Bola.com, Jakarta - Mungkin para pecinta sepak bola Tanah Air tidak asing lagi dengan nama Hermansyah. Pria berumur 53 tahun tersebut merupakan legenda hidup sepak bola Indonesia dan pernah memperkuat Bandung Raya.
Pada hari kemerdekaan yang bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-52, Hermansyah angkat bicara soal karut marut dunia sepak bola Tanah Air hingga mengungkapkan arti kemerdekaan bagi pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat tersebut. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut cuplikan wawancara Bola.com dengan legenda hidup sepak bola Indonesia ini :
Bagaimana tanggapan Anda soal keadaan sepak bola di Indonesia saat ini?
Awalnya, saya melihat niat baik dari tindakan Menpora yang ingin memperbaiki sepak bola Indonesia. Namun lama kelamaan, saya sebagai pelaku sepak bola merasa dirugikan. Begitu juga banyak pemain dan pelatih yang merasa pencarian nafkahnya dihentikan oleh tindakan Menpora yang membekukan PSSI.
Sudah berjalan lima bulan, kami yang menggantungkan nasib di sepak bola harus merasakan dampak dari tindakan Menpora tersebut. Mestinya, pemerintah bukan melakukan pembekuan PSSI tapi duduk dan bekerja sama untuk memajukan sepak bola Tanah Air. Bukannya saya membela PSSI, tapi kenyataan di lapangannya seperti ini. Untuk itu, saya bicara apa adanya dan saya merasakan dampak dari pembekuaan tersebut.
Dampak apa yang paling Anda dirasakan?
Terakhir saya melatih di PSM Makassar. Saat ISL 2015 baru saja berjalan, saya mendapatkan tawaran untuk menjadi pelatih kiper Persipasi Bandung Raya. Manajer Persipasi Bandung Raya langsung menghubungi saya ketika itu. Saya menerima tawaran itu karena saya memang sebagai orang yang berkarya dan mencari nafkah di sepak bola serta kebetulan dekat dari rumah.
Negosiasi sudah dilaksanakan antara saya dan pihak manajemen PBR. Saya menunggu dua sampai tiga hari untuk tanda tangan kontrak. Saat itu, isu Menpora yang ingin membekukan PSSI mulai bermunculan di media. Benar saja, saat saya mau tanda tangan kontrak dengan PBR, PSSI dibekukan Menpora. Hasilnya, saya tidak ada pekerjaan hingga saat ini. Saya hanya sepenuhnya di rumah bantu istri mengurusi toko galon air yang kami punya.
Apa yang harus dilakukan para pelaku sepak bola menyikapi persoalan ini?
Sekarang saatnya para pelaku sepak bola di Indonesia, baik pelatih dan pemain harus menuntut Menpora atas tindakan yang dilakukannya. Para pemain dan pelatih merasa dirugikan dengan tindakan Menpora yang menutup lahan mata pencariannya harus melaporkan semuanya ke Komnas HAM. Kita harus bersatu melawan tindakan Menpora yang sudah menutup mata pencarian kita semua.
Apa yang seharusnya Pemerintah lakukan terhadap sepak bola Tanah Air?
Pemerintah seharusnya mendukung sepenuhnya kegiatan sepak bola Indonesia yang di jalankan PSSI. Saya ingat betul ketika saya masuk Diklat Salatiga untuk diproyeksikan di Timnas Indonesia. Ketika itu, pemerintah melalui Menpora, Abdul Gafur membiayai seluruh kegiatan diklat. Mulai dari pendidikan hingga penunjang para pemain seperti, sepeda untuk kendaraan saat latihan, dan sekolah.
Dengan keadaan tersebut, para pemain begitu giat melakukan diklat sambil sekolah. Para pemain sangat bersemangat untuk bisa masuk ke Timnas. Semuanya bertanggung jawab karena sudah dibiayai pemerintah. Hasilnya bisa terlihat, salah satunya saya yang hampir saja membawa Timnas Indonesia masuk ke Piala Dunia 1986. Ketika itu di Pra Piala Dunia 1985, kita mampu mengalahkan India, Bangladesh, Thailand dari grup 3A. Tapi sayang langkah kita harus terhenti dari tangan Korea Selatan di babak play off.
Sekarang soal HUT Kemerdekaan RI ke-70. Apa arti kemerdekaan bagi Hermansyah sendiri?
Arti kemerdekaan adalah saya beruntung bisa dilahirkan di Indonesia dan bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia di mata dunia melalui sepak bola. Saya mungkin bisa dibilang legenda sepak bola di Indonesia, seharusnya pemerintah menghargai jasa para atlet yang telah berjuang mengharumkan nama bangsa. Kita semua itu meneruskan perjuangan para pahlawan lewat prestasi yang bisa mengharumkan nama bangsa.
Selain itu, jangan pernah melupakan jasa para pahlawan. Kita harus menghargai dan meneruskan jasa para pahlawan yang telah berjuang sekuat-kuatnya untuk bangsa Indonesia. Lakukanlah yang terbaik melalui sebuah karya yang bernama sepak bola untuk bisa mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia.
Anda dikenal sebagai legenda hidup sepak bola Indonesia. Apa pesan Anda untuk anak-anak muda Indonesia yang berkarya di sepak bola?
Selagi muda tetap berkaryalah di sepak bola. Kalian akan merasakan semuanya ketika sudah beranjak tua seperti saya. Ketika muda, kerjarlah semua yang di cita-citakan hingga bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia melalui sepak bola di mata dunia. Saya sangat optimis sepak bola Indonesia akan berbicara banyak di pentas sepak bola internasional, bahkan bisa meraih sebuah prestasi sebagai lanjutan perjuangan para pahlawan.
Baca Juga :
Wawancara Sudirman: Anak-anak SSB Sedih Lihat PSSI-Menpora Ribut
Wawancara Paulo Sitanggang: Ditawari Tes Klub Luar Negeri, tapi..
Wawancara Waketum PSSI Erwin Budiawan: Verifikasi Wilayah PSSI