pemain yang pernah mengenyam pendidikan jurnalis di University of Palermo, Buenos Aires tersebut akhirnya menyusul Messi ke Spanyol, tapi bukan sebagai rekan satu tim, melainkan rival. Falcao meninggalkan Porto dan menerima pinangan Atletico Madrid pada Agustus 2011. Bersama Atletico, Falcao sang macan terus 'mengaum', bahkan aumannya semakin kencang dan membuat lawan-lawannya takut.

Dari 91 penampilannya bersama Los Rojiblancos, Falcao tercatat 70 kali membobol gawang lawan. Dari 70 gol yang ditorehkannya dengan jersey Atletico, beberapa diantaranya memiliki kenangan yang sulit dilupakan, semacam final Liga Europa musim 2011-2012 serta partai Piala Super Eropa 2012.

Di final Liga Europa yang berlangsung di Arena Nationala, Bucharest, 9 Mei 2012, Falcao berhasil mencetak dua gol sekaligus membawa Atletico Madrid membungkam Athletic Bilbao tiga gol tanpa balas.

Radamel Falcao berpose bersama Harimau Benggala untuk memperlihatkan 'kebuasannya' di kotak penalti sama seperti harimau

Saat melakoni laga Piala Super Eropa 2012 yang dihelat di Stade Louis II, Monaco, 31 Agustus 2012, Falcao membuat barisan belakang Chelsea yang dimotori David Luiz dan Gary Cahill kalang kabut. Dia mampu tiga kali membobol gawang juara Liga Champions musim 2011-2012 tersebut pada menit ke-6, 19, dan 34. Atletico pun sukses membungkam The Blues dengan skor 4-1.

Prestasinya yang terus melesat bak roket di Atletico Madrid membuat banyak klub Eropa berebut ingin mendapatkan tanda tangannya. Pada akhirnya, AS Monaco yang berhasil meminang Falcao dari Atletico dengan mahar 60 juta euro pada 31 Mei 2013.

Harga selangit yang disandang sama sekali tak membebani pemain yang namanya diambil dari legenda timnas Brasil dan AS Roma, Paulo Roberto Falcao tersebut. Falcao mampu mendulang 11 gol sekaligus membawa Monaco menyudahi Ligue 1 Prancis musim 2013-2014 di posisi runner-up.

Kehidupan itu bagaikan roda, tak selamanya berada di atas. Hal itu pula yang terjadi pada karier Radamel Falcao. Badai cedera yang menghantam pada Januari 2014, membuat Falcao bagaikan harimau yang terluka parah dan mulai kehilangan kebuasannya

***

Hantu Cedera Bernama ACL (Anterior cruciate ligament)

Radamel Falcao menderita cedera ACL (anterior cruciate ligament) pada lutut kirinya saat AS Monaco menghadapi Chasselay Monts d’Or Azargues pada 22 Januari 2014, dalam ajang Piala Prancis. Tekel keras pemain Monts d’Or Azargues, Soner Ertek membuat Falcao terkapar di lapangan.

Demi bisa pulih, Falcao langsung naik ke meja operasi tiga hari berselang. Hal tersebut dilakukannya untuk bisa tampil bersama timnas Kolombia di Piala Dunia 2014. Sayangnya, cedera ACL tak bisa pulih dalam waktu singkat. Orang normal yang mengalami cedera ini butuh waktu selama delapan hingga 12 bulan untuk bisa fit 100 persen. Sedangkan untuk seorang pesepak bola harus menjalani perawatan selama enam bulan demi kembali pulih.

Untuk bisa pulih lebih cepat, Falcao memercayakan pemulihan cederanya kepada dokter bedah berpengalaman bernama Jose Carlos Noronha. Apalagi, sang dokter berhasil membuat bek Real Madrid, Pepe, yang juga dihantam cedera ACL pada Desember 2009 dapat pulih dalam waktu kurang dari enam bulan. Berkat operasi yang sukses serta perawatan intensif dari Noronha, Pepe dinyatakan sembuh total dan bisa memperkuat Portugal di Piala Dunia 2010.

Operasi Falcao berjalan sukses. Dia juga hanya butuh waktu selama 140 hari untuk melalui proses rehabilitasi. Kendati begitu, pemain yang pernah diincar AC Milan dan Fluminense pada 2008 ini tetap tak diboyong ke Piala Dunia 2014. Padahal kondisinya mulai membaik. Ternyata trauma atau khawatir kembali mendapatkan cedera serupa kerap menghantui setiap pemain yang pernah dihantam ACL.

"Saya punya banyak harapan. Tetapi baiklah, kami harus menghadapinya dan mendukung tim itu dari luar lapangan, dan kami juga mengharapkan hal yang terbaik bagi semua anggota tim saya di Piala Dunia nanti," ujar Falcao ketika menghadiri konfrensi pers pengumuman skuat timnas Kolombia di Piala Dunia 2014 beberapa waktu lalu.

"Hari ini, saya dalam kondisi yang sangat bagus. Namun saya masih memerlukan sedikit lebih banyak waktu untuk bisa bermain lagi dan saya tidak ingin menghalangi satu tempat bagi seorang anggota tim yang sehat 100 persen, atau melakukan sesuatu hal yang ceroboh untuk mengubah kesehatan saya," paparnya.

***

Gagal Total di Manchester United

Gabung ke Manchester United dengan status pinjaman pada 1 September 2014, Radamel Falcao digadang-gadang bakal sukses besar dan menjadi mesin gol The Red Devils. Bahkan, Louis van Gaal yang baru saja ditunjuk sebagai manajer MU menggantikan David Moyes merasa senang dengan kehadiran penyerang yang mengidolai legenda Arsenal, Thierry Henry tersebut.

"Radamel adalah salah satu pencetak gol paling produktif di pertandingan. Performanya hingga rasio gol yang berbicara, ketika pemain seperti dia tersedia di bursa transfer, ini adalah kesempatan yang tak boleh terlewatkan," ucap Van Gaal kala memperkenalkan Falcao ke publik.

Tapi, harapan tersebut hanyalah angan-angan belaka. Falcao yang memakai nomor 9 peninggalan Andy Cole, gagal total bersama Setan Merah. Tampil 14 kali sebagai starter dan 15 kali sebagai pemain pengganti, Falcao kerap kali gagal memanfaatkan peluang. Pemain bernama lengkap Radamel Falcao Garcia Zarate tersebut seperti kehilangan instingnya dalam mencetak gol. Alhasil, sepanjang musim 2014-2015, dia hanya menyumbangkan empat gol buat MU. Bahkan, koleksi golnya sama dengan torehan Chris Smalling yang berposisi sebagai pemain bertahan.

Statistik performa Radamel Falcao bersama Atletico Madrid, AS Monaco, dan Manchester United (Whoscored)

Buruknya performa Falcao di MU tidak lepas dari cedera ACL yang masih bergelayut di kepalanya. Falcao beberapa kali takut berduel dengan pemain lawan karena khawatir kembali dibekap cedera ACL. Tak pelak, melempemnya penampilan penyerang yang dulu identik dengan rambut gondrong ini menjadi bahan olok-olokan suporter lawan, ataupun pendukung MU sendiri. El Tigre yang dulu bagaikan harimau buas yang selalu mampu menerkam lawan-lawannya, kini hanyalah seekor kucing rumahan yang lemah dan tak berdaya.

Bayang-bayang kembali dibekap cedera ACL sebenarnya tak hanya memengaruhi psikologis Falcao, tapi juga sejumlah pesepak bola tenar yang pernah mengalami cedera serupa. Beberapa nama seperti Michael Owen, Michael Essien, Holger Badstuber, Mario Gomez, hingga Theo Walcott harus bersusah payah untuk bangkit setelah dihantam cedera tersebut. Meski begitu, tak sedikit pula performa pesepak bola yang performanya semakin moncer setelah dibekap cedera ACL, yakni Alan Shearer, Alessandro Del Piero, Ruud van Nistelrooy, Roberto Baggio, Robert Pires, dan Mikel Arteta.

***

Ambisi Bangkit di Chelsea

Tampil jelek di musim lalu membuat manajemen Manchester United memutuskan untuk memulangkan Radamel Falcao ke AS Monaco. Tapi, belum sempat berseragam Monaco, Falcao sudah kadung dipinang Chelsea. The Blues memboyong Falcao ke Stamford Bridge pada 3 Juli 2015 dengan status pemain pinjaman hingga akhir musim. Keputusan Chelsea menggaet Falcao menjadi tanda tanya besar. Apalagi, pemain yang pertama kali mampu mencetak hat-trick di ajang Piala Super Eropa tersebut belum bisa kembali menemukan ketajamannya usai dihantam cedera ligamen yang cukup parah.

"Jika saya dapat membantu Falcao mencapai level permainannya, saya akan melakukannya. Ini menyakitkan saya jika orang-orang di Inggris menilai Falcao yang sebenarnya adalah sosok yang kita lihat di Manchester United. Di Spanyol kami bersama-sama ketika dia memperkuat Atletico dan saya di Real Madrid. Saya sangat-sangat mengenalnya. Dia adalah pemain hebat," tutur manajer Chelsea, Jose Mourinho.

The Special One kerap dikenal sebagai manajer yang suka ngomong sembarangan. Meski begitu, dia juga adalah sosok yang siap membuktikan ucapannya tersebut, salah satunya adalah ketika bakal dipecat Chelsea pada musim 2007-2008.

Dia berujar "Jika klub memutuskan memecat saya karena hasil buruk Chelsea, itu bagian dari permainan. Kalau memang benar mereka memutuskan demikian, saya akan jadi miliarder dan akan melatih klub lain beberapa bulan lagi." Benar saja, dia pun mendapatkan dana besar hasil dari kesepakatan pemutusan kerja sama dan kemudian meraih sukses besar bersama Inter Milan di musim 2008 hingga 2010.

Dengan statusnya sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia, Mourinho pun diyakini mampu membuat Radamel Falcao kembali garang. Selain piawai dalam memberikan motivasi, Mourinho juga memiliki barisan pemain tengah yang siap memanjakan Falcao di lini depan. Sebut saja Cesc Fabregas, Oscar, Willian, hingga Eden Hazard yang bakal membantu El Tigre kembali mengaum.

"Kami tahu kalau Falcao adalah seorang pemain yang amat berbakat. Dia hanya butuh dicintai dan dipercaya. Dua hal itu bakal didapatkan dia di sini," ucap penyerang Chelsea, Diego Costa yang juga rekan setim Falcao di Atletico Madrid.

"Manajer sangat gembira bisa membeli dia dan kami antusias bisa memiliki dia di skuat ini karena dia pemain yang hebat. Dia bisa klop dengan rekan-rekan satu tim dan dia akan banyak membantu kami di luar lapangan."

Namun begitu, Radamel Falcao juga harus berjuang untuk bisa mendapatkan kepercayaan dari Mourinho. Sebab, Mourinho juga sosok manajer yang tak segan-segan mencadangkan pemain meski berstatus bintang dan memiliki skill mengolah bola yang mumpuni.

Sejauh ini, performa Falcao masih belum cukup meyakinkan. Dari lima pertandingan yang sudah dijalani bersama Chelsea, baik itu di tur pramusim ataupun kompetisi resmi, Falcao masih belum mampu mencatatkan namanya di papan skor. Bahkan, saat The Blues ditahan imbang 2-2 Swansea City di pekan perdana Premier League musim 2015-2016, akhir pekan kemarin, dia gagal mencatatkan namanya di papan skor. Bermain sejak menit ke-84 menggantikan Willian, Falcao tercatat hanya melepaskan satu tembakan.

 

Akan tetapi, dari lima penampilan yang sudah dijalaninya bersama skuat Si Biru, Radamel Falcao selalu tampil sebagai pemain cadangan. Mungkin, jika diberi kesempatan lebih sering bermain sejak menit awal, Falcao bisa kembali menjadi salah satu bomber terbaik di dunia.

Lalu? Masih bisa mengaum Falcao?

Baca Juga: 

Falcao Janji Jadi Mesin Gol Baru Chelsea

Terry Lempar Pujian untuk Radamel Falcao

John Terry Senang Tak Harus Jadi Lawan Falcao Lagi. Kenapa?

Berita Terkait