Terungkap, Alasan di Balik Performa Apik Kiper Persekap

oleh Gatot Susetyo diperbarui 20 Agu 2015, 16:23 WIB
Tedi Heri Setiawan bersama ibunda, Harini, yang jadi motivator utama dalam menjalani karier sebagai pesepak bola. (Bola.com/Robby Firly)

Bola.com, Madiun - Perhatian orangtua, terutama kasih sayang seorang ibu bisa jadi motivasi besar bagi anaknya. Hal ini yang dirasakan Tedi Heri Setiawan, kiper Persekap Pasuruan di Piala Kemerdekaan 2015.

Kehadiran sang ibunda, Harini, pada babak penyisihan Grup D Piala Kemerdekaan di Stadion Wilis, Madiun, membuat adrenalin mantan kiper Persik ini meninggi.

Advertisement

Tak pelak, dari dua laga yang dilakoni Persekap, penampilan Tedi Heri sangat cemerlang. Selama dua kali berdiri di bawah mistar, Tedi hanya kebobolan dua gol. Bahkan, upaya penyelamatan gawang beberapa kali dilakukan.

Ritual lambai tangan sebelum pertandingan dimulai diperuntukkan kiper berpostur 180 cm ini khusus untuk Harini, yang menonton dari tribun VIP Stadion Wilis.

"Saya harus bermain bagus untuk tim dan ibu. Saya harus memberikan yang terbaik untuk ibu. Kasihan dia sudah datang dari Kediri. Sejak saya masih di SSB, orangtua khususnya ibu, selalu mendampingi saya baik latihan maupun ikut turnamen di berbagai kota," ucap Tedi.

Setiap Tedi berlaga, ayahnya memang tak selalu bisa menemani. Ayah tedi merupakan sopir truk yang berkantor di Jalan Demak, Surabaya.

"Kalau bapak sedang libur, baru dia menemani saya. Perhatian bapak juga sangat besar dalam perjalanan karier saya. Tapi, ibu yang lebih sering mendampingi karena dia punya banyak waktu," ungkapnya.

Harini bangga anaknya bisa jadi pesepak bola profesional. Meski untuk itu dia telah mengeluarkan biaya, tenaga, dan pikiran demi keberhasilan sang buah hati.

"Tedi punya bakat di sepak bola, jadi kami harus mendukungnya dengan penuh kesabaran dan doa. Kalau kakaknya hobi di basket. Saya senang dan bangga Tedi bisa seperti ini sekarang. Cita-cita saya, Tedi bisa bermain di timnas. Ya, minimal dikontak klub besar Indonesia dengan gaji yang bagus," ungkap Harini.

Sang ibu mengaku prihatin dengan kondisi sepak bola Indonesia yang sedang konflik.

"Tiap gajian, semua uangnya diserahkan saya untuk ditabung. Selama main di Persik, sekarang sudah terkumpul sekitar Rp 60 juta. Tapi, jumlah itu tak cukup untuk membeli rumah. Gaji Tedi juga masih di Persik empat bulan, tapi saya suruh ikhlaskan saja. Toh, meski dipikir terus, tetap tak akan cair juga. Sekarang Tedi susah dapat uang. Kalau pun dapat, tak rutin seperti kompetisi. Paling dapat tambahan dari main tarkam," tutur Harini.

Baca Juga :

Batal ke Piala Kemerdekaan, Arema IPL Tunggu Event Berikutnya

PSS Sleman Petik Kemenangan Perdana di Piala Kemerdekaan

Poin Sempurna Perserang di Laga Perdana Piala Kemerdekaan