Bola.com, Madiun - Perjuangan ekstra ditunjukkan anak-anak Persepam MU saat menundukkan Persatu Tuban 2-1 pada lanjutan penyisihan Grup D Piala Kemerdekaan di Stadion Wilis Madiun, Rabu (19/08/2015) malam. Namun sukses ini belum mampu menggeser posisi Persekap Kota Pasuruan dari pucuk pimpinan klasemen sementara. Persepam dan Persekap sama mengumpulkan poin enam, namun tim asal Madura itu kalah produktivitas gol.
Laga Persepam kontra Persatu sempat diwarnai keributan antarpemain yang dipicu kepemimpinan wasit Dewa Komang Santika kurang becus. Beberapa kali terjadi insiden pelanggaran yang membahayakan pemain kedua tim. Namun wasit asal Bali itu tak meniup peluit tanda hukuman.
“Seharusnya kami bisa unggul lebih dulu dari Persatu bila wasit memberi hadiah penalti saat Faris Aditama diambil kakinya oleh kiper Dwi Kuswanto. Tapi wasit membiarkan saja. Sementara Waluyo yang jelas-jelas duel udara tanpa melanggar lawan, kami kena hukuman tendangan bebas yang berujung gol,” ucap Jaya Hartono.
Jika wasit-wasit seperti itu tetap ditugaskan Tim Transisi Kemenpora, lanjut Jaya, bisa merusak citra Piala Kemerdekaan. “Sebenarnya pertandingan bagus. Tapi dirusak oleh wasit. Kalau memang tak siap memimpin, serahkan saja pada orang lain. Saya khawatir wasit seperti itu menodai turnamen ini,” kata Jaya.
Kapten tim Persepam Rasmoyo mengeluhkan wasit yang membiarkan pelanggaran keras antarpemain. Padahal, kata Rasmoyo, hal seperti itu bisa berakibat fatal terhadap keselamatan pemain.
“Dalam aturan mengambil kaki lawan dari belakang adalah pelanggaran. Berapa kali teman-teman dan lawan saling ambil kaki dari belakang. Kami melakukan itu karena wasit tutup mata. Padahal ini sangat berbahaya,” ujar Rasmoyo.
Pelatih Persatu Suparji Karjan juga menuding wasit mengganggu atmosfer permainan di laga lanjutan fase grup Piala Kemerdekaan. “Kalau wasit bagus, saya yakin pertandingan tadi enak ditonton. Siapa pun yang menang atau kalah akan sama-sama puas,” tandas Suparji Karjan.
Baca juga :
Ladeni PSIR Rembang, Persis Solo Haram Kalah Lagi