Bola.com, New York - Persaingan duo Yamaha, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, dalam memperebutkan gelar juara MotoGP 2015 diperkirakan bakal sengit hingga akhir musim. Kesalahan sekecil apa pun kemungkinan bisa membuat harapan meraih gelar juara menguap begitu saja.
Ketatnya duel Rossi versus Lorenzo membuat legenda balap motor, Wayne Rainey, angkat bicara. Apalagi kondisi itu secara tidak langsung membangkitkan memori sang juara dunia kelas 500 cc pada 1990, 1991, 1992 itu. Dalam kurun 1988-1993, Rainey pernah mengalami situasi persaingan sengit ala Rossi vs Lorenzo tersebut. Ada yang berujung gelar juara, ada juga yang membuat titel yang sudah di depan mata melayang.
“Sekarang yang perlu diketahui mereka (Rossi dan Lorenzo) adalah kesalahan kecil bisa membuat gelar hilang. Mereka harus saling berusaha membuat lawan melakukan kesalahan,” kata Rayne, seperti dikutip Autosport, Sabtu (22/8/2015).
Rossi dan Lorenzo saat ini sama-sama mengumpulkan 211 poin. Lorenzo berhak duduk di puncak karena unggul jumlah kemenangan di musim ini. Pebalap Spanyol itu sudah memenangi lima seri, sedangkan Rossi baru tiga.
“Tentu saja Rossi tak berpikir ‘Saya sudah memimpin klasemen dan sekarang dilampaui Lorenzo.’ Saya rasa Rossi benar, ketika dia ingin unggul atas Lorenzo di tempat yang sepertinya ada peluang untuk menang. Lorenzo punya kecepatan dan determinasi. Rossi hanya punya banyak semangat pada saat ini,” beber Rainey.
“Jika saya seorang pejudi, saya akan bertaruh untuk Lorenzo karena kecepatannya. Tapi di balapan motor semuanya tak selalu tergantung pebalap yang tercepat. Jika hujan, apa pun bisa terjadi. Yang jelas Rossi harus memperbaiki start-nya karena Lorenzo bagus dalam melakukan start,” imbuh dia.
Persaingan ala Rossi kontra Lorenzo pernah dialami Rainey pada 1989. Pebalap Amerika Serikat tersebut memimpin klasemen hingga pengujung musim, namun akhirnya kalah dari Eddie Lawson di seri terakhir. Pada musim 1990, Rainey memimpin dari awal hingga akhir musim. Kemudian pada 1991 dia mengalahkan Mick Doohan di balapan penutup musim.
“Apa yang saya alami pada 1989 sedikit berbeda. Itu adalah tahun kedua saya di ajang Grand Prix dan tahun pertama saya sebagai pebalap utama sebuah tim pabrikan. Jadi situasinya agak berbeda dengan Lorenzo dan Rossi saat ini. Rossi adalah juara dunia sembilan kali dan Jorge juga sudah juara dunia beberapa kali,” imbuhnya.
Baca Juga:
Valentino Rossi Bangga Masuk Klub Elite Ini